Monday, July 4, 2016

GANGGUAN-GANGGUAN PADA PERKEMBANGAN ANAK

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 04, 2016 | No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap anak yang lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai  masalah. Masalah yang dihadapi anak, terutama anak usia dini, biasanya  berkaitan dengan gangguan pada proses perkembangannya. Bila gangguan tersebut tidak segera diatasi maka akan berlanjut pada fase perkembangan berikutnya yaitu fase perkembangan anak sekolah.

Pada gilirannya, gangguan tersebut dapat menghambat proses perkembangan anak yang optimal. Dengan demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami gangguan-gangguan anak  agar dapat meminimalkan kemunculan dan dampak gangguan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang  tepat.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.      Apa pengertian dari gangguan?
2.      Apa saja jenis gangguan pada perkembangan anak?
3.      Bagaimana tanda-tanda anak terganggu perkembangannya?
4.      Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada perkembangan?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian gangguan.
2.      Jenis gangguan pada perkembangan anak.
3.      Tanda-tanda anak terganggu perkembangannya.
4.      Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada perkembangan.


BAB II
GANGGUAN PADA PERKEMBANGAN ANAK


A.    Pengertian Gangguan Perkembangan
Gangguan dapat diartikan sebagai 1) halangan; rintangan; godaan; 2) sesuatu yang menyusahkan, 3) hal yang menyebabkan ketidakwarasan atau ketidaknormalan (ttg jiwa, kesehatan, pikiran), 4) hal yang menyebabkan ketidaklancan.
Perkembangan (development) adalah  pertambahan  kemampuan  struktur  dan  fungsi   tubuh   yang   lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi  sel-sel,  jaringan,  organ, dan  sistem  organ  yang  berkembang  sedemikian  rupa   sehingga   masing-masing   dapat memenuhi fungsinya. (Tanuwijaya, 2003).
Berdasarkan pengertian di atas, gangguan perkembangan berarti sesuatu hal yang menyebabkan ketidakmampuan struktur dan fungsi tubuh untuk berkembang. Dalam arti bahwa proses untuk berkembang menjadi terhambat.

B.     Jenis Gangguan Pada Perkembangan Anak
Masalah yang sering timbul dalam perkembangan  anak  meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.
1. Gangguan Pertumbuhan Fisik
Gangguan  pertumbuhan  fisik  meliputi  gangguan  pertumbuhan  di   atas   normal   dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan  KMS (Kartu   Menuju   Sehat)   dapat   dilakukan   secara   mudah   untuk    mengetahui    pola pertumbuhan anak.
Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan  anak  lebih  dari 120%  kemungkinan  anak  mengalami  obesitas  atau  kelainan  hormonal.   Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak  mengalami  kurang  gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.  Lingkar  kepala  juga  menjadi  salah satu   parameter   yang   penting   dalam   mendeteksi    gangguan    pertumbuhan    dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan  isi  kepala  termasuk  otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala  yang  lebih  dari  normal  dapat  dijumpai  pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya  merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat  diduga  anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal.
Deteksi dini gangguan  penglihatan  dan  gangguan  pendengaran  juga  perlu  dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan  penglihatan yang  dapat  diderita  oleh  anak  antara  lain  adalah  maturitas  visual   yang   terlambat, gangguan  refraksi,  juling,  nistagmus,  ambliopia,  buta  warna,   dan   kebutaan   akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya.  Sedangkan ketulian  pada  anak  dapat  dibedakan  menjadi  tuli  konduksi   dan   tuli   sensorineural.
Menurut Hendarmin (Nuryanti, 2008), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor  prenatal  dan postnatal. Faktor prenatal antara lain  adalah  genetik  dan  infeksi  TORCH  yang  terjadi selama  kehamilan.  Sedangkan  faktor  postnatal  yang  sering  mengakibatkan  ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

2. Gangguan perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat  disebabkan  oleh  beberapa  hal.  Salah  satu penyebab gangguan perkembangan motorik  adalah  kelainan  tonus  otot  atau  penyakit neuromuskular.    Anak    dengan    serebral    palsi    dapat    mengalami     keterbatasan perkembangan motorik  sebagai  akibat  spastisitas,  athetosis,  ataksia,  atau  hipotonia.
Kelainan  sumsum  tulang  belakang  seperti   spina   bifida   juga   dapat   menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular  sepeti  muscular  distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam  kemampuan  berjalan.  Namun,  tidak  selamanya gangguan  perkembangan  motorik  selalu  didasari  adanya  penyakit   tersebut.   Faktor lingkungan  serta  kepribadian  anak  juga  dapat  mempengaruhi  keterlambatan   dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai  kesempatan  untuk  belajar  seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami  keterlambatan  dalam mencapai kemampuan motorik.

3. Gangguan perkembangan bahasa
Kemampuan  bahasa  merupakan   kombinasi   seluruh   system   perkembangan   anak. Kemampuan  berbahasa  melibatkan  kemapuan  motorik,   psikologis,   emosional,   dan perilaku.   Gangguan   perkembangan   bahasa   pada   anak   dapat diakibatkan  berbagai  faktor,  yaitu  adanya   faktor   genetik,   gangguan   pendengaran,intelegensia  rendah,  kurangnya  interaksi  anak   dengan   lingkungan,   maturasi   yang terlambat,  dan  faktor  keluarga.  Selain  itu,  gangguan  bicara  juga  dapat   disebabkan karena  adanya  kelainan  fisik  seperti  bibir  sumbing  dan  serebral  palsi.  Gagap   juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa  yang  dapat  disebabkan  karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas.

4. Gangguan Emosi dan Perilaku
Selama tahap perkembangan,  anak  juga  dapat  mengalami  berbagai  gangguan  yang terkait dengan psikiatri.  Kecemasan  adalah  salah  satu  gangguan  yang  muncul  pada anak dan memerlukan suatu  intervensi  khusus  apabila  mempengaruh  interaksi  social dan perkembangan anak.  Contoh  kecemasan  yang  dapat  dialami  anak  adalah  fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah  mengalami  trauma.
Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta  gangguan  perilaku dan interaksi sosial.  Menurut  Widyastuti  (2008),  autisme  adalah  kelainan  neurobiologist yang  menunjukkan  gangguan  komunikasi,  interaksi,  dan  perilaku.   Autisme   ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab. Terapi pada anak autisme diantaranya, terapi medikamentosa, terapi wicara, terapi perilaku, pendidikan khusus, dan terapi okupasi (jika perlu).
ADHD (Attention Deficits and Hyper-activity Disorder) adalah gangguan yang berupa kurangnya perhatian dan hiper-aktivitas (aktivitas yang berlebihan). Gangguan ini dikenal sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiper-aktivitas (GPPH). ADHD sendiri sebenarnya adalah kondisi neurologis (terkait dengan syaraf) yang menimbulkan masalah dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas, yang tidak sejalan dengan perkembangan usia anak. Berikut contoh bentuk prilaku anak penyandang ADHD di kelas:
a.       Anak tidak pernah bisa duduk di dalam kelas.
b.      Anak selalu bergerak.
c.       Anak melamun saja di kelas.
d.      Anak tidak dapat memusatkan perhatian pada proses belajar dan cenderung tidak bertahan lama untuk menyelesaikan tugas.
e.       Anak yang selalu bosan dengan tugas yang dihadapi dan selalu bergerak ke hal lain.
Terapi yang digunakan untuk menangani anak-anak dengan ADHD adalah terapi bermain (bermanfaat untuk belajar mengenal aturan, mengendalikan emosi, menunggu giliran, membuat perencanaan dan untuk mncapai tujuan), terapi medis dan terapi “Back in Control”.

C.    Tanda-Tanda Gangguan Pada Perkembangan Anak
Gangguan perkembangan anak sebenarnya bisa dideteksi sejak dini, dengan merujuk pada red flags. Baik red flags perkembangan motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.
Dokter spesialis anak, dr Attila Dewanti, SpA (K) Neurologi memaparkan red flags untuk deteksi dini gangguan sensorik motorik, berikut di antaranya:
Motorik kasar:
* Belum dapat berguling umur lima bulan.
* Belum dapat mengontrol kepala usia 6-7 bulan.
* Belum dapat duduk tegak di lantai 5-1 0 menit pada usia 10-12 bulan.
* Belum dapat merangkak atau mengesot dan ditarik ke posisi berdiri pada
          umur 12-13 bulan.
* Belum berjalan sendiri atau dititah pada umur 18-21 bulan.

Motorik halus:
* Tidak dapat memegang benda yang diletakkan di tangannya pada usia 4-5
   bulan.
* Tangan tetap terkepal erat sampai usa 4-5 bulan.
* Tidak dapat memegang benda dengan satu tangan pada umur tujuh bulan.
* Tidak dapat memindahkan benda kecil ke dalam gelas sampai usia 6-7
   bulan.
* Tidak dapat menyusun tiga kubus pada umur dua tahun.
* Tetap memasukkan benda ke mulut disertai sekresi air liur sampai usia 2
   tahun.

Bicara:
* Enam bulan mata tidak melirik dan kepala tidak menoleh pada sumber
   suara dari samping atau belakang.
* 10 bulan tidak merespons terhadap panggilan namanya.
* 15 bulan tidak mengerti terhadap kata-kata.
* 18 bulan tidak dapat mengucapkan 10 kata.
* 21 bulan tidak merespons perintah duduk, diri, kemari.
* 24 bulan tidak dapat menunjuk dan menyebut bagian tubuh seperti mata
   atau hidung, teliga, mulut.
* 12 bulan tidak menunjukkan babling, menunjuk atau mimik yang baik.
* Tidak ada kata pada 16 bulan.
* Tidak ada dua kata spontan pada umur dua tahun.

Kognitif:
* 2-3 bulan tidak tertarik pada wajah ibunya.
* 6-7 bulan tidak mencari benda yang jatuh.
* 8-9 bulan tidak berminat dengan permainan ciluk ba.
* 12 bulan tidak mencari benda yang disembunyikan.
* Dua tahun tidak bisa mengelompokkan benda berdasarkan kesamaan seperti
   hewan, kendaraan.
* Tiga tahun tidak bisa menyebutkan nama diri.
* Empat tahun tidak bisa menghitung secara berurutan.
* Lima tahun tidak mengetahui warna.
* 5,5 tahun tidak mengetahui hari lahir dan alamat.

Interaksi sosial:
* Tiga bulan tidak ada senyum sosial.
* 6-8 bulan tidak tertawa saat diajak bermain.
* 12 bulan sulit ditenangkan, tidak suka didekati/dipeluk.
* 24 bulan mudah mengamuk tanpa sebab, tidak ada kontak mata dengan
   anak lain atau orang dewasa.
* 3-5 tahun tidak disiplin, tidak mau bermain dengan anak lain.


D.    Faktor-faktor Penyebab Gangguan Pada Perkembangan Anak
Terdapat beberapa faktor penyebab permasalahan pada anak, baik  yang bersifat intrinsik (berasal dari diri anak sendiri) maupun ekstrinsik (berasal dari luar diri anak). Secara umum, faktor-faktor tersebut adalah:
1.      Pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang  ada pada dirinya;
2.      Lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan lain-lain;
3.      Lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru, proses belajar mengajar, alat bantu, kurikulum, dan lain-lain);
4.      Masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Masalah yang sering timbul dalam perkembangan  anak  meliputi:
1.      Gangguan pertumbuhan fisik,
2.      Gangguan perkembangan motorik,
3.      Gangguan perkembangan bahasa,
4.      Gangguan perkembangan emosi, dan perilaku.

Secara umum, faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada perkembangan anak adalah:
1.      Pembawaan, yakni anak dengan semua keadaan yang  ada pada dirinya;
2.      Lingkungan keluarga, mencakup pola asuh orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan lain-lain;
3.      Lingkungan sekolah, meliputi cara mengajar guru, proses belajar mengajar, alat bantu, kurikulum, dan lain-lain);
4.      Masyarakat, mencakup pergaulan, norma, adat istiadat, dan lain-lain.


B.     SARAN
Gangguan  pertumbuhan  dan  perkembangan  merupakan   masalah   yang   banyak dijumpai di masyarakat, sehingga sangatlah penting apabila semua komponen  yang  terlibat dalam tumbuh kembang anak, yaitu orang tua, guru,  dan  masyarakat  dapat  bekerja  sama dalam melakukan  pemantauan  sejak  dini.  Tujuan  akhir  dari  pemantauan  dini  gangguan tumbuh  kembang  anak  ini  tentunya  adalah  harapan  kita   dalam   terwujudnya generasi harapan bangsa yang lebih baik dan berkualitas. Penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami gangguan-gangguan anak  agar dapat meminimalkan kemunculan dan dampak gangguan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang  tepat.
DAFTAR PUSTAKA


Chamidah, A. N. 2012. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak.(Online),http://eprints.uny.ac.id/4226/2/deteksi_dini_gangguan_tumbang.pdf, diakses 11 Januari 2014.

Fazriyati, W. 2013. Deteksi Dini Gangguan Sensorik Motorik Anak. (Online), http://health.kompas.com/read/2013/09/30/0942049/Deteksi.Dini.Gangguan.Sensorik.Motorik.Anak. diakses 18 Januari 2014.

---------. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid 3. (Online). http://www.kamusbesar.com/11568/gangguan. diakses 19 Januari 2014.

Nuryanti, L. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks.

Soepardi, E. A. dan Iskandar, N (ed). 2000. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Soetjiningsih. 2003. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: EGC.

Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC

Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2001.  Panduan  Perkembangan  Anak  0  Sampai  1  Tahun. Jakarta: Puspa Swara.

Wiramihardja, S, A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: PT. Refika Aditama.


0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About