Saturday, July 9, 2016

Dasar - Dasar Ilmu Sosial : PEREMPUAN EMANSIPASI DAN TANTANGANNYA

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 09, 2016 | No comments

I.PENDAHULUAN




            Ibu Kita Kartini,putri sejati
            Putri Indonesia harum namanya
            Ibu Kita Kartini Pendekar bangsa
            Pendekar kaumnya untuk merdeka
Itulah sebait lagu Ibu Kita Kartini yang sering kita dengar dan kita nyanyikan apalagi di bulan April seperti sekarang ini.Dari bait lagu itu jelas bahwa Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan wanita,pahlawan perempuan yang memelopori perempuan-perempuan Indonesia untuk merdeka.

Adalah seorang anak perempuan yang dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879,putri seorang Adipati Jepara yaitu Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan merupakan cucu dari Bupati Demak Tjondronegoro.Karena putri seorang bangsawan maka Raden Ajeng Kartini bisa mendapatkan pendidikan di Sekolah Kelas Dua Belanda.Selain itu Beliau juga memperoleh pelajaran Bahasa Jawa, memasak, menjahit, mengurus Rumah Tangga serta pelajaran agama.Namun karena Raden Ajeng Kartini perempuan pada masa itu,maka setelah usia akil baliq harus menjalani pingitan.Pandangan masyarakat di zaman itu wanita hanyalah sosok yang harus menjalani sederet kewajiban-kewajiban tanpa mempunyai hak sama sekali.Pandangan seperti itu ada di semua lini kehidupan,apalagi bidang pendidikan.
Dengan kondisi peradaban yang seperti itu maka Raden Ajeng Kartini terusik oleh pertanyaan dari teman Belandanya.Yaitu pertanyaan mengenai apa cita-cita Kartini.Dari pertanyaan itu Kartini merenung,merenung,dan merenung.Hasil renungan Kartini,Beliau bertekad untuk membebaskan kaumnya dari penjajahan zaman yang memberangus hak-hak perempuan.Beliau bertekad bahwa kaum perempuan Indonesia harus bebas mendapatkan pendidikan yang sama dengan kaum pria.Dalam tekad itu dapat diketahui bahwa yang dikedepankan Kartini dalam perjuangannya adalah hak perempuan  Indonesia dalam memperoleh pendidikan.Jadi bukan menuntut hak perempuan Indonesia sama dengan hak kaum pria.Artinya bahwa dengan pendidikan yang diperolehnya perempuan Indonesia juga mempunyai hak untuk mempraktekkan ilmu yang diperolehnya,hanya saja yang sesuai dengan kodrat seorang perempuan.Kodrat laki-laki dan perempuan tidaklah sama.
Saat perempuan Indonesia melaksanakan perananan sesuai dengan kodratnya, tentu mengandung konsekwensi yang harus dijalani oleh seorang perempuan.Konsekwensi-konsekwensi yang harus dijalani oleh seorang perempuan itulah yang menjadi tantangan perempuan.
II.TUJUAN
            Kodrat laki-laki dan perempuan tidaklah sama.Atas dasar ketidaksamaan itu maka perempuan-perempuan yang mempunyai peranan dan aktifitas komplek dihadapkan pada konsekwensi-konsekwensi yang harus dihadapi.Konsekwensi yang harus dihadapi oleh perempuan Indonesia dalam berperan aktif di bidangnya masing-masing.Konsekwensi itu menjadi tantangan yang harus dihadapi dan dicari solusinya agar bisa berjalan beriringan dengan harmonis.Untuk mengetahui cara-cara perempuan Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan itulah maka karya tulis ini disusun.

III.RUMUSAN MASALAH
A.Bagaimana aktifitas perempuan Indonesia dalam pelaksanaan emansipasi wanita
  Saat ini?
B.Apa saja yang menjadi tantangan perempuan Indonesia dalam pelaksanaan
  Emansipasi wanita di masa kini?
C.Bagaimana perempuan Indonesia menghadapi tantangan-tantangan itu?
IV.LANDASAN TEORI
A.Pengertian Perempuan
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua arti perempuan adalah orang(manusia) yang mempunyai puki,dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui anak,wanita.
B.Pengertian Emansipasi
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Emansipasi adalah Pembebasan dari perbudakan.Arti yang kedua Persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
C.Pengertian Kini
            Arti Kini adalah waktu ini atau sekarang ini.
D.Pengertian Tantangan
            Arti Tantangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada 4(empat),tetapi yang sesuai dengan Karya Tulis ini hanya ada 2(dua) yaitu Sesuatu yang berat, yang bahaya, yang banyak resikonya untuk dikerjakan.Arti Tantangan yang kedua adalah Sesuatu yang menarik, yang menggugah semangat untuk mengerjakannya.
E.Pelaksanaan Emansipasi Perempuan saat ini
            Pelaksanaan Emansipasi Perempuan saat ini mencakup berbagai lini kehidupan.Dalam Karya Tulis ini diambil bidang Pendidikan dan Dunia Kerja.Dalam Bidang Pendidikan Perempuan Indonesia dibanding zaman Raden Ajeng Kartini mengalami kemajuan yang begitu pesat.Terbukti banyaknya perempuan Indonesia yang dapat sekolah mulai dari jenjang Pendidikan Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.Bahkan banyak perempuan yang pendidikannya jauh lebih tinggi di atas pria.Bahkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan di Indonesia (SISDIKNAS) Bab IV Pasal 5 Ayat 1 ditulis bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.Warga negara Indonesia yang dimaksud adalah warga negara laki-laki dan perempuan, baik yang normal fisik, emosional, mental, intelektual dan sosialnya maupun yang berkelainan.Jadi di sini hak antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan adalah sama.
            Sedangkan dalam bidang pekerjaan yang merupakan aktualisasi diri perempuan dalam memperoleh ilmunya di bidang pendidikan juga terbuka lebar bagi perempuan Indonesia.Dalam dunia pendidikan sendiri perempuan dapat menjadi guru,kepala sekolah,rektor,dosen,dan tenaga-tenaga kependidikan yang lain.
F.Tantangan Emansipasi Perempuan Saat ini
            Tantangan Emansipasi Perempuan saat ini merupakan konsekwensi-konsekwensi logis yang harus dihadapi perempuan-perempuan Indonesia saat ini.Tantangan-tantangan itu secara garis besar terbagi dalam 2(dua) ranah,yaitu:
1.Tantangan dari dalam
2.Tantangan dari luar.
            Namun karena keterbatasan waktu,penulis hanya akan membahas tantangan dari dalam.

V.PEMBAHASAN
A.Pelaksanaan Emansipasi Perempuan Masa Kini
Perempuan atau wanita adalah orang(manusia)yang mempunyai puki,dapat menstruasi,hamil,melahirkan anak ,dan menyusui.Itulah kodrat alami wanita.Berdasar aturan agama,masyarakat dan negara seorang perempuan untuk bisa menjalani kodratnya agar dapat hamil,melahirkan,menyusui harus menikah terlebih dahulu.Karena menikah maka perempuan punya sebuah keluarga.Untuk itu dalam melaksanakan Emansipasinya perempuan mempunyai konsekwensi-konsekwensi yang harus dihadapinya.Konsekwensi itu merupakan resiko-resiko yang harus dihadapinya.Tetapi bagi perempuan yang ingin belajar,berekpresi,dan mengaktualisasikan dirinya,resiko itu tidaklah dijadikan hambatan dalam melakukan aktifitasnya.Aktifitas perempuan Indonesia dalam pelaksanaan Emansipasi Wanita saat ini sudah begitu banyak,mencakup berbagai aspek kehidupan.Antara lain pendidikan,dunia kerja,sosial,ekonomi,politik,pemerintahan,dan masih banyak lagi bidang yang digeluti perempuan Indonesia .Karena begitu banyak,maka penulis membatasi dalam karya ilmiah ini hanya akan membahas bidang pendidikan dan dunia kerja.
A.Dalam bidang Pendidikan
            Bidang Pendidikan merupakan cita-cita Kartini yang pokok.Kartini berpendapat untuk perempuan Indonesia,”Kita harus membuat sejarah,kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat PENDIDIKAN yang cukup seperti halnya kaum laki-laki.”
Sungguh perempuan Indonesia harus bangga, bahagia,berterima kasih kepada seorang Kartini.Pendapat beliau dapat dengan mudah kita laksanakan,kita peroleh pada masa sekarang ini.Perempuan Indonesia mempunyai hak yang sama dengan kaum pria dalam memperoleh layanan pendidikan.Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan di Indonesia (SISDIKNAS) Bab IV Pasal 5 Ayat 1 ditulis bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.Warga negara Indonesia yang dimaksud adalah warga negara laki-laki dan perempuan, baik yang normal fisik, emosional, mental, intelektual dan sosialnya maupun yang berkelainan.Saat ini pendidikan apapun yang dipilih oleh perempuan bisa dia ikuti ,tentu saja  sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh institusi pendidikan tersebut yang berlaku pula bagi kaum pria.
Mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi perempuan sekarang bisa dengan leluasa memilih,dan mengenyam pendidikan di dalamnya.Khusus untuk Perguruan Tinggi sudah banyak sarjana-sarjana perempuan yang dihasilkannya.Bahkan magister-magister perempuan tak terhitung lagi.Gelar Doktorpun bukan hal baru lagi bagi perempuan-perempuan Indonesia.Profesorpun juga sudah banyak nama perempuan yang mengawali namanya dengan sebutan itu.Bahkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh seorang Profesor perempuan.
B.Dalam Bidang Pekerjaan
            Dunia kerja merupakan wujud aktualisasi perempuan dalam memperoleh ilmunya.Dunia kerja mempunyai makna ganda dalam diri perempuan.Artinya dunia kerja tidak hanya sekedar wadah bagi perempuan untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya dari bidang pendidikan,namun dunia kerja yang dalam hal ini disebut sebagai pekerjaan merupakan wujud pengakuan kemampuan perempuan di bidangnya masing-masing.Wujud pengakuan itu merupakan penghargaan dan pengakuan juga tentang Emansipasi Perempuan.Selain itu pekerjaan yang dilakoni oleh perempuan akan membantu bahkan mungkin sangat membantu perekonomian keluarga.Banyak juga perempuan yang kini justru diandalkan oleh keluarganya sebagai penyangga pokok perekonomian keluarga.Dalam bidang pekerjaan,dunia perempuan lebih luas dibandingkan dengan bidang pekerjaan.Bagian-bagian yang sekarang ini perempuan bisa dan sudah melaksanakan pekerjaan itu antara lain pekerjaan bidang pendidikan,bidang ekonomi,pemerintah,politik,ekonomi,sosial,budaya dan lain sebagainya.Penulis hanya akan mengambil beberapa contoh bidang pekerjaan yang digeluti oleh perempuan Indonesia.
1.Bidang Pendidikan
            a.Perempuan sebagai Guru
            b.Perempuan sebagai Pejabat dalam Kementrian Pendididikan,Dinas Pendidikan
            c.Perempuan sebagai Tenaga Kependidikan
            d.Dst.
2.Bidang Pertanian
            a.Perempuan sebagai Pejabat dalam Kementrian Pertanian,Dinas Pertanian
            b.Perempuan sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan
            c.Perempempuan sebagai Petani
            d.Perempuan sebagai buruh Tani
            e.Dst.
3.Bidang Ekonomi
            a.Perempuan sebagai Pejabat di bidang perekonomian
            b.Perempuan sebagai Pedagang
            c.Dst.
4.Bidang Pemerintah
            a.Perempuan sebagai Presiden
            b.Perempuan sebagai Menteri
            c.Perempuan sebagai Bupati
            d.Perempuan sebagai Pejabat dalam struktur Pemerintahan
B.Tantangan Perempuan Indonesia dalam Melaksanakan Emansipasi
            Dalam melaksanakan Emansipasinya perempuan mempunyai konsekwensi-konsekwensi yang harus dihadapinya.Konsekwensi itu merupakan resiko-resiko yang harus dihadapinya.Tetapi bagi perempuan yang ingin berekspresi ,aktualisi diri serta berkarya resiko-resiko itu dijadikan sebagai tantangan yang harus dihadapi.Tantangan-tantangan itu justru akan membuat perempua-perempuan Indonesia tangguh dalam berkiprah.Tantangan itu menjadi sesuatu yang menarik,justru menggugah semangat untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi haknya sebagai Perempuan Indonesia penerus cita-cita Raden Ajeng Kartini.Tantangan yang dihadapi perempuan Indonesia dalam melaksanakan Emansipasi adalah:
            1.Tantangan dari dalam diri Perempuan
                        Tantangan dalam diri perempuan Indonesia lebih cenderung pada konsekwensi logis dari kodrat seorang wanita.
a.Tantangan dari Individu Perempuan itu sendiri.
            Yang dimaksud adalah bahwa seorang perempuan akan mengalami menstruasi,hamil,menyusui.Dengan kondisi seperti itu seorang perempuan akan mengalami ketidakseimbangan hormon sehingga berpengaruh terhadap kestabilan emosi,kondisi fisik.Berdasar hal itu maka perempuan harus mengantisipasi dengan berupaya memberi asupan makanan bagi tubuhnya agar ketidakseimbangan hormon itu bisa diminimalisir.Selain itu perempuan juga harus mempunyai managemen emosi yang baik,dengan cara beribadah sesuai agamanya dengan rutin,mendekatkan diri pada Tuhan dengan kwalitas yang bagus sehingga dapat mengendalikan emosi dengan tepat.Sebab ada anggapan bahwa seorang perempuan bila menjadi pemimpin dan pejabat lebih mengutamakan emosi daripada akal sehat.Pendapat-pendapat yang minir seperti itu harus kita tepis dengan cara meningkatkan kwalitas diri,berprestasi di bidangnya masing-masing.

b.Tantangan dari Keluarga
            Kodrat wanita menikah,hamil,punya anak kemudian menyusui.Karena menikah perempuan mempunyai suami.Dalam hubungan suami isteri masing-masing punya hak dan kewajiban sendiri-sendiri.Kadangkala kewajiban perempuan sebagai isteri berbenturan dengan peranan perempuan di luar keluarga.Selain suami dalam keluarga,perempuan juga mempunyai anak.Seringkali pula pelaksanaan Emansipasi Perempuan juga berbenturan dengan kewajiban perempuan sebagai ibu.Kadangkala saat seorang perempuan sedang konsenstrasi pada pekerjaannya di luar keluarga,saat itu juga anak membutuhkan ibunya.Seperti yang baru saja dialami oleh penulis,saat sedang menyusun karya tulis ini anak penulis yang berumur 3 (tiga) tahun sakit panas.Namun kita sebagai seorang ibu yang kodratnya adalah melahirkan dengan ikhlas menghentikan segala kegiatan kita untuk mengurusi,mengobati,dan mencurahkan kasih sayang kepada anak yang baru sakit.Contoh lain lagi,saat seorang perempuan menjalankan rutinitas pekerjaan di luar keluarga masih dan selalu berpikir menu apa yang akan disediakan besuk buat keluarga,sudah belanja belum,di mana akan belanja.Itu saja kalau seorang perempuan mempunyai uang yang akan dibelanjakan,kalau tidak perempuan itu harus memikirkan bagaimana cara memperoleh uang atau bagaimana cara menyediakan bahan makanan.Dan itu berlangsung terus menerus setiap hari.Tentu saja yang penulis sampaikan adalah kondisi di lingkungan penulis yang rata-rata tidak mempunyai pramuwisma atau pembantu rumah tangga.Bahkan tetangga penulis ada seorang perempuan tua yang hidup berdua dengan suaminya yang sudah jompo tidak bisa kemana-mana.Sedangkan kondisi perempuan itu sendiri jalan saja kakinya diseret karena sakit.Padahal beliau harus menanggung biaya hidup bagi dirinya sendiri dan suaminya.
Untuk menghadapi tantangan yang seperti itu perempuan harus bisa membagi waktu,memanage waktu dengan baik.Membuat rencana skala prioritas.Sepertinya hal itu sepele tetapi kalau perempuan pekerja tidak disiplin maka akan mengalami kesulitan sendiri dalam melaksanakan peranannya di dalam keluarga maupun di luar keluarga.
VI.KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
            Berdasar uraian yang telah penulis sampaikan,maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan tentang Perempuan,Emansipasi dan Tantangannya sebagai berikut:
1.Pelaksanaan Emansipasi Perempuan saat ini sudah berjalan dengan baik sesuai harapan Raden Ajeng Kartini.Berbagai tingkatan pendidikan perempuan Indonesia sudah bisa mengenyam dan menikmatinya.Juga berbagai Bidang pekerjaan perempuan Indonesia sudah bisa berperan serta di dalamnya.Namun dalam melaksanakan Emansipasinya,Perempuan Indonesia harus seiring sejalan dalam melakoni kodrat perempuan.
2..Dalam pelaksanaan Emansipasi,perempuan mempunyai tantangan-tantangan yang berasal dari dalam diri perempuan dan dari keluarga perempuan itu sendiri.Dan cara menyikapi tantangan-tantangan itu perempuan harus arif dan bijaksana serta mempunyai kemampuan managemen kalbu,managemen waktu yang baik.
B.Saran
1.Bagi perempuan Indonesia marilah kita laksanakan Emansipasi dengan penuh tanggung jawab,tetap mengingat kodrat kita sebagai wanita,serta tetap mengutamakan nilai-nilai moral,agama,etika,serta susila.
2.Bagi laki-laki hargai perempuan Indonesia dalam melaksanakan Emansipasi Perempuan sesuai dengan kodrat perempuan.Beri tambahan kesempatan kepada perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan di keluarga dan luar keluarga.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1991) .Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto Suharsimi.(1992).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka cipta.
………………………(2003).Undang-Undang Sistem Pendidikan .Yogyakarta:Media Wacana Press.
Safwan Mardanas(2004).R.A Kartini Riwayat dan Perjuangannya.Jakarta:Mutiara Sumber Widya.




            

0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About