Saturday, July 9, 2016

Asesmen Pembelajaran : BAB 5 "DIMENSI PROSES KOGNITIF"

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 09, 2016 | No comments





Di bab 4 kami menjabarkan masing-masing keempat jenis pengetahuan secara rinci. Meskipun banyak pengajaran fokus pada pengetahuan faktual, kami menyarankan bahwa fokus terbatas ini dapat diperluas dengan menempatkan penekanan yang lebih besar pada macam lebih luas jenis-jenis pengetahuan, yang meliputi pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan meta kognitif. Serupa dengan itu, di bab ini kami menyarankan bahwa meskipun pengajaran dan penilaian umumnya menekankan satu jenis pemrosesan kognitif—pengingatan—pengajaran dapat diperluas untuk mencakup rentang lebih luas proses kognitif. Sebenarnya, penggunaan dominan kerangka orisinal telah ada di analisis kurikulum dan eksaminasi untuk memperlihatkan penekanan berlebihan pada pengingatan dan kurangnya penekanan mereka pada kategori proses yang lebih kompleks. Tujuan dari bab ini adalah untuk menjabarkan rentang penuh proses secara lebih terperinci.

            Dua tujuan pendidikan yang paling penting adalah untuk mendukung ingatan dan mendukung transfer (yang, ketika itu terjadi, mengindikasikan pembelajaran yang bermakna). Ingatan adalah kemampuan untuk mengingat materi pada beberapa waktu kemudian dengan cara yang banyak samanya dengan yang disajikan selama pengajaran. transfer adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah-masalah baru, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau untuk  mempermudah pembelajaran bahan pelajaran baru. Pendeknya, ingatan mensyaratkan siswa untuk mengingat apa yang mereka telah pelajari, sementara transfer mensyaratkan siswa untuk tidak hanya mengingat tapi juga memahami dan mampu menggunakan apa yang mereka telah pelajari. Dinyatakan dengan agak berbeda, ingatan fokus pada masa lalu, sementara transfer menekankan masa depan. Setelah siswa membaca sebuah pelajaran tentang hukum Ohm, misalnya, sebuah test ingatan meminta mereka untuk menuliskan formula untuk hukum Ohm. Sebaliknya, test transfer  mungkin meminta siswa untuk mengatur ulang rangkaian listrik untuk memaksimalkan laju aliran elektron atau menggunakan hukum Ohm untuk menjelaskan rangkaian listrik yang kompleks.
            Meskipun sasaran pendidikan untuk mendukung ingatan cukup mudah untuk dibuat, pendidik mungkin memiliki lebih banyak kesulitan dalam perumusan, pengajaran, dan penilaian sasaran-sasaran yang ditujukan untuk mendukung transfer. Kerangka yang telah kami revisi  dimaksudkan untuk membantu memperluas tipikal set sasaran pendidikan untuk mencantumkan ini yang dimaksudkan untuk mendukung transfer. Kami mulai bab ini dengan memperkenalkan ingatan dan transfer. Berikutnya, kami menjabarkan enam kategori proses kognitif (satu yang menekankan ingatan dan lima yang, meskipun mereka  mungkin mempermudah ingatan, menekankan transfer). Kami mengakhiri  bab dengan sebuah contoh bagaimana pembahasan ini dapat diterapkan ke pengajaran, pembelajaran, dan penilaian sebuah pelajaran tentang hukum ohm.

SEBUAH KISAH TENTANG HASIL-HASIL PEMBELAJARAN
Sebagai sebuah pendahuluan, kami secara singkat mempertimbangkan tiga skenario pembelajaran. Skenario pertama tidak ada pembelajaran (yakni, tidak ada pembelajaran yang dimaksudkan), skenario kedua pembelajaran hafalan, dan yang ketiga pembelajaran bermakna.

Skenario tidak ada pembelajaran
Amy membaca sebuah bab  tentang rangkaian listrik di buku pelajaran sains dia. Ia menepis materi tersebut, memastikan bahwa test akan mudah. Ketika ia diminta untuk mengingat kembali bagian dari pelajaran tersebut (sebagai sebuah test ingatan) ia mampu mengingat sangat sedikit istilah dan fakta kunci. Contoh, ia tidak dapat menyebutkan komponen utama dalam sebuah rangkaian listrik meskipun  mereka dijabarkan dalam bab tersebut. Ketika ia diminta untuk menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah (sebagai bagian dari test transfer), ia tidak dapat. Contoh, ia tidak dapat menjawab sebuah pertanyaan essay yang  meminta ia untuk mendiagnosa sebuah masalah pada sebuah rangkaian listrik. Di skenario kasus terburuk ini, Amy tidak memiliki atau tidak mampu menggunakan pengetahuan yang relevan. Amy belum cukup menghadirkan atau belum menyandikan materi selama pembelajaran.  Hasil pembelajaran yang dihasilkan dapat dicirikan pada prinsipnya sebagai tidak ada pembelajaran.

Pembelajaran hafalan
Becky membaca bab yang sama tentang rangkaian listrik. Ia membaca dengan cermat, memastikan ia membaca setiap kata. Ia melampaui materi dan mengingat fakta-fakta kunci. Ketika ia diminta untuk mengingat kembali materi tersebut, ia dapat mengingat hampir semua istilah dan fakta kunci di pelajaran tersebut. Tidak seperti Amy, ia mampu menyebutkan komponen-komponen utama  di sebuah rangkaian listrik. Namun demikian, ketika ia diminta untuk menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah, ia tidak dapat. Seperti Amy, ia tidak dapat menjawab pertanyaan essay tentang  diagnosis sebuah masalah di sebuah rangkaian listrik. Di skenario ini, Becky memiliki pengetahuan relevan tapi tidak dapat menggunakan pengetahuan itu untuk menyelesaikan masalah. Ia tidak dapat mentransfer pengetahuan ini ke sebuah situasi baru. Becky telah menghadirkan informasi yang relevan, tapi ia belum memahaminya dan oleh karena itu tidak dapat menggunakannya. Hasil pembelajaran yang dihasilkan dapat dinamakan pembelajaran hafalan.

Pembelajaran bermakna
Carla membaca bab yang sama tentang rangkaian listrik. Ia membaca dengan cermat, mencoba memahaminya. Ketika ia diminta untuk mengingat materi tersebut, ia, seperti Becky, dapat mengingat hampir semua istilah dan fakta penting di pelajaran tersebut.  Lebih lanjut, ketika ia diminta untuk menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah, ia membangkitkan banyak solusi yang mungkin. Di skenario ini, tidak hanya Carla memiliki pengetahuan yang relevan, tapi ia juga dapat menggunakan pengetahuan itu untuk menyelesaikan masalah dan memahami konsep-konsep baru. Ia dapat mentransfer pengetahuan dia ke problem-problem baru dan situasi-situasi pembelajaran baru. Carla telah menghadirkan informasi relevan dan memahaminya.  Hasil pembelajaran yang dihasilkan  dapat dinamakan pembelajaran bermakna.

            Pembelajaran bermakna memberi siswa pengetahuan dan proses kognitif yang mereka butuhkan untuk keberhasilan penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah terjadi ketika seorang siswa menemukan  sebuah cara untuk mencapai sebuah tujuan yang ia belum pernah capai sebelumnya, yakni, menggambarkan bagaimana merubah suatu situasi dari keadaan yang diberikan ke keadaan tujuan. Dua komponen utama dalam penyelesaian masalah  adalah representasi masalah—dimana seorang siswa membangun sebuah representasi mental masalah tersebut—dan solusi masalah—dimana seorang siswa menemukan dan membawakan sebuah rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Konsisten dengan riset baru-baru ini, penulis handbook orisinal mengenali bahwa siswa sering menyelesaikan masalah dengan analogi. Yakni, mereka merumuskan ulang problem tersebut dalam bentuk yang lebih familier, mengenali bahwa itu mirip dengan suatu jenis masalah yang ia sudah familier,   dan kemudian menerapkan metode tersebut ke problem yang harus diselesaikan.

PEMBELAJARAN BERMAKNA SEBAGAI PEMBENTUK KERANGKA PENGETAHUAN
Fokus pada pembelajaran bermakna konsisten dengan pandangan pembelajaran sebagai pembentuk pengetahuan, dimana siswa berupaya memahami pengalaman mereka.  Di pembelajaran constructivist, seperti disebutkan di halaman 38, siswa terlibat dalam pengolahan kognitif aktif, seperti misalnya memperhatikan informasi relevan yang masuk, mengolah secara mental informasi yang masuk kedalam sebuah representasi koheren, dan secara mental memadukan informasi yang masuk dengan pengetahuan yang sudah ada. Sebaliknya, fokus ada pembelajaran hafalan sesuai dengan pandangan pembelajaran sebagai penguasaan pengetahuan, dimana siswa berupaya untuk menambah informasi baru ke memori mereka.
            Pembelajaran constructivist (yakni, pembelajaran bermakna) diakui sebagai sebuah tujuan pendidikan yang penting. Ia mensyaratkan bahwa pengajaran berjalan melampaui presentasi sederhana pengetahuan faktual dan bahwa tugas-tugas penilaian mensyaratkan siswa untuk lebih dari sekedar mengingat kembali atau mengenali pengetahuan faktual. Proses kognitif  yang diringkaskan di bab ini menyediakan sebuah cara untuk menjelaskan bermacam aktifitas kognitif siswa di pembelajaran constructivist; yakni, proses ini adalah cara dimana siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses penyusunan pengertian.

PROSES KOGNITIF UNTUK INGATAN DAN TRANSFER
Jika kita tertarik utamanya dalam pengajaran dan penilaian sejauh mana siswa mempelajari beberapa konten materi pelajaran dan menahannya selama beberapa periode waktu, kita akan fokus utamanya pada satu kelas proses kognitif—yakni, proses yang terkait dengan mengingat. Sebaliknya, jika kita ingin memperluas fokus kita dengan memeriksa cara-cara untuk mendukung dan menilai pembelajaran bermakna, kita perlu memeriksa proses-proses yang berjalan melampaui pengingatan.
            Proses-proses kognitif  apa yang dipakai untuk ingatan dan transfer ?  Seperti telah kami bahas, kerangka yang telah kami revisi  melibatkan enam kategori proses—satu yang erat terkait dengan ingatan (mengingat) dan lima lainnya secara meningkat terkait dengan transfer (memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan). Berdasarkan revisi sasaran ilustratif yang diterakan di Handbook orisinal dan pemeriksaan sistem-sistem klasifikasi lainnya, kami telah memilih 19 proses kognitif yang cocok dengan keenam kategori ini.  Tabel 5.1. menyediakan  definisi singkat  dan contoh tiap-tiap proses kognitif, menerakan nama-nama alternatif mereka, dan mengindikasikan kategori yang ia miliki.  Ke sembilan belas proses kognitif spesifik ini dimaksudkan untuk saling eksklusif, bersama-sama mereka menggambarkan keluasan dan batasan keenam kategori.
KATEGORI DIMENSI PROSES KOGNITIF
Di pembahasan yang mengikuti, kami mendefinisikan proses kognitif dalam masing-masing keenam kategori secara rinci, membuat komparasi dengan proses kognitif lainnya bilamana tepat. Kami menawarkan sampel sasaran pendidikan dan penilaian  bermacam area pelajaran  dan juga versi alternatif tugas penilaian. Masing-masing sasaran ilustratif di materi yang mengikuti sebaiknya dibaca seolah-olah didahului dengan frase “siswa mampu untuk …” atau “siswa belajar untuk … “

1.  MENGINGAT
Ketika sasaran pengajaran adalah untuk mendukung ingatan materi sekarang di bentuk yang banyak samanya dengan yang telah diajarkan, kategori proses yang relevan adalah mengingat. Pengingatan melibatkan pemanggilan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Dua proses kognitif yang terkait adalah mengenali  dan mengingat kembali. Pengetahuan relevan mungkin faktual, konseptual, prosedural, atau meta kognitif, atau beberapa kombinasi ini.
            Untuk menilai pembelajaran pada kategori proses paling sederhana, siswa diberi tugas pengenalan atau pengingatan  dibawah kondisi-kondisi yang sangat mirip dengan kondisi-kondisi yang ia telah pelajari. Sedikit, jika ada, perluasan melampaui kondisi-kondisi yang diharapkan. Jika, misalnya, seorang siswa belajar ekivalen bahasa inggris untuk 20 kata-kata bahasa spanyol, maka test pengingatan dapat melibatkan meminta siswa untuk mencocokkan kata-kata bahasa spanyol dalam satu list dengan  ekivalen bahasa Inggris mereka di list kedua atau menuliskan kata  bahasa Inggris yang berhubungan ke masing-masing kata bahasa Spanyol yang disajikan di list tersebut (yakni, mengingat kembali).
            Pengingatan  pengetahuan adalah penting untuk pembelajaran bermakna dan penyelesaian masalah ketika pengetahuan itu dipakai di tugas-tugas yang lebih kompleks.  Contoh, pengetahuan pengucapan yang benar akan kata-kata bahasa Inggris untuk level kelas tertentu adalah tepat jika siswa adalah untuk menguasai penulisan sebuah essay. Ketika guru hanya berkonsentrasi pada pembelajaran hafalan, maka pengajaran dan penilaian yang fokus hanya pada pengingatan elemen-elemen atau fragmen-fragmen pengetahuan sering terisolir dari konteks mereka. Namun demikian, ketika guru  fokus pada pembelajaran bermakna,  pengingatan  pengetahuan terintegrasi dalam tugas lebih besar penyusunan pengetahuan baru atau penyelesaian masalah baru.

1.  Pengenalan
Pengenalan melibatkan pemanggilan kembali pengetahuan relevan dari memori jangka panjang agar dapat dibandingkan dengan informasi yang telah diberikan. Dalam pengenalan, siswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi yang identik atau sangat mirip dengan informasi yang disajikan (seperti direpresentasikan di memori kerja). Ketika disajikan dengan informasi baru, siswa menentukan apakah informasi itu berhubungan dengan pengetahuan terdahulu yang sudah dipelajari  untuk sebuah kecocokan. Sebuah istilah alternatif untuk pengenalan adalah pengidentifikasian.

SAMPLE SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di pelajaran-pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa siswa mengenali tanggal-tanggal tepat peristiwa-peristiwa penting di  sejarah AS.  Sebuah item test yang berhubungan adalah : “benar atau salah” :  Proklamasi Kemerdekaan diadopsi pada tanggal 4 Juli 1776”. Di literatur, sebuah sasaran dapat berupa mengenali penulis-penulis karya-karya sastra Inggris. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah test pencocokan  yang mengandung sebuah daftar sepuluh penulis (termasuk Charles Dickens) dan sebuah daftar  novel yang sedikit lebih dari sepuluh  (termasuk David Copperfield).  Di Matematika, sebuah sasaran dapat berupa mengenali anggota-anggota sisi-sisi di bentuk-bentuk geometris sederhana. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah sebuah test pilihan ganda dengan item-item seperti misalnya berikut ini : “berapa banyak sisi-sisi yang sebuah pentagon (segi lima) miliki ? (a) empat, (b) lima, (c) enam, (d) tujuh”.



FORMAT PENILAIAN
Seperti diilustrasikan di paragraf yang mendahului, tiga metode utama penyajian tugas pengenalan  untuk tujuan penilaian adalah verifikasi, pencocokan, dan paksaan pilihan. Di tugas verifikasi, siswa diberi beberapa informasi dan harus memilih apakah benar atau salah. Format benar-salah adalah contoh paling umum. Di pencocokan, dua daftar disajikan, dan siswa harus memilih bagaimana tiap item di satu daftar berhubungan dengan sebuah item di daftar yang lain.  di tugas paksaan pilihan, siswa diberikan sebuah isyarat bersama dengan beberapa kemungkinan jawaban dan harus memilih jawaban mana yang benar atau ‘jawaban terbaik’. Pilihan ganda adalah format paling  umum.

2.  MENGINGAT KEMBALI
Mengingat kembali melibatkan pengetahuan relevan dari memori jangka panjang ketika diberikan sebuah isyarat untuk dilakukan. Isyarat sering sebuah pertanyaan. Di mengingat kembali, seorang siswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi dan membawa potongan informasi itu ke memori kerja dimana ia dapat diproses. Sebuah istilah alternatif untuk mengingat kembali adalah memanggil kembali.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengingat kembali, seorang siswa mengingat  informasi yang telah dipelajari sebelumnya ketika diberikan sebuah isyarat. Di pelajaran-pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa mengingat kembali ekspor utama  berbagai negara Amerika Selatan. Sebuah item test yang berhubungan adalah “Apa ekspor utama Bolivia?”  Di literatur, sebuah sasaran dapat berupa mengingat kembali penulis puisi yang menulis bermacam sajak. Sebuah pertanyaan test yang berhubungan adalah “siapa yang menulis ‘the charge of the light brigade?’ Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mengingat kembali fakta perkalian. Sebuah item test yang berhubungan meminta siswa untuk mengalikan 7 x 8 (atau “7 x 8 = ?”).


FORMAT PENILAIAN
Tugas penilaian untuk mengingat kembali dapat berbeda-beda di jumlah dan kualitas isyarat yang siswa diberi.  Dengan pengisyaratan yang kecil, siswa tidak diberi segala petunjuk atau informasi terkait (seperti misalnya “apa itu sebuah meter?”). Dengan pengisyaratan tinggi, siswa diberi beberapa petunjuk (seperti misalnya “di sistem metrik, sebuah meter adalah ukuran untuk ….”).
            Tugas penilaian untuk mengingat kembali dapat juga berbeda-beda di jumlah penanaman, atau sejauh mana item-item ditempatkan dalam sebuah konteks bermakna yang lebih besar. Dengan penanaman yang rendah, tugas mengingat kembali diberikan sebagai sebuah peristiwa tunggal terisolir, sebagaimana di contoh-contoh yang mendahului.  Dengan penanaman tinggi, tugas mengingat kembali dimasukkan dalam konteks sebuah masalah yang lebih besar, seperti misalnya menanyai seorang siswa  untuk mengingat kembali formula untuk area sebuah lingkaran ketika menyelesaikan sebuah masalah kata yang memerlukan formula itu.

2.  MEMAHAMI
Seperti kami tunjukkan, ketika tujuan utama pengajaran adalah untuk mendukung ingatan, fokusnya ada pada sasaran yang menekankan mengingat. Ketika tujuan pengajaran adalah untuk mendukung transfer, fokusnya bergeser ke lima proses kognitif lainnya, memahami  melalui menciptakan.  Tentu, kategori terbesar sasaran pendidikan berbasis transfer yang ditekankan di sekolah dan kampus adalah memahami. Siswa dikatakan memahami  ketika mereka mampu menyusun pengertian dari pesan pengajaran, yang meliputi komunikasi lesan, tulisan, dan grafik, namun demikian, mereka diberikan ke siswa : selama pelajaran, di buku, atau di monitor komputer.  Contoh-contoh pesan pengajaran potensial  meliputi sebuah demo fisika di kelas, sebuah formasi geologis yang terlihat di sebuah perjalanan lapangan, sebuah simulasi komputer sebuah perjalanan melalui sebuah museum seni, dan  sebuah karya musik yang dimainkan  oleh sebuah orkestra, dan juga banyak representasi verbal, pictorial, dan simbolis di atas kertas.
            Siswa memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan ‘baru’  yang hendak diperoleh dan pengetahuan terdahulu mereka. secara lebih spesifik, pengetahuan yang masuk dipadukan dengan skema dan kerangka kognitif yang sudah ada. Karena konsep adalah blok bangunan untuk skema dan kerangka ini,  pengetahuan konseptual  menyediakan landasan pemahaman. Proses kognitif di kategori memahami meliputi menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

2.1.  MENAFSIRKAN
Menafsirkan terjadi ketika seorang siswa mampu mengubah informasi dari satu bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya. Menafsirkan mungkin melibatkan mengubah kata ke kata, gambar ke kata, kata ke gambar, angka ke kata, kata ke angka, not musik ke nada, dan semacamnya.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam menafsirkan, ketika diberikan informasi dalam satu bentuk representasi, seorang siswa mampu mengubahnya menjadi bentuk lain.  Di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar mem-paraphrase-kan pidato-pidato dan dokumen-dokumen penting dari periode Perang Sipil di sejarah AS. Sebuah penugasan yang berhubungan meminta seorang siswa untuk mem-paraphrase-kan sebuah pidato terkenal, seperti misalnya Lincoln’s Gettysburg Address.  Di sains, sebuah sasaran dapat berupa belajar menggambar representasi pictorial bermacam fenomena alam. Sebuah item penugasan yang berhubungan meminta seorang siswa untuk menggambarkan serangkaian diagram yang mengilustrasikan fotosintesis. Di matematika, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar menerjemahkan kalimat angka yang diekspresikan dalam kata menjadi persamaan aljabar yang diekspresikan dalam simbol. Sebuah item penugasan yang berhubungan meminta seorang siswa untuk menuliskan sebuah persamaan (menggunakan B untuk jumlah anak laki dan G untuk jumlah anak perempuan) yang berhubungan dengan statemen “ada dua kali anak laki dibanding anak perempuan di kelas.

FORMAT PENILAIAN
Format item test yang tepat meliputi respon terstruktur (yakni, memberikan sebuah jawaban) dan respon terpilih (yakni, memilih sebuah jawaban). Informasi disajikan dalam satu bentuk, dan siswa diminta menyusun atau memilih informasi yang sama dalam bentuk yang berbeda. Contoh, sebuah tugas respon terstruktur adalah : “menulis sebuah persamaan yang berhubungan dengan pernyataan berikut ini, dengan menggunakan T untuk total biaya dan P untuk jumlah pound. Total biaya mengirimkan paket adalah $2 untuk pound pertama plus $1.5 untuk masing-masing tambahan pound. Sebuah versi seleksi untuk tugas ini adalah : “persamaan mana yang berhubungan dengan pernyataan berikut ini, dimana T berdiri untuk total biaya dan P untuk jumlah pound? Total biaya pengiriman sebuah paket adalah $2 untuk pound pertama plus $2.5 untuk masing-masing tambahan pound. (a) T = $3.5 + P, (b). T = 2 + $1.5 (P),  (c). T = $2 + $1.5 (P-1).
            Untuk meningkatkan probabilitas bahwa menafsirkan lebih daripada mengingat dinilai, informasi yang tercantum dalam tugas penilaian tersebut harus baru. “baru” disini berarti bahwa siswa tidak menemuinya selama pengajaran. Kecuali kalau aturan ini diamati, kita tidak dapat memastikan bahwa menafsirkan  lebih ketimbang mengingat dinilai. Jika  tugas penilaian  identik dengan tugas atau contoh yang dipakai selama pengajaran, kita barangkali menilai mengingat, meskipun upaya kita bertolak belakang.
            Meskipun kami tidak akan mengulang poin ini disini, itu berlaku untuk tiap kategori proses dan proses kognitif diluar mengingat. Jika tugas penilaian adalah untuk menyadap  proses kognitif tingkat lebih tinggi, mereka harus mensyaratkan bahwa siswa tidak dapat menjawab mereka secara benar dengan bergantung pada memori sendirian.



2.  MEMBERIKAN CONTOH
Memberikan contoh  terjadi ketika seorang siswa memberikan sebuah contoh khusus atau contoh sebuah konsep atau prinsip umum. Memberi contoh  melibatkan pengidentifikasian dan pendefinisian ciri-ciri konsep atau prinsip umum (misal, sebuah segitiga sama kaki harus memiliki dua sisi yang sama) dan menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau menyusun sebuah contoh spesifik. Istilah-istilah alternatif adalah mengilustrasikan dan mencontohkan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN 
Di  memberikan contoh, seorang siswa diberi sebuah konsep atau prinsip dan harus  memilih atau memproduksi sebuah contoh khusus darinya yang tidak ditemui selama pengajaran. Di sejarah seni, sebuah sasaran dapat berupa belajar memberi contoh bermacam  gaya melukis artistik. Sebuah penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk memilih yang mana dari empat lukisan yang merepresentasikan gaya impressionist. Di sains, sebuah sampel  sasaran  dapat berupa mampu memberi contoh bermacam jenis senyawa kimia. Sebuah tugas penilaian yang  berhubungan meminta siswa untuk menempatkan sebuah senyawa anorganik di atas bidang dan memberitahu mengapa ia anorganik (yakni, menentukan ciri-ciri yang mendefinisikan). Di literatur, sebuah sasaran dapat berupa belajar memberikan contoh bermacam genre yang bermain. Penilaian bisa memberi siswa sketsa singkat empat lakon (hanya satu yang komedi romantik) dan meminta siswa untuk menamai lakon tersebut yang adalah sebuah komedi romantik.

FORMAT PENILAIAN
Memberikan contoh dapat melibatkan format respon tersusun—dimana siswa harus membuat sebuah contoh—atau format respon terpilih—dimana siswa harus memilih sebuah contoh dari sebuah set tertentu. Contoh sains, “tempatkan sebuah senyawa anorganik dan beritahu mengapa ia anorganik”, mensyaratkan sebuah respon tersusun.  Sebaliknya, item “yang mana dari ini yang merupakan sebuah senyawa anorganik?” (a) besi, (b) protein, (c) darah, (d) tanah gembur     mensyaratkan sebuah respon terpilih.

2.3.  MENGKLASIFIKASI
Mengklasifikasi terjadi ketika seorang siswa mengenali bahwa sesuatu (misal, sebuah contoh tertentu) memiliki suatu kategori tertentu (misal, konsep atau prinsip). Mengklasifikasi melibatkan pendeteksian ciri atau pola tertentu yang cocok baik dengan contoh spesifik maupun dengan konsep atau prinsip tertentu. Mengklasifikasi adalah sebuah proses komplementer  untuk memberikan contoh. Sementara  memberikan contoh dimulai dengan sebuah konsep atau prinsip umum dan menuntut siswa untuk menemukan sebuah contoh khusus, mengklasifikasi dimulai dengan contoh spesifik dan menuntut siswa untuk menemukan konsep atau prinsip umum. Istilah alternatif untuk mengklasifikasi adalah mengkategorikan

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengklasifikasi kasus-kasus pengamatan gangguan mental. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk mengamati video perilaku seseorang dengan penyakit mental dan kemudian menunjukkan gangguan mental yang ditayangkan.  Di ilmu alam, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengkategorikan spesies berbagai macam binatang pra sejarah. Sebuah penilaian memberi seorang siswa beberapa gambar binatang-binatang prasejarah dengan pengajaran untuk mengelompokkan mereka dengan yang lainnya dari spesies yang sama. Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mampu menentukan kategori-kategori yang bilangan-bilangan miliki. Sebuah tugas penilaian memberikan sebuah contoh dan meminta seorang siswa untuk melingkari semua bilangan dalam sebuah daftar dari kategori yang sama.



FORMAT PENILAIAN
Di tugas respon tersusun, seorang siswa diberikan sebuah contoh dan harus menghasilkan konsep atau prinsip terkait nya.  Di tugas respon terpilih, seorang siswa diberikan sebuah contoh dan harus memilih konsep atau prinsip nya dari sebuah daftar. Di sebuah tugas penyortiran, seorang siswa diberikan sebuah set contoh dan harus menentukan yang mana yang memiliki kategori yang telah ditentukan dan yang mana yang tidak, atau harus menempatkan tiap-tiap contoh kedalam salah satu dari banyak kategori.

1.4.  MERINGKAS
Meringkas  terjadi ketika seorang siswa mengusulkan sebuah pernyataan tunggal yang merepresentasikan informasi yang disajikan atau membuat abstrak  dari sebuah tema umum. Meringkas melibatkan menyusun sebuah representasi informasi, seperti misalnya pengertian sebuah adegan dalam sebuah permainan, dan membuat abstrak  sebuah ringkasan darinya, seperti misalnya menentukan sebuah tema atau poin utama. Istilah-istilah alternatif  adalah membuat generalisasi dan membuat abstrak.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam meringkas, ketika diberikan informasi, seorang siswa memberikan sebuah ringkasan atau abstrak sebuah tema umum. Sebuah sampel sasaran di sejarah dapat berupa belajar menulis ringkasan pendek peristiwa-peristiwa yang digambarkan secara pictorial.  Sebuah item penilaian yang berhubungan  meminta seorang siswa untuk mengamati sebuah videotape tentang Revolusi Perancis dan kemudian menuliskan sebuah ringkasan singkat. Serupa dengan itu, sebuah sampel sasaran di ilmu alam dapat berupa belajar meringkas kontribusi utama ilmuwan-ilmuwan terkenal setelah membaca beberapa tulisan mereka. Sebuah item penilaian yang berhubungan  meminta seorang siswa untuk membaca tulisan-tulisan terpilih mengenai Charles Darwin dan meringkas poin-poin utama. Di ilmu komputer, sebuah sasaran dapat berupa belajar meringkas tujuan bermacam subroutine dalam sebuah program.  Sebuah item penilaian menyajikan sebuah program dan meminta seorang siswa untuk menuliskan sebuah kalimat yang menjabarkan  sub tujuan yang tiap bagian dari program tersebut selesaikan dalam keseluruhan program.

FORMAT PENILAIAN
Tugas penilaian dapat disajikan dalam respon tersusun atau format pemilihan, yang melibatkan baik tema ataupun ringkasan. Umum dikatakan, tema adalah lebih abstrak daripada ringkasan. Contoh, dalam sebuah tugas respon tersusun, siswa mungkin diminta untuk membaca sebuah lintasan tak bernama di California Gold Rush dan kemudian menuliskan sebuah judul yang tepat. Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa mungkin diminta untuk membaca sebuah perlintasan  di California Gold Rush dan kemudian memilih judul yang paling tepat dari sebuah daftar empat kemungkinan nama atau merangkung nama-nama tersebut dalam urutan “kecocokan” mereka dengan poin perlintasan.

2.5.   MENYIMPULKAN
Menyimpulkan  meliputi menemukan sebuah pola dalam sebuah serial contoh. Menyimpulkan terjadi ketika seorang siswa mampu membuat abstrak sebuah konsep atau prinsip yang memperhitungkan sebuah set contoh dengan menyandikan ciri-ciri tiap-tiap contoh yang relevan dan, yang paling penting, dengan memperhatikan hubungan-hubungan diantara mereka. contoh, ketika diberikan sebuah serial angka seperti misalnya 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, seorang siswa mampu fokus pada nilai numerik tiap digit lebih ketimbang fokus pada ciri-ciri yang tidak relevan seperti misalnya bentuk tiap digit atau apakah tiap digit itu ganjil atau genap. Ia lalu mampu membedakan pola di serial angka tersebut (yakni, setelah dua angka pertama, tiap-tiap nya adalah jumlah dua angka sebelumnya).
            Proses menyimpulkan  melibatkan membuat perbandingan diantara contoh-contoh dalam konteks keseluruhan set. Contoh, untuk menentukan angka berapa yang akan datang berikutnya di serial diatas, seorang siswa harus mengidentifikasi pola. Sebuah proses yang terkait  adalah menggunakan pola tersebut untuk membuat sebuah contoh baru (misal, angka berikutnya pada serial tersebut adalah 34, jumlah 13 dan 21). Ini adalah contoh mengeksekusi, yang merupakan sebuah proses kognitif yang terkait dengan  menerapkan, menyimpulkan dan mengeksekusi yang sering dipakai bersama-sama pada tugas kognitif.
            Terakhir, menyimpulkan adalah berbeda dari melengkapi  (sebuah proses kognitif yang terkait dengan analisis). Seperti kami bahas nanti di bab ini, melengkapi fokus semata-mata pada persoalan pragmatis penentuan sudut pandang atau maksud penulis, sementara menyimpulkan  fokus pada persoalan menginduksikan sebuah pola berdasarkan pada informasi yang telah disajikan. Cara lain membedakan antara kedua ini adalah melengkapi secara luas dapat diterapkan ke situasi-situasi dimana orang harus “membaca diantara garis-garis”, terutama  ketika orang berupaya untuk menentukan sudut pandang  seorang penulis. Menyimpulkan, di sisi lain, terjadi dalam sebuah konteks yang memberikan sebuah harapan akan apa yang hendak disimpulkan. Istilah alternatif untuk menyimpulkan adalah ekstrapolasi, interpolasi, prediksi, dan konklusi.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menyimpulkan, ketika diberikan sebuah set atau serial contoh, seorang siswa menemukan sebuah konsep atau prinsip yang memperhitungkan mereka. contoh, di pembelajaran bahasa Spanyol sebagai sebuah bahasa kedua, sebuah sampel sasaran dapat berupa mampu menyimpulkan prinsip gramatikal dari contoh. Untuk penilaian, seorang siswa diberi pasangan artikel-noun “la casa, el muchacho, la senorita, el pero” dan diminta untuk memformulasikan sebuah prinsip untuk kapan menggunakan “la” dan kapan menggunakan “el”. Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa belajar menyimpulkan hubungan yang diekspresikan sebagai sebuah persamaan yang merepresentasikan beberapa observasi nilai untuk dua variabel. Sebuah item penilaian meminta seorang siswa untuk menggambarkan hubungan sebagai sebuah persamaan yang melibatkan x dan y untuk situasi dimana jika x adalah 1, maka y adalah 0; jika x adalah 2 maka y adalah 3; jika x adalah 3 maka y adalah 8.

FORMAT PENILAIAN
Tiga tugas umum yang mensyaratkan menyimpulkan (sering bersama dengan mengimplementasikan) adalah tugas-tugas melengkapi, tugas-tugas analogi, dan tugas-tugas yang aneh.  Dalam tugas melengkapi, seorang siswa diberikan serial item dan harus menentukan apa yang akan datang berikutnya, seperti dalam contoh serial angka diatas. Di tugas analogi, seorang siswa diberikan sebuah analogi bentuk A adalah B sebagaimana C adalah D,  seperti misalnya ‘negara’ adalah untuk ‘presiden’ sebagaimana ‘negara bagian’ untuk ……………………
Tugas siswa adalah menghasilkan atau memiliki sebuah istilah yang cocok di tempat kosong tersebut dan melengkapi analogi (seperti misalnya “gubernur”). Di tugas yang aneh, seorang siswa diberi tiga atau lebih item  dan harus menentukan yang mana yang  tidak memiliki.  Contoh, seorang siswa mungkin diberikan tiga problem fisika, dua yang melibatkan satu prinsip dan yang lain yang melibatkan sebuah prinsip yang berbeda. Untuk fokus hanya pada proses menyimpulkan, pertanyaan di tiap-tiap tugas penilaian dapat berupa menyatakan konsep  atau prinsip pokok yang siswa pakai untuk tiba pada jawaban yang benar.

2.6.  MEMBANDINGKAN
Membandingkan  meliputi mendeteksi kemiripan dan perbedaan antara dua atau lebih obyek, peristiwa, ide, problem, atau situasi, seperti misalnya menentukan bagaimana sebuah peristiwa yang diketahui dengan baik (misal, sebuah skandal politik terbaru) adalah seperti  sebuah peristiwa yang kurang familier (misal, sebuah skandal politik sejarah). Membandingkan  melibatkan menemukan hubungan satu lawan satu antara unsur dan pola di satu obyek, peristiwa, atau ide dan yang ada di obyek, peristiwa, atau ide lain. Ketika dipakai  bersamaan dengan menyimpulkan  (misal, pertama-tama, membuat abstrak sebuah aturan dari situasi yang lebih familier) dan mengimplementasikan  (misal, kedua, menerapkan aturan tersebut ke situasi yang kurang familier),  membandingkan dapat berhubungan dengan alasan dengan analogi.  Istilah alternatif adalah mengontraskan, mencocokkan, dan memetakan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIANYANG BERHUBUNGAN
Dalam  membandingkan, ketika diberi informasi baru, seorang siswa mendeteksi hubungan-hubungan dengan pengetahuan yang lebih familier. Contoh, di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa memahami peristiwa sejarah dengan membandingkan mereka dengan situasi yang familier. Sebuah pertanyaan penilaian yang berhubungan adalah “bagaimana revolusi amerika seperti sebuah perjuangan keluarga atau sebuah argumen diantara teman-teman ?”  Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar membandingkan sebuah rangkaian listrik ke sebuah sistem yang lebih familier. Di penilaian, kita bertanya “ bagaimana sebuah rangkaian listrik seperti  air yang mengalir melalui sebuah pipa?”
            Membandingkan mungkin juga melibatkan hubungan-hubungan antara dua atau lebih obyek, peristiwa, atau ide yang disajikan. Di matematika, sebuah sampel sasaran  dapat berupa belajar membandingkan secara struktural  problem-problem kata yang mirip. Sebuah pertanyaan penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk memberitahu bagaimana sebuah problem campuran tertentu adalah seperti  sebuah problem kerja tertentu.

FORMAT PENILAIAN
Sebuah teknik utama untuk menilai proses kognitif  membandingkan adalah pemetaan. Di pemetaan, seorang siswa harus menunjukkan bagaimana tiap bagian dari satu obyek, ide, problem atau situasi berhubungan dengan (atau berpeta pada) tiap bagian yang lain.  contoh, seorang siswa dapat diminta untuk merinci bagaimana baterai, kawat, dan resistor dalam sebuah rangkaian listrik adalah masing-masing seperti pompa, pipa, dan konstruksi pipa dalam sebuah sistem aliran air. 

2.7.  MENJELASKAN
Menjelaskan terjadi ketika seorang siswa mampu menyusun dan menggunakan sebuah model sebab akibat dari sebuah sistem. Model tersebut mungkin diperoleh dari sebuah teori formal (seperti sering adalah kasus di ilmu alam) atau mungkin didasarkan pada riset atau pengalaman (seperti sering adalah kasus di ilmu sosial dan humanisme). Sebuah penjelasan lengkap meliputi menyusun sebuah model sebab dan akibat, yang melibatkan tiap-tiap bagian utama dalam sebuah sistem atau tiap-tiap peristiwa utama di rantai tersebut,  dan menggunakan model tersebut untuk menentukan bagaimana sebuah perubahan di satu bagian sistem  atau satu “hubungan” di rantai tersebut mempengaruhi sebuah perubahan di bagian lain.  Sebuah istilah alternatif untuk menjelaskan adalah menyusun sebuah model.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menjelaskan, ketika diberikan sebuah deskripsi dari sebuah sistem, seorang siswa membangun dan menggunakan sebuah model sebab akibat dari sistem tersebut. Contoh, di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa menjelaskan peristiwa sejarah abad ke delapan belas yang penting. Sebagai sebuah penilaian, setelah membaca dan membahas sebuah unit tentang Revolusi Amerika, siswa diminta untuk menyusun sebuah rantai sebab akibat dari peristiwa-peristiwa yang paling baik menjelaskan mengapa perang terjadi. Di ilmu alami, sebuah sasaran dapat berupa menjelaskan bagaimana hukum fisika dasar bekerja. Penilaian yang berhubungan menanyai siswa siapa yang telah belajar hukum Ohm untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan besaran arus ketika sebuah baterai kedua ditambahkan ke sebuah rangkaian, atau menanyai siswa siapa yang telah melihat video atau badai petir untuk menjelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan di temperatur mempengaruhi pembentukan petir.

FORMAT PENILAIAN
Beberapa tugas  dapat dimaksudkan untuk menilai kemampuan seorang siswa untuk menjelaskan, yang meliputi pemberian alasan, penyelesaian masalah, merancang ulang, dan membuat prediksi. Di tugas memberikan alasan, seorang siswa diminta untuk memberikan sebuah alasan untuk sebuah peristiwa tertentu. Contoh, “Mengapa udara memasuki sebuah pompa ban sepeda ketika anda menarik handel?” di kasus ini, sebuah jawaban seperti misalnya “Ia ditekan kedalam karena tekanan udara adalah lebih kecil didalam pompa dari pada di luar” melibatkan menemukan sebuah prinsip yang memperhitungkan peristiwa tertentu.
            Di penyelesaian masalah, seorang siswa diminta untuk mendisain apa yang dapat berjalan salah dalam sebuah sistem yang gagal berfungsi. Contoh, “misal anda menarik ke atas dan menekan ke bawah handel sebuah pompa ban sepeda beberapa kali tapi tidak ada udara keluar. Apa yang salah? Di kasus ini, siswa harus menemukan penjelasan untuk gejala, seperti misalnya “ada sebuah lubang di silinder” atau “sebuah katup terjulur dalam posisi open”.
            Dalam mendisain ulang, seorang siswa diminta untuk mengubah sistem untuk menyelesaikan beberapa tujuan. Contoh, “Bagaimana anda dapat memperbaiki sebuah pompa ban sepeda sehingga ia akan lebih efisien?” Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang siswa harus membayangkan mengubah satu atau lebih  komponen di sistem, seperti misalnya “meletakkan pelumas diantara piston dan silinder”.
            Dalam  membuat prediksi, seorang siswa ditanya bagaimana sebuah perubahan di satu bagian sebuah sistem akan mempengaruhi sebuah perubahan di bagian lain dari sistem tersebut. Contoh, “apa yang akan terjadi jika anda meningkatkan diameter silinder di sebuah pompa ban sepeda?” Pertanyaan ini mensyaratkan  bahwa siswa “mengoperasikan” model mental pompa untuk melihat bahwa jumlah udara yang bergerak melalui pompa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan diameter silinder.

3.  MENERAPKAN
Menerapkan  melibatkan penggunaan prosedur untuk melakukan latihan atau menyelesaikan masalah. Jadi, menerapkan erat terkait dengan pengetahuan prosedural. Sebuah latihan adalah sebuah tugas yang siswa telah tahu prosedur tepat  yang harus dipakai, sehingga siswa telah mengembangkan pendekatan yang cukup rutin pada prosedur tersebut. Sebuah masalah adalah sebuah tugas yang siswa pada awalnya tidak tahu prosedur apa  yang harus dipakai, sehingga siswa harus menempatkan sebuah prosedur untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan meliputi dua proses kognitif : mengeksekusi—ketika tugas adalah sebuah latihan (familier)—dan mengimplementasikan­—ketika tugas adalah sebuah masalah (tidak familier).
            Ketika tugas adalah sebuah latihan yang familier, siswa pada umumnya tahu pengetahuan prosedur yang harus dipakai.  Ketika diberikan sebuah latihan (atau set latihan), siswa biasanya melakukan prosedur dengan sedikit berpikir. Contoh, seorang siswa aljabar yang dihadapkan dengan latihan ke 50 yang melibatkan persamaan kuadrat mungkin hanya “mem-plug in angka-angka dan memutar engkol”.
            Namun demikian, ketika tugas adalah sebuah problem yang tak familier, siswa harus menentukan pengetahuan apa yang mereka akan pakai. Jika tugas tampak menyerukan  pengetahuan prosedural  dan tidak ada prosedur yang tersedia yang cocok dengan situasi masalah secara persis sama, maka modifikasi di pengetahuan prosedural terpilih  mungkin perlu. Bertolak belakang dengan mengeksekusi, maka, mengimplementasikan mensyaratkan beberapa tingkat pemahaman masalah dan juga prosedur solusi. Di kasus mengimplementasikan, maka, memahami pengetahuan konseptual adalah sebuah prasyarat untuk mampu menerapkan pengetahuan prosedural.

3.1.  MENGEKSEKUSI
Di mengeksekusi, seorang siswa secara rutin menjalankan sebuah prosedur ketika berhadapan dengan sebuah tugas yang familier (yakni, latihan). Kebiasaan dengan situasi sering memberikan isyarat yang cukup untuk memandu pilihan prosedur yang tepat untuk dipakai. Mengeksekusi  lebih sering terkait dengan penggunaan skill dan algoritma daripada dengan teknik dan metode (lihat pembahasan kami tentang pengetahuan prosedural di halaman 52-53). Skill dan algoritma  memiliki dua kualitas  yang membuat mereka sangat setuju  untuk mengeksekusi.  Pertama, pertama, mereka meliputi serangkaian tahapan yang umumnya diikuti dalam sebuah urutan yang  pasti.  Kedua, ketika tahapan dilakukan dengan benar, hasil akhir nya adalah sebuah jawaban yang sudah ditentukan. Sebuah istilah alternatif untuk mengeksekusi  adalah menjalankan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengeksekusi, seorang siswa dihadapkan dengan sebuah tugas yang familier dan tahu apa yang harus dilakukan agar dapat menyelesaikan tugas tersebut. Siswa hanya menjalankan sebuah prosedur yang diketahui untuk melaksanakan tugas tersebut. Contoh, sebuah sampel sasaran di matematika level SD dapat berupa  siswa belajar membagi satu angka dengan angka lain, keduanya dengan angka banyak. Pengajaran untuk “membagi” menandakan algoritma pembagian, yang adalah pengetahuan prosedural yang perlu. Untuk menilai sasaran tersebut, seorang siswa diberikan lembar kerja yang memiliki 15 latihan pembagian angka (misal, 784/156) dan diminta untuk menemukan hasil bagi. Di ilmu alam,  sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar menghitung nilai variabel menggunakan formula ilmiah. Untuk menilai sasaran, seorang siswa diberi formula kepadatan = massa / volume dan harus menjawab pertanyaan “berapa kepadatan sebuah materi dengan massa 18 pound dan volume 9 inch kubik?”

3.2.  MENGIMPLEMENTASIKAN
Mengimplementasikan  terjadi ketika seorang siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk melakukan sebuah tugas yang tak familier. Karena pemilihan diminta, siswa harus memiliki pemahaman jenis problem yang dihadapi dan juga macam prosedur yang tersedia. Jadi, mengimplementasikan dipakai bersamaan dengan kategori proses kognitif lain, seperti misalnya memahami dan mencipta.
            Karena siswa dihadapkan dengan problem yang tak familier, ia tidak dengan segera mengetahui prosedur mana yang tersedia untuk dipakai. Lebih lanjut, tidak ada prosedur tunggal mungkin “pas sempurna” untuk masalah tersebut; beberapa modifikasi di prosedur mungkin dibutuhkan. Mengimplementasikan  lebih sering dihubungkan dengan penggunaan teknik dan metode daripada dengan skill dan algoritma (lihat pembahasan pengetahuan prosedural di halaman 52-53). Teknik dan metode memiliki dua kualitas yang membuat mereka sangat setuju untuk mengimplementasikan.  Pertama, prosedur mungkin lebih seperti sebuah “diagram alur” daripada sebuah urutan yang tetap; yakni, prosedur mungkin memiliki “poin keputusan” yang dibentuk kedalamnya (misal, setelah menyelesaikan tahap 3, apakah saya sebaiknya mengerjakan tahap 4A atau tahap 4B?). Kedua, sering tidak ada jawaban tunggal yang pas yang diharapkan ketika prosedur diterapkan dengan benar.
            Gagasan tidak ada jawaban tunggal yang pas terutama dapat diterapkan untuk sasaran-sasaran yang menyerukan penggunaan pengetahuan konseptual seperti misalnya teori, model, dan struktur (sub tipe Kontrak), dimana tidak ada prosedur yang telah dikembangkan untuk penerapan tersebut. Pertimbangkan sebuah sasaran seperti misalnya “Siswa akan mampu menerapkan sebuah teori psikologi sosial tentang perilaku kerumunan ke kontrol kerumunan”. Teori psikologi sosial adalah pengetahuan konseptual bukan prosedural. Namun demikian, ini jelas sebuah sasaran menerapkan, dan tidak ada prosedur untuk membuat penerapan tersebut. Mengingat bahwa teori akan sangat jelas menciptakan struktur dan memandu siswa dalam  penerapan, sasaran ini hanya ada pada sisi menerapkan dari mencipta. Jadi ia akan diklasifikasi sebagai mengimplementasikan.
            Untuk melihat mengapa ia pas, pikirkan kategori menerapkan  sebagai terstruktur di sepanjang rangkaian kesatuan. Ia dimulai dengan mengeksekusi  yang sempit dan sangat terstruktur, dimana pengetahuan prosedural yang diketahui diterapkan hampir secara rutin.  Di pertengahan kategori, prosedur mungkin harus dimodifikasi untuk mengimplementasikan  nya. Pada titik jauh mengimplementasikan, dimana tidak ada set pengetahuan prosedural  untuk dimodifikasi, sebuah prosedur harus dibuat keluar dari pengetahuan konseptual menggunakan teori, model, atau struktur sebagai pemandu. Jadi, meskipun menerapkan  erat terkait dengan pengetahuan prosedural, dan hubungan ini membawa hampir semua kategori menerapkan, ada beberapa contoh di mengimplementasikan yang orang juga menerapkan pengetahuan konseptual. Sebuah istilah alternatif untuk mengimplementasi adalah menggunakan.



SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN.
Di matematika, sebuah sasaran sampel dapat berupa belajar menyelesaikan bermacam problem keuangan pribadi. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah memberi siswa dengan sebuah masalah dimana mereka harus memilih paket pembiayaan yang paling ekonomis  untuk sebuah  mobil baru. Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar menggunakan metode pelaksanaan sebuah penelitian riset yang paling efektif, efisien, dan terjangkau untuk menjawab sebuah pertanyaan riset yang spesifik. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah memberi siswa sebuah pertanyaan riset dan menyuruh mereka mengusulkan sebuah penelitian riset yang memenuhi kriteria efektifitas, efisiensi, dan terjangkau yang telah ditetapkan.  Perhatikan bahwa di tugas penilaian ini, siswa tidak harus hanya menerapkan sebuah prosedur (yakni, terlibat dalam mengimplementasikan) tapi juga bergantung pada pemahaman konseptual problem, prosedur, atau keduanya.

FORMAT PENILAIAN
Dalam mengimplementasikan, seorang siswa diberi sebuah problem yang tak biasa yang harus diselesaikan. Maka, sebagian besar format penilaian dimulai dengan penentuan masalah. Siswa diminta untuk menentukan prosedur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan masalah menggunakan prosedur terpilih (membuat modifikasi bila perlu), atau keduanya.

4. MENGANALISA
Menganalisa melibatkan memecah materi menjadi bagian-bagian konstituen nya dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan ke satu sama lain dan ke keseluruhan struktur. Kategori proses ini melibatkan proses kognitif  mendiferensiasi, mengorganisir, dan  menghubungkan. Sasaran-sasaran yang diklasifikasikan sebagai  menganalisa meliputi belajar menentukan potongan-potongan relevan atau penting dari sebuah pesan (mendiferensiasi), cara-cara dimana potongan-potongan sebuah pesan diorganisir (mengorganisir), dan tujuan utama  pesan (menghubungkan). Meskipun belajar menganalisa mungkin dipandang sebagai sebuah tujuan, ia mungkin lebih dapat dipertahankan secara edukasi untuk mempertimbangkan analisa sebagai sebuah perluasan pemahaman atau sebagai sebuah pembuka ke mengevaluasi  atau mencipta.
            Memperbaiki skill siswa dalam menganalisa komunikasi pendidikan adalah sebuah tujuan di banyak bidang pelajaran. Guru sains, pelajaran sosial, humanisme, dan seni seringkali memberi “pembelajaran menganalisa” sebagai salah satu sasaran penting mereka. Mereka mungkin, misalnya, ingin mengembangkan kemampuan siswa mereka untuk :
·         Membedakan fakta  dari opini (atau realita dari fantasi)
·         Menghubungkan kesimpulan dengan statemen yang mendukung
·         Membedakan materi yang relevan dari materi yang tidak ada hubungannya
·         Menentukan bagaimana ide-ide dihubungkan ke satu sama lain
·         Memastikan asumsi-asumsi yang tak dinyatakan yang tercantum dalam apa yang dikatakan
·         Membedakan ide-ide atau tema-tema dominan dari ide-ide atau tema-tema bawahan  di sajak atau musik
·         Menemukan bukti untuk mendukung tujuan penulis
Kategori proses memahami, menganalisa,  dan mengevaluasi adalah saling terkait dan sering dipakai secara iterative  dalam melakukan tugas-tugas kognitif. Namun demikian, di saat yang sama, adalah penting untuk menjaga mereka sebagai kategori proses yang terpisah. Seseorang yang memahami sebuah komunikasi mungkin tidak mampu menganalisa komunikasi dengan baik. Serupa dengan itu, seseorang yang terampil dalam menganalisa sebuah komunikasi mungkin mengevaluasi komunikasi dengan buruk.

4.1.  MENDIFERENSIASI
Mendiferensiasi melibatkan membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur berkenaan dengan relevansi atau kepentingan mereka. Mendiferensiasi terjadi ketika seorang siswa mendiskriminasi informasi yang relevan dari yang tidak relevan, atau informasi yang penting dari yang tidak penting, dan kemudian menghadirkan informasi yang relevan atau penting. Mendiferensiasi adalah berbeda dari proses kognitif yang terkait dengan memahami karena ia melibatkan organisasi struktural dan, terutama, menentukan bagaimana bagian-bagian pas dengan keseluruhan struktur. Secara lebih spesifik, mendiferensiasi  berbeda dari membandingkan  dalam menggunakan konteks yang lebih luas  untuk menentukan apa yang relevan atau penting dan apa yang tidak. Contoh, di mendiferensiasi apel dan jeruk dalam konteks buah, biji yang ada didalam buah adalah relevan, tapi warna dan bentuk adalah tidak relevan. Dalam membandingkan, semua aspek ini (yakni, biji, warna, dan bentuk) adalah relevan. Istilah alternatif untuk mendiferensiasi  adalah mendiskriminasi, menyeleksi, membedakan, dan memfokuskan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di ilmu sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar menentukan poin-poin utama di laporan riset. Sebuah item penilaian yang berhubungan mensyaratkan seorang siswa untuk melingkari poin utama dalam sebuah laporan arkeologi tentang sebuah kota Mayan kuno (seperti misalnya kapan kota itu dibangun dan kapan kota itu mati, penduduk kota itu selama perjalanan keberadaannya, lokasi geografis kota itu, bangunan-bangunan fisik di kota itu, fungsi budaya dan ekonomi nya, organisasi sosial kota itu, mengapa kota itu dibangun dan mengapa ia ditinggalkan).
            Serupa dengan itu, di ilmu alami, sebuah sasaran dapat berupa memilih tahap-tahap utama dalam sebuah deskripsi tertulis tentang bagaimana  sesuatu bekerja. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk membaca sebuah bab  dalam sebuah buku yang menjabarkan terbentuknya petir dan kemudian membagi proses tersebut kedalam tahap-tahap utama (yang meliputi udara lembab yang naik membentuk awan, terciptanya udara yang bergerak ke atas dan udara yang turun ke bawah di dalam awan, terpisahnya muatan dalam awan, pergerakan turun ke bawah dari  awan ke daratan, dan terciptanya sambaran kembali dari tanah ke awan).
            Terakhir, di matematika, sebuah sasaran dapat berupa membedakan antara angka-angka relevan dan tak relevan dalam sebuah problem kata.  Sebuah item penilaian mensyaratkan seorang siswa untuk melingkari angka-angka yang relevan dan menyilang angka-angka yang tak relevan di sebuah problem kata.

FORMAT PENILAIAN
Mendiferensiasi dapat dinilai dengan respon tersusun atau tugas pemilihan. Dalam sebuah tugas respon tersusun, seorang siswa diberi beberapa materi dan diminta untuk menunjukkan bagian mana yang paling penting atau paling relevan, seperti dalam contoh ini, “tuliskan bilangan yang diperlukan untuk menyelesaikan problem ini  pensil datang dalam kemasan-kemasan yang masing-masing kemasan mengandung 12 pensil  dan harganya $2 per kemasan. John memiliki $5 dan ingin membeli 24 pensil. Berapa banyak kemasan yang ia butuhkan untuk membeli 24 pensil tersebut?” Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa diberi beberapa materi dan diminta untuk memilih bagian-bagian mana yang paling penting atau relevan, seperti dalam contoh ini : “bilangan mana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan problem ini ? Pensil datang dalam kemasan-kemasan yang masing-masing kemasan mengandung 12 pensil dan harganya $2 per kemasan. John memiliki $5 dan ingin membeli 24 pensil. Berapa banyak kemasan yang  ia butuhkan untuk membeli 24 pensil tersebut ?” (a) 12, $2, $5; (b) 12, $2, $5; (c) 12, $2, 24; (d) 12, 24.

MENGORGANISIR
Mengorganisir  meliputi mengidentifikasi unsur-unsur sebuah komunikasi atau situasi dan mengenali bagaimana mereka cocok bersama-sama kedalam sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisir, seorang siswa membangun hubungan-hubungan sistematis dan koheren diantara potongan-potongan informasi yang disajikan. Mengorganisir biasanya terjadi bersamaan dengan mendiferensiasi. Siswa pertama-tama mengidentifikasi unsur-unsur yang relevan atau penting dan kemudian menentukan keseluruhan struktur dimana unsur-unsur tersebut pas. Mengorganisir dapat juga terjadi bersamaan dengan menghubungkan, dimana fokusnya ada pada penentuan maksud atau sudut pandang penulis. Istilah alternatif untuk mengorganisir  adalah menciptakan struktur, memadukan, menemukan koherensi, dan menguraikan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam mengorganisir, ketika diberikan sebuah deskripsi akan sebuah situasi atau problem, seorang siswa mampu mengidentifikasi hubungan-hubungan yang sistematis, koheren diantara unsur-unsur yang relevan. Sebuah sampel sasaran di pelajaran sosial dapat berupa belajar men-struktur-kan sebuah deskripsi sejarah kedalam bukti-bukti untuk dan menentang sebuah penjelasan tertentu. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk menuliskan sebuah uraian yang memperlihatkan fakta-fakta mana dalam sebuah perlintasan sejarah Amerika yang mendukung dan fakta-fakta mana yang tidak mendukung kesimpulan bahwa  perang sipil amerika disebabkan oleh perbedaan-perbedaan di komposisi pedesaan dan perkotaan di Utara dan Selatan. Sebuah sampel sasaran di ilmu alam dapat berupa belajar menganalisa laporan-laporan riset tentang empat  bagian : hipotesa, metode, data, dan kesimpulan.  Sebagai sebuah penilaian,  siswa diminta untuk membuat sebuah uraian tentang laporan riset yang diberikan. Di matematika, sebuah sasaran sampel dapat berupa belajar menguraikan pelajaran buku pelajaran. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk membaca sebuah pelajaran buku pelajaran tentang statistik dasar dan kemudian membuat sebuah matriks yang  mencantumkan masing-masing nama, formula, dan ketentuan-ketentuan statistik di bawah mana ia dipakai.

FORMAT PENILAIAN
Mengorganisir melibatkan menentukan  sebuah struktur tentang materi (seperti misalnya sebuah uraian, tabel, matriks, atau diagram hirarki). Karena itu, penilaian dapat didasarkan pada  respon tersusun atau tugas pemilihan. Dalam sebuah tugas respon tersusun, seorang siswa bisa diminta untuk membuat sebuah uraian tertulis tentang sebuah perlintasan. Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa bisa diminta untuk memilih yang mana dari empat alternatif hirarki grafis yang paling baik berhubungan dengan organisasi sebuah perlintasan yang disajikan.  

4.3.  MENGHUBUNGKAN
Menghubungkan  terjadi ketika seorang siswa mampu memastikan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud yang mendasari komunikasi. Menghubungkan  melibatkan sebuah proses dekonstruksi, dimana seorang siswa menentukan maksud penulis akan materi yang disajikan. Kebalikan dengan menafsirkan, dimana siswa berupaya untuk memahami pengertian dari materi yang diberikan, menghubungkan  melibatkan sebuah perluasan melampaui pemahaman dasar untuk menyimpulkan maksud atau sudut pandang yang mendasari materi yang diberikan. Contoh, dalam membaca sebuah perlintasan tentang pertempuran Atlanta di perang sipil Amerika, seorang siswa perlu menentukan apakah penulis mengambil perspektif Utara atau Selatan. Sebuah istilah alternatif adalah deconstructing.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menghubungkan, ketika diberi informasi, seorang siswa mampu menentukan sudut pandang  atau maksud yang mendasari penulis. Contoh, di sastra, sebuah sasaran dapat berupa belajar memahami motif untuk serangkaian aksi oleh karakter dalam sebuah cerita. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan untuk siswa membaca Macbeth  nya Shakespeare adalah untuk menanyakan apa motif yang Shakespeare hubungkan ke Macbeth untuk pembunuhan Raja Duncan.  Di pelajaran sosial, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar menentukan sudut pandang  penulis akan sebuah essay tentang sebuah topik kontroversi  mengenai perspektif teoritis nya. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan  menanyai seorang siswa apakah sebuah laporan tentang hutan hujan Amazon ditulis dari sudut pandang pro lingkungan atau pro bisnis. Sasaran ini juga dapat diterapkan ke ilmu alam. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan  meminta seorang siswa untuk menentukan apakah seorang ahli perilaku atau seorang psikolog kognitif yang menulis essay tentang pembelajaran manusia.
FORMAT PENILAIAN
Menghubungkan  dapat dinilai dengan menghadirkan beberapa materi tertulis atau lisan dan kemudian meminta seorang siswa untuk menyusun atau memilih sebuah deskripsi penulis atau sudut pandang pembicara, maksud pembicara, dan semacamnya.  Contoh, sebuah tugas respon tersusun adalah “Apa tujuan penulis dalam menulis essay yang anda baca tentang hutan hujan Amazon?” Sebuah versi pemilihan tugas ini adalah “tujuan penulis dalam menulis essay  yang anda baca adalah untuk : (a) memberikan informasi faktual tentang hutan hujan Amazon, (b) memberitahu pembaca terhadap kebutuhan untuk melindungi hutan hujan, (c) memperlihatkan keuntungan ekonomi membangun hutan hujan, atau (d) menjabarkan konsekuensi untuk manusia jika hutan hujan  dikembangkan”. Alternatifnya, siswa mungkin diminta untuk menunjukkan apakah penulis essay akan (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) antara setuju dan tidak setuju, (d) tidak setuju, atau (e) sangat tidak setuju dengan beberapa statemen. Statemen-statemen seperti “hutan hujan adalah jenis unik sistem ekologi” akan mengikuti.

5.  MENGEVALUASI
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat penilaian-penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standard. Kriteria yang paling sering dipakai  adalah kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi. Mereka mungkin ditentukan  oleh siswa atau yang lain. standard mungkin kuantitatif (yakni, apakah ini jumlah yang mencukupi?) atau kualitatif (yakni, apakah ini cukup baik?). Standard-standard diterapkan ke kriteria (misal, apakah proses ini cukup efektif? Apakah produk ini cukup berkualitas?). Kategori mengevaluasi  melibatkan proses kognitif  mengecek  (penilaian didasarkan pad kriteria eksternal).
            Harus ditekankan bahwa tidak semua penilaian adalah evaluative. Contoh, siswa membuat penilaian tentang apakah sebuah contoh spesifik cocok dalam sebuah kategori. Mereka membuat penilaian tentang ketepatan sebuah prosedur tertentu untuk sebuah masalah yang telah ditentukan. Mereka membuat penilaian tentang apakah dua obyek adalah mirip atau berbeda. Sebagian besar proses kognitif, sebenarnya, memerlukan beberapa bentuk penilaian. Apa yang paling jelas membedakan evaluasi  sebagaimana didefinisikan disini dari penilaian lain yang dibuat oleh siswa adalah penggunaan standard performa dengan kriteria yang didefinisikan dengan jelas. Apakah mesin bekerja seefisien seperti yang ia seharusnya? Apakah metode ini cara terbaik untuk mencapai tujuan ? apakah pendekatan ini lebih hemat daripada pendekatan lain? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu dibahas oleh orang-orang yang terlibat dalam mengevaluasi.

5.1.  MENGECEK
Mengecek melibatkan pengujian inkonsistensi atau kekeliruan internal  dalam sebuah operasi atau sebuah produk. Contoh, mengecek  terjadi ketika seorang siswa menguji apakah sebuah kesimpulan mengikuti dasar  pikiran atau tidak, apakah data mendukung atau meruntuhkan  sebuah hipotesa, atau apakah materi yang disajikan  memuat bagian-bagian yang bertentangan satu sama lain. Ketika dikombinasikan dengan merencanakan  (sebuah proses kognitif di kategori menciptakan) dan mengimplementasikan (sebuah proses kognitif  di kategori menerapkan), mengecek  melibatkan penentuan seberapa baik rencana bekerja.  Istilah alternatif untuk mengecek adalah mengetes, mendeteksi, memonitor, dan mengkoordinasikan.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengecek, siswa mencari inkonsistensi internal. Sebuah sampel sasaran di ilmu sosial dapat berupa belajar mendeteksi inkonsistensi di pesan-pesan persuasif.   Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk mengamati iklan televisi untuk seorang kandidat politik dan menunjukkan segala kekurangan logis di pesan persuasif. Sebuah sampel sasaran di sains dapat berupa belajar menentukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan mengikuti data yang diamati.  Sebuah tugas penilaian  meminta seorang siswa untuk membaca laporan sebuah eksperimen kimia dan menentukan apakah  kesimpulan mengikuti atau tidak mengikuti hasil eksperimen.


FORMAT PENILAIAN
Tugas mengecek dapat melibatkan operasi atau produk yang diberikan ke siswa atau orang yang diciptakan oleh siswa sendiri. Mengecek dapat juga terjadi dalam konteks membawakan sebuah solusi untuk sebuah masalah atau melakukan sebuah tugas, dimana orang peduli dengan konsistensi implementasi aktual nya (misal, inikah dimana saya sebaiknya berada mengingat apa yang telah saya lakukan sejauh ini?)

5.2.  MENGKRITIK
Mengkritik melibatkan menilai sebuah produk atau operasi didasarkan pada kriteria dan standard yang ditentukan secara eksternal. Dalam mengkritik, seorang siswa mencatat ciri positif dan ciri negatif  sebuah produk dan membuat sebuah penilaian  didasarkan pada paling tidak sebagian pada ciri-ciri itu. Mengkritik  berada pada inti  apa yang telah dinamakan pemikiran kritis. Sebuah contoh mengkritik adalah menilai kepatutan sebuah solusi tertentu untuk problem hujan asam berkenaan dengan kemungkinan keefektifan nya dan biaya-biaya yang terkait (misal, mensyaratkan semua pembangkit listrik di seluruh negeri untuk membatasi emisi asap mereka untuk batasan tertentu). Sebuah istilah alternatif adalah menilai.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengkritik,  siswa menilai kepantasan sebuah produk atau operasi didasarkan pada kriteria dan standard yang  telah ditentukan. Di ilmu sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengevaluasi usulan solusi (seperti misalnya “menghilangkan semua penggolongan”) untuk sebuah problem sosial (seperti misalnya “bagaimana memperbaiki pendidikan K-12”) berkenaan dengan kemungkinan keefektifan nya. Di ilmu alam, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengevaluasi kelayakan sebuah hipotesa (seperti misalnya hipotesa bahwa strawberry  tumbuh sampai ukuran yang luar biasa karena kesejajaran bintang yang tak lazim).  Terakhir, di matematika, sebuah sasaran dapat berupa belajar menilai yang mana dari dua alternatif metode yang adalah cara yang lebih efektif dan lebih efisien menyelesaikan problem tertentu (seperti misalnya menilai apakah lebih baik menemukan semua faktor prima 60 atau membuat sebuah persamaan aljabar untuk menyelesaikan masalah “apa cara yang mungkin yang kamu dapat pakai untuk mengalikan dua angka untuk mendapatkan 60?”).

FORMAT PENILAIAN
Seorang siswa mungkin diminta untuk mengkritik hipotesa atau kreasi dia sendiri  atau yang dihasilkan oleh seseorang lain.  Kritik dapat  didasarkan pada jenis kriteria positif, negatif, atau keduanya dan menghasilkan konsekuensi positif dan negatif. Contoh, di mengkritik sebuah proposal distrik sekolah selama tahun pelajaran,  seorang siswa akan menghasilkan konsekuensi positif, seperti misalnya menghilangkan  kerugian pembelajaran selama liburan musim panas, dan konsekuensi negatif, seperti misalnya gangguan liburan keluarga.

6.  MENCIPTAKAN
Menciptakan  melibatkan meletakkan unsur-unsur bersama-sama untuk membentuk sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Sasaran-sasaran yang diklasifikasikan sebagai menciptakan  menyuruh siswa membuat sebuah produk baru dengan secara mental mengenali beberapa  unsur atau bagian kedalam sebuah pola atau struktur yang tidak secara jelas hadir sebelumnya. Proses yang terlibat dalam menciptakan ada umumnya dikoordinasikan dengan pengalaman pembelajaran siswa sebelumnya. Meskipun menciptakan mensyaratkan pemikiran kritis tentang bagian siswa, ini bukan ekspresi kreatif yang sepenuhnya bebas tanpa batasan tuntutan tugas pembelajaran atau situasi.
            Bagi beberapa orang, kreatifitas adalah pembuatan produk yang tak lazim, sering sebagai hasil dari beberapa skill khusus. Namun demikian, menciptakan, sebagaimana dipakai disini, meskipun melibatkan sasaran-sasaran yang menyerukan pembuatan yang unik, ia juga mengacu pada sasaran-sasaran yang menyerukan pembuatan yang semua siswa dapat dan akan lakukan. Jika tidak ada yang lain, dalam memenuhi sasaran-sasaran ini, banyak siswa akan menciptakan dalam pengertian membuat perpaduan mereka sendiri akan informasi atau materi untuk membentuk sebuah keseluruhan yang baru, seperti dalam tulisan, lukisan, patung, bangunan, dan sebagainya.
            Meskipun banyak sasaran di kategori menciptakan menekankan orisinalitas (atau keunikan), pendidik harus mendefinisikan apa yang orisinal atau unik. Dapatkah istilah unik dipakai untuk menjabarkan karya seorang siswa individu (misal, “ini unik untuk Adam Jones”) atau apakah ini sudah dipesan untuk dipakai dengan sekelompok siswa (misal, “ini unik untuk siswa kelas lima”)? Namun demikian, adalah penting untuk dicatat, bahwa banyak sasaran di kategori menciptakan  tidak bergantung pada orisinalitas atau keunikan. Maksud guru dengan sasaran-sasaran ini adalah bahwa siswa sebaiknya mampu memadukan materi menjadi sebuah keseluruhan.  Sintesis ini sering diminta di makalah-makalah dimana siswa diharapkan merakit materi yang telah diajarkan sebelumnya menjadi sebuah  presentasi yang terorganisir.
            Meskipun kategori proses  memahami, menerapkan, dan menganalisa mungkin melibatkan mendeteksi hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang diberikan, menciptakan adalah berbeda karena ia juga melibatkan penyusunan sebuah produk yang orisinal. Tidak seperti menciptakan, kategori-kategori lain melibatkan bekerja dengan  sebuah set tertentu unsur-unsur yang adalah bagian dari sebuah keseluruhan yang diberikan; yakni, mereka adalah bagian dari sebuah struktur yang lebih besar  yang siswa coba pahami. Di sisi lain, di menciptakan, siswa harus menarik unsur-unsur dari  banyak sumber dan meletakkan mereka kedalam sebuah struktur baru atau pola baru yang relatif dengan pengetahuan dia sebelumnya. Menciptakan menghasilkan sebuah produk baru, yakni, sesuatu yang dapat diamati dan yang lebih dari materi awal siswa. Sebuah tugas yang menuntut menciptakan  mungkin adalah meminta aspek-aspek dari tiap-tiap kategori proses kognitif di awal untuk beberapa tingkat, tapi tidak perlu dalam urutan dimana mereka diterakan di tabel taksonomi.
            Kami mengenali bahwa komposisi (termasuk menulis) sering, tapi tidak selalu, mensyaratkan proses kognitif yang terkait dengan menciptakan. Contoh, menciptakan tidak terlibat dalam tulisan yang merepresentasikan pengingatan ide-ide atau interpretasi materi-materi. Kami juga mengenali bahwa pemahaman mendalam yang berjalan melampaui pemahaman dasar dapat menuntut proses kognitif yang terkait dengan menciptakan. Sejauh pemahaman mendalam adalah sebuah aksi konstruksi atau pengetahuan, maka proses kognitif menciptakan terlibat.
            Proses kreatif dapat dipecah menjadi tiga fase :  representasi masalah, dimana seorang siswa mencoba memahami tugas dan membangkitkan kemungkinan solusi; perencanaan solusi, dimana seorang siswa memeriksa kemungkinan dan menemukan sebuah rencana yang dapat berjalan; dan pelaksanaan solusi, dimana seorang siswa berhasil menjalankan rencana. Karena itu, proses kreatif dapat dipikirkan sebagai dimulai dengan sebuah fase divergen dimana bermacam kemungkinan solusi dipertimbangkan ketika siswa berupaya untuk memahami tugas (membangkitkan). Ini diikuti dengan sebuah fase konvergen, dimana siswa menemukan sebuah metode solusi dan  mengubahnya menjadi sebuah rencana aksi (merencanakan). Terakhir, rencana dilaksanakan ketika siswa membangun solusi (menghasilkan). Tidak mengejutkan bahwa menciptakan terkait dengan tiga proses kognitif : membangkitkan, merencanakan,  dan  menghasilkan.

6.1.  MEMBANGKITKAN
Membangkitkan melibatkan merepresentasikan problem dan tiba pada alternatif-alternatif atau hipotesa-hipotesa yang memenuhi kriteria tertentu. Sering cara sebuah masalah pada mulanya direpresentasikan menyarankan kemungkinan solusi; namun demikian, mendefinisikan ulang atau datang dengan sebuah representasi baru masalah mungkin menyarankan solusi-solusi yang berbeda. Ketika membangkitkan melampaui batasan-batasan atau kendala-kendala  pengetahuan terdahulu dan teori-teori yang sudah ada, ia melibatkan pemikiran divergen dan membentuk inti dari apa yang dapat dinamakan pemikiran kreatif.
            Membangkitkan dipakai dalam sebuah pengertian terbatas disini. Memahami juga memerlukan proses generatif, yang  kami telah masukkan dalam menerjemahkan, memberikan contoh, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Namun demikian, tujuan memahami adalah paling sering konvergen (yakni, tiba pada sebuah pengertian tunggal). Sebaliknya, tujuan membangkitkan dalam  menciptakan adalah divergen (yakni, tiba pada bermacam kemungkinan). Sebuah istilah alternatif untuk membangkitkan adalah membuat hipotesa.
           
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di membangkitkan, seorang siswa diberikan sebuah deskripsi tentang sebuah masalah dan harus menghasilkan alternatif solusi. Contoh, di ilmu sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar membangkitkan  banyak solusi bermanfaat untuk problem sosial. Sebuah item penilaian yang berhubungan adalah : “sarankan sebanyak mungkin cara  yang kalian dapat untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki jaminan kesehatan yang mencukupi”. Untuk menilai respon siswa, guru sebaiknya menyusun sebuah set kriteria yang dibagi-bagi dengan siswa. Ini mungkin meliputi jumlah alternatif, kelayakan bermacam alternatif, kepraktisan bermacam alternatif, dan sebagainya. Di ilmu alam, sebuah sasaran dapat berupa belajar membangkitkan hipotesa untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk menuliskan sebanyak mungkin hipotesa yang mereka dapat untuk menjelaskan strawberry yang tumbuh ke ukuran yang luar biasa. Lagi, guru sebaiknya menetapkan kriteria yang didefinisikan dengan jelas untuk menilai kualitas jawaban dan memberinya ke siswa. Terakhir, sebuah sasaran dari bidang matematika dapat berupa mampu membangkitkan metode alternatif untuk mencapai sebuah hasil tertentu. Sebuah item penilaian yang berhubungan adalah “ metode alternatif apa yang dapat kalian pakai untuk menemukan angka berapa yang menghasilkan 60 ketika dikalikan bersama-sama?” Untuk tiap-tiap penilaian ini, bagi kriteria penilaian yang dibutuhkan.

FORMAT PENILAIAN
Menilai membangkitkan biasanya melibatkan format jawaban tersusun  dimana seorang siswa diminta untuk menghasilkan alternatif-alternatif atau hipotesa-hipotesa.  Dua subtipe tradisional adalah tugas konsekuensi dan tugas pemakaian. Dalam sebuah tugas konsekuensi, seorang siswa harus menerakan semua kemungkinan konsekuensi dari sebuah peristiwa tertentu, seperti misalnya “apa yang akan terjadi jika ada sebuah pajak penghasilan rata  lebih ketimbang pajak penghasilan berjenjang ?” Di sebuah tugas pemakaian, seorang siswa menerakan semua kemungkinan pemakaian untuk sebuah obyek, seperti misalnya “apa kemungkinan pemakaian untuk world wide web?” Adalah hampir tidak mungkin untuk menggunakan format pilihan ganda untuk menilai proses membangkitkan.

6.2.  MERENCANAKAN
Merencanakan melibatkan menemukan sebuah metode solusi yang memenuhi sebuah kriteria masalah, yakni, membangun sebuah rencana  untuk menyelesaikan masalah. Di Merencanakan, seorang siswa mungkin menetapkan sub tujuan, atau memecah sebuah tugas kedalam sub-sub tugas untuk dilakukan ketika menyelesaikan masalah. Guru sering meloncati pernyataan sasaran merencanakan, ketimbang menyatakan sasaran berkenaan dengan menghasilkan, tahap final proses kreatif.  Ketika ini terjadi, merencanakan dianggap atau tersirat dalam sasaran menghasilkan. Di kasus ini, merencanakan mungkin dilakukan oleh siswa secara terselubung selama perjalanan menyusun sebuah produk (yakni, menghasilkan). Sebuah istilah alternatif adalah mendisain.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di merencanakan, ketika diberi sebuah pernyataan masalah, seorang siswa membangun sebuah  metode solusi. Di sejarah, sebuah sampel sasaran  dapat berupa mampu merencanakan makalah riset tentang topik sejarah yang diberikan.  Sebuah tugas penilaian meminta siswa, sebelum menuliskan makalah riset tentang sebab-sebab revolusi amerika, mengajukan sebuah uraian makalah, yang meliputi tahap-tahap yang ia maksudkan untuk terus melakukan riset. Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar merancang penelitian untuk menguji bermacam hipotesa. Sebuah tugas penilaian  meminta siswa untuk merencanakan suatu cara  penentuan yang mana dari tiga faktor yang menentukan  besaran  osilasi sebuah pendulum. Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mampu menggambarkan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah geometri. Sebuah tugas penilaian meminta siswa untuk menemukan sebuah rencana untuk menentukan volume frustum sebuah piramida (sebuah tugas yang sebelumnya tidak dipertimbangkan dalam kelas). Rencana tersebut mungkin melibatkan menghitung volume piramida besar, lalu menghitung volume piramida kecil, dan terakhir mengurangi volume kecil dari volume besar.

FORMAT PENILAIAN
Merencanakan mungkin dinilai dengan meminta siswa untuk membangun solusi yang berhasil, menggambarkan rencana solusi,  atau memilih rencana solusi untuk suatu masalah tertentu.

6.3.  MENGHASILKAN
Menghasilkan melibatkan menjalankan sebuah rencana untuk menyelesaikan sebuah problem tertentu yang memenuhi spesifikasi tertentu. Seperti kami catat di awal, sasaran dalam kategori menciptakan mungkin atau tidak mungkin melibatkan orisinalitas atau keunikan sebagai salah satu spesifikasi. Jadi itu adalah dengan sasaran menghasilkan. Menghasilkan dapat menuntut koordinasi empat jenis pengetahuan yang digambarkan di bab 4. Sebuah istilah alternatif adalah menyusun.

SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menghasilkan, seorang siswa diberi sebuah deskripsi fungsional akan sebuah tujuan dan harus menciptakan produk yang memenuhi deskripsi tersebut. Ia melibatkan menjalankan sebuah rencana solusi untuk sebuah problem tertentu. Sampel sasaran meliputi menghasilkan produk baru dan bermanfaat yang memenuhi persyaratan kriteria. Di sejarah, sebuah sasaran dapat berupa belajar menulis makalah yang berkaitan dengan periode sejarah tertentu yang memenuhi standard ilmiah yang telah ditentukan. Sebuah tugas penilaian meminta siswa untuk menuliskan sebuah cerita pendek yang terjadi selama revolusi amerika. di sains, sebuah sasaran dapat berupa belajar merancang habitat untuk spesies tertentu dan tujuan tertentu. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk mendisain stasiun ruang angkasa. Di sastra Inggris, sebuah sasaran dapat berupa belajar mendisain set untuk permainan. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk mendisain set untuk sebuah produksi siswa akan Driving Miss Daisy. Di semua contoh ini, spesifikasi menjadi kriteria untuk mengevaluasi performa siswa yang relatif terhadap sasaran. Maka, spesifikasi ni sebaiknya dicantumkan dalam rubrik scoring yang diberikan ke siswa di  depan penilaian.

FORMAT PENILAIAN
Sebuah tugas umum untuk menilai menghasilkan adalah sebuah tugas mendisain, dimana siswa diminta untuk menciptakan sebuah produk yang berhubungan dengan spesifikasi tertentu. Contoh, siswa mungkin diminta untuk menghasilkan rencana-rencana skematik untuk sebuah SMA baru yang meliputi cara-cara baru untuk siswa menyimpan kepemilikan pribadi mereka dengan nyaman.

KESIMPULAN
Tujuan utama bab ini adalah memeriksa bagaimana pengajaran dan penilaian dapat diperluas melampaui sebuah fokus eksklusif  tentang proses kognitif mengingat. Kami menjabarkan 19 proses kognitif  spesifik  yang terkait dengan enam kategori proses. Dua dari proses kognitif ini  memiliki keterkaitan dengan mengingat; Tujuh belas dari proses kognitif ini berhubungan dengan kategori proses melampaui proses kognitif : memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan.
            Analisa kami memiliki implikasi untuk pengajaran maupun penilaian. Di sisi pengajaran, dua proses kognitif tersebut membantu mendukung ingatan belajar, sementara 17 proses kognitif  membantu mendorong transfer pembelajaran. Jadi, ketika tujuan pengajaran adalah untuk mendukung transfer, sasaran-sasaran sebaiknya memasukkan proses kognitif yang terkait dengan memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan. Deskripsi di bab ini dimaksudkan untuk membantu pendidik membangun bermacam-macam sasaran pendidikan yang mungkin menghasilkan ingatan dan transfer.
            Di sisi penilaian, analisa kami akan proses kognitif dimaksudkan untuk membantu pendidik (termasuk perancang test) memperluas penilaian pembelajaran mereka. Ketika tujuan pengajaran adalah untuk mendukung transfer, tugas penilaian sebaiknya menyadap proses kognitif  yang berjalan melampaui mengingat. Meskipun tugas penilaian yang menyadap mengingat kembali dan mengenali memiliki sebuah tempat di penilaian, tugas ini dapat  (dan sering sebaiknya) dilengkapi dengan tugas yang menyadap macam-macam proses kognitif  yang diperlukan untuk transfer pembelajaran.


0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About