A. Pembatasan
Masalah Study Melalui Fokus
Masalah adalah terjadinya ketidaksesuaian antara
kenyataan (Das Sein) dan yang
seharusnya (Das Sollen) terjadi dalam
suatu kondisi, perisitiwa, fenomena. Masalah dalam penelitian kualitatif
bertumpu pada suatu fokus. Fokus ini terdiri dari fokus utama dan beberapa
sub-sub fokus masalah. Masalah untuk penelitian kualitatif tidak akan ditemukan
tanpa ada pemahaman (kompetensi) sebagai perspektif dalam memandang masalah di
penelitian kualitatif.
B.
Model Perumusan Masalah
1. Rumusan
masalah deskriptif
Rumusan
masalah yang timbul untuk mengeksplorasi peneliti menelisik fenomena sosial
secara holistik, komprehensif dan mendalam.
2. Rumusan
masalah komparatif
Merupakan
rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial
atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah
assosiatif
Merupakan
hubungan rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan
antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya.
C.
Menemukan Sumber – Sumber Masalah Penelitian
Kriteria Analisis
Dalam merumuskan masalah dalam penelitian kualitatif
Masalah untuk penelitian kualitatif tidak akan ditemukan tanpa ada pemahaman
(kompetensi) sebagai perspektif dalam memandang masalah di penelitian
kualitatif. Kemudian mencari dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dan
saling berkaitan yang menimbulkan masalah yang harus diselesaikan (defenisi
masalah) Rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian Uraian dalam
bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan penelitian. Uraian
masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi criteria inklusi
– ekslusi. Hipotesis kerja dinyatakan secara eksplisit dan berkaitan dengan
masalah penellitian Pembatasan study dinyatakan dengan istilah focus. Dari
fokus yang berkembang menjadi masalah yang terjadi dalam fenomena sosial yang
didasari teori yang telah ada dan diakui. Biasanya peneliti ingin mencari
hubungan antara teori-teori tersebut untuk mendapatkan teori baru.
D. Prinsip –
prinsip Perumusan Masalah
1. Prinsip yang Berkaitan dengan Teori dari
Dasar
Peneliti hendaknya memahami bahwa penelitian ini
bertujuan menemukan teori atas fenomena sosial yang terjadi kemudian
dikonstruksi sebagai deskripsi fenomena yang terjadi.
2. Prinsip
yang Berkaitan dengan Maksud Perumusan Masalah
Perumusan masalah bertujuan sebagai faktor penunjang
penemuan dan penyusunan teori substantif, yaitu teori yang bersumber dari
data.Peneliti merumuskan masalah dengan maksud menguji suatu teori dengan
menyadari segala macam kekurangan akibat tindakannya
3. Prinsip
Hubungan Faktor
Faktor – faktor di sini dapat berupa konsep, peristiwa,
pengalaman, atau fenomena. Dalam perumusan masalah ini ada dua atau lebih
faktor, kemudian faktor-faktor dihubungkan apakah memiliki hubungan dan
kebermaknaan, dan bila dihubungkan apakah faktor tersebut menimbulkan
pertanyaan besar sebagai masalh yang akan diungkap
4. Fokus
sebagai wahana untuk membatasi study
Penelitian kualitatif bersifat terbuka karena masalah
ditemukan bersifat incidental. Fokus penelitian hanya mertujuan untuk memandung
dan mengarahkan peneliti dalam membangun teori yang baru agar tidak bias
kemana-mana
5. Prinsip
yang berkaitan dengan inklusi – ekslusi
Perumusan focus yang baik yang dilakukan sebelum
peneliti ke lapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun ke
lapangan akan membatasi peneliti guna memilih mana data yang relevan dan mana
yang tidak. Data yang relevan dimasukkan dan dianalisis sedangkan yang tidak
relevan dengan masalah dikeluarkan.
6. Prinsip
yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
Untuk merumuskan masalah dapat menggunakan 3 pertanyaan :
- apa untuk menanyakan aspek definisi
- bagaimana menanyakan aspek proses
- mengapa untuk menanyakan peran/esensi
7. Prinsip
sehubungan dengan posisis perumusan masalah
Yang dimaksud dengan posisi disini adalah kedudukan
untuk perumusan masalah diantara unsur – unsur peneliti lainnya.
Prinsip posisi menghendaki agar rumusan latar belakang penelitian
didahulukan.
Prinsip lainnya ialah hendaknya rumusan masalah disusun
terlebih dahulu
Prinsip berikutnya menghendaki agar sebaiknya rumusan masalah
dipisahkan dari rumus dan tujuan
Prinsip terakhir menghendaki agar seharusnya rumusan masalah
dipisahkan dari metode penelitian.
8. Prinsip
yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak bias
dipisahkan dari hasil penelaahan kepustakaan yang berkaitan, karena diperlukan
untuk lebih mempertajam perumusan masalah itu, serta mengarahkan dan membimbing
peneliti untuk membentuk kategori substantif.
9. Prinsip
yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
Perumusan masalah dilakukan pada waktu mengajukan usulan
penelitian dan diulangi kembali pada waktu menulis laporan. Pada waktu menulis
laporan atau artikel tentang hasil penelitian, ketika merumuskan masalah,
hendaknya peneliti memmpertimbangkan ragam pembacanya, sehingga rumusan masalah
yang diajukan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan menyimak para
pembacanya. Dengan kata lain, penulisan perumusan masalah harus disesuaikan dengan
tingkat keumumannya para pembaca.
E. Langkah – langkah
Perumusan Masalah
Langkah
1 :
Tentukan fokus penelitian
Langkah
2 :
Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan focus
Tersebut yang dalam
hal ini dinamakan subfokus
Langkah
3 :
Dari antara factor – factor yang terkait adakan pengkajian mana
Yang sangat menarik
untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana
yang dipilih
Langkah
4 :
kaitkan secara logis faktor – faktor subfokus yang dipilih dengan
fokus penelitian.
0 komentar:
Post a Comment