BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum
semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Kurikulum
disusun oleh ahli pendidikan, pendidik, pejabat pendidikan serta unsur
masyarakat lainnya.
Kurikulum 2013 merupakan suatu terobosan baru di dunia
pendidikan Indonesia saat ini. Kurikulum ini lahir karena banyak kalangan
menilai bahwa kurikulum KBK dan KTSP belum bisa memberikan arah pendidikan
seperti yang di harapkan. Dalam kurikulum sebelumnya pendidikan lebih dititik
beratkan pada pengembangan kognitif sedangkan afektif dan psikomotor dianggap
belum memadai. Hal ini ditandai dengan banyaknya terjadi pelanggaran dan
berbagai macam ketimpangan dalam kehidupan bangsa ini. Korupsi meraja lela di
kalangan birokrasi pemerintahan. Tawuran dan kenakalan remaja lainnya juga
semakin meningkat.
|
Dari fenomena ini lahirlah ide baru
mengembangkan sebuah formulasi kurikulum baru yang menyeimbangkan antara
kognitif, afektif dan psikomotor. Kurikulum 2013 dirancang untuk menjawab
tantangan ini. Dalam pelaksaan proses belajar mengajar, materi yang di ajarkan
harus dikaitkan dengan kehidupan nyata sehingga pemberlajaran dianggap bermakna
dan bermanfaat. Keberhasilan implementasi kurikulum
2013 tidak lepas dari banyak faktor diantaranya: guru, buku, dan sarana
penunjang lainnya.
Kenyataan yang ada pada
pelaksanaan kurikulum masih mempunyai kendala yang cukup besar dan menimbulkan “pro-kontra”.
Bagaimana tidak mungkin, buku pegangan siswa dan guru yang rencananya akan di
distribusikan ke setiap sekolah pada pertengahan Juni ternyata tidak
terlaksana. Guru disetiap sekolah banyak yang mengeluhkan akan hal tersebut,
namun dari pihak pendistribusian buku sepertinya kurang memperhatikan apa yang
guru inginkan. Guru hanya berbekal dari sosialisasi dan pelatihan serta soft copy yang didapat dari pelatihan.
Pada saat masuk awal tahun pelajaran 2013/2014 guru terpaksa mencetak buku
sendiri melalui printer yang dimiliki dan memfotokopi untuk siswa.
Selain buku, masalah
yang terjadi adalah wawasan setelah diklat kurikulum 2013 masih kurang, hal ini
dikarenakan pada saat diklat berlangsung instruktur juga belum sepenuhnya paham
sepenuhnya akan pelakasanaan kurikulum 2013. Jadi tidak heran jika yang
ditransfer ilmu kurang mendapat wawasan yang luas tentang implementasiannya.
Banyak instrutur yang menjumpai pertanyaan pada saat berlangsung dan jawabannya
pun kurang masih dapat dikategorikan mengambang, sebagai contohnya pertanyaan
mengenai saling tumpang tindihnya jam pelajaran olahraga. Hal ini dikarenakan
tidak ada jadwal yang tetap pada pelajaran olah raga, padahal lebih dari 50%
guru olah raga di suatu kecamatan merangkap kegiatan pembelajarannya. Maksud
dari merangkap disini adalah tiga hari di SD inti dan tiga hari di SD lain,
sementara tuntutan dari kurikulum setiap SD setidaknya mempunyai guru olah raga
tetap.
Kendala lain yang memang
terjadi adalah banyak guru yang merangkap sebagai pengurus administrasi sekolah
dan harus mengerjakan suatu laporan dengan status amat penting. Hal ini
sebenarnya mengganggu pelaksanaan kurikulum 2013, sebab mengacaukaukan rencana
pembelajaran yang telah disusun guru. Dilema muncul dalam diri seorang guru,
disisi lain harus mengerjakan laporan disisi lain harus menyelesaikan
pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk melakukan peneltian tentang masalah tersebut
dengan judul: Upaya Mengatasi
Kendala Pelaksanaan Kurikulum 2013. download makalah disini
0 komentar:
Post a Comment