Saturday, July 9, 2016

Laporan Buku "Model Desain Sistem Pembelajaran"

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 09, 2016 | No comments

BAB I
IDENTITAS BUKU


A.    Judul
Buku ini berjudul Model Desain Sistem Pembelajaran
B.     Penulis
Dikarang oleh Benny A. Pribadi.
C.     Penerbit, Kota dan Tahun Terbit
Pertama diterbitkan di Jakarta tahun 2009 oleh penerbit Dian Rakyat dan buku ini merupakan cetakan ketiga yang diterbitkan oleh Dian Rakyat pada tahun 2011.

D.    Jumlah Halaman
Ketebalan buku ini terdiri dari 256 halaman.
Terdiri dari 7 bab yaitu : 1) Pendahuluan, 2) Sistem Pembelajaran, 3) Desain Sistem Pembelajaran, 4) Model Desain Sistem Pembelajaran, 5) Analisis Model Desain Sistem Pembelajaran, 6) Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik, 7) Implementasi Desain Sistem Pembelajaran.

E.     Riwayat Pengarang




BAB II
ISI BUKU

a.       ISI BUKU
Isi buku ini terdiri dari 7 bab yaitu 1) Pendahuluan, 2) Sistem Pembelajaran, 3) Desain Sistem Pembelajaran, 4) Model Desain Sistem Pembelajaran, 5) Analisis Model Desain Sistem Pembelajaran, 6) Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik, 7) Implementasi Desain Sistem Pembelajaran. Buku ini di sertai dengan gambar, tabel dan setiap bab di beri penjelasan dengan jelas agar pembaca dapat memahami isi bukunya.

b.      RINGKASAN BUKU
1.       BAB I
Isi dari bab I adalah “pendahuluan” yang terdiri dari : belajar dan pembelajaran, kompetensi dan tujuan pembelajaran, dan perspektif pembelajaran yang sukses. Bab ini membahas tentang konsep belajar dan pembelajaran. Dalam pembahasannya terdapat pandangan-pandangan para pakar pendidikan tentang belajar dan pembelajaran. Selain itu, pembahasan tentang penggunaan konsep pembelajaran yang lebih sesuai digunakan daripada konsep pengajaran, kompetensi atau tujuan pembelajaran klasifikasi dan hierarki dari setiap ranah atau domain, dan juga dibahas tentang kriteria dan perspektif pembelajaran yang sukses yang meliputi beberapa indikator, yaitu efektivitas, efisiensi, dan daya tarik.
Pada sub bab “Belajar dan Pembelajaran” diuraikan tentang pengertian belajar dan pembelajaran menurut pandangan dari para ahli. Menurut Robert M. Gagne, penulis buku klasik Principles of Instructional Design, dapat diartikan sebagai "A natural process that leads to changes in what we know, what we can do, and how we behave." Belajar juga dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa pembahan pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Robert Heinich dkk. (2005), belajar diartikan sebagai "...development of new knowledge, skills, or attitudes as individual interact with learning resources." Belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar.
Pada bab ini “Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran“ menguraikan tentang kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang didesain dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Kompetensi mencerminkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diperlihatkan oleh seseorang setelah menempuh proses pembelajaran. Richey (2001) mengemukakan definisi kompetensi sebagai berikut:
“Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan seseorang dapat melakukan aktivitas secara efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsi pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.”

2.  BAB II
Bab II ini berisi tentang pandangan-pandangan tentang pembelajaran sebagai sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait dan bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi secara optimal. Dalam bab ini, juga dikemukakan deskripsi tentang teori sistem, karakteristik sistem, serta pembelajaran dan komponen-komponennya.
Pada sub bab “Teori Sistem”, menguraikan tentang suatu sistem yang dimaknai sebagai suatu entity atau keseluruhan yang memiliki komponen-komponen saling berinterfungsi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah sistem saling bersinergi untuk mencapai sebuah tujuan.
Hal penting lain yang perlu mendapat perhatian dalam memahami konsep sistem adalah mekanisme umpan balik atau feedback. Melalui umpan balik, kita dapat mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada setiap komponen selama melakukan proses untuk menghasilkan output.Dengan cara ini kita dapat melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut.
Cara sistemik adalah cara pandang yang menganggap sebuah sistem sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan komponen-komponen yang berinterfungsi. Istilah sistematik merujuk kepada suatu upaya untuk melakukan tindakan secara terarah dan langkah demi langkah untuk mencapai suatu tujuan yang telah digariskan.
Dick dkk. (2005) mengemukakan dua keuntungan yang akan diperoleh perancang dalam mendesain sebuah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Pertama, melalui pendekatan sistem, perancang akan berfokus atau memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diarahkan pada upaya untuk mencapai tujuan.

3.  BAB III
Bab ini berisi tentang “Desain Sistem Pembelajaran” yang membahas tentang makna desain sistem pembelajaran. Paparan makna desain sistem pembelajaran ini mengemukakan pandangan para ahli tentang konsep desain sistem pembelajaran serta hubungan antara bidang teknologi pendidikan dengan desain sistem pembelajaran. Selain itu, dalam bab ini juga membahas tentang rasional dan beberapa asumsi yang mendasari digunakannya desain sistem pembelajaran, kompetensi yang perlu dimiliki oleh perancang desain sistem pembelajaran, dan teori-teori yang mendasari aplikasi desain sistem pembelajaran.
Pada sub bab “Definisi Desain Sistem Pembelajaran”, dijelaskan bahwa Istilah desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline,dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon clan CoUay, 2001). Selain itu, kata desain juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan. (Smith dan Ragan, 1993, p). Upaya untuk mendesain proses pembelajaran agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, efisien, dan menarik disebut dengan istilah sistem pembelajaran atau instructionalsistem design(lSD).
Briggs dalam Ritchey (1986, p. 9) mendefinisikan desain sistem pembelajaran sebagai suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisa kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta perkembangan sistem penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Hasil dari proses desain sistem pembelajaran berupa cetak biru yang berisi rancangan sistematik dan menyeluruh dari sebuah aktivitas atau proses pembelajaran. Rancangan atau desain tersebut dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah pembelajaran.

4.  BAB IV
Bab IV berisi tentang “Model Desain Sistem Pembelajaran”, yang membahas tentang pengertian, kegunaan, dan klasifikasi model desain sistem pembelajaran. Selain itu, dikemukakan juga tentang perkembangan dan evolusi model desain sistem pembelajaran dengan karakteristik yang spesifik pada masing-masing tahap perkembangan. Dan membahas tentang klasifikasi model-model desain sistem pembelajaran, yaitu classroom oriented, product oriented, dan sistem oriented.
Benny A. Pribadi (2012), menjelaskan tentang konsep desain sistem pembelajaran dikemukakan dalam bentuk model. Sebuah model menggambarkan sebuah prosedur atau kesatuan konsep dengan komponen-komponen yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Model desain sistem pembelajaran merupakan sarana konseptual untuk menganalisis, merancang, memproduksi, menerapkan, dan mengevaluasi setiap aktivitas atau program pembelajaran. Model desain sistem pembelajaran biasanya digunakan dalam bentuk flowchart, atau grafis yang pelaksanaannya perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik.

5.  BAB V
Isi bab V yaitu tentang “Analisis Model Desain Sistem Pembelajaran”, yang menguraikan secara rinci tentang model-model desain sistem pembelajaran yang meliputi beberapa model penting, yaitu :  model desain sistematik Walter Dick dan Lou Carey; model ASSURE dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda; model Cycle dari Jerold E. Kemp; model ADDIE; dan model desain Front-end sistematic design oleh A.W. Bates.
Beragam model desain sistem pembelajaran telah diciptakan oleh sejumlah pakar dan akademisi pendidikan dan pembelajaran. Model-model tersebut telah dikembangkan dan diuji coba secara empiris dalam situasi pembelajaran atau setting yang pesifik. Seorang perancang program pembelajaran atau instructional designer perlu melakukan kajian tentang model-model desain sistem pembelajaran agar dapat menentukan, menerapkan, dan memodifikasi model yang sesuai untuk digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran.
Model-model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan dalam buku ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatan danoutput yang dihasilkan, yaitu model yang berorientasi terhadap pembelajaran di dalam kelas, model yang berorientasi pada produk, dan model yang berorientasi pada sistem. Setiap model desain sistem pembelajaran memiliki keunggulan dan keterbatasan untuk digunakan dalam setting yang spesifik.

6.   BAB VI
Isi dari bab ini adalah tentang “Desain Sistem Pembelajaran Konstruktivistik”. Bab ini membahas tentang pendekatan atau alirran konstruktivistik dalam desain sistem pembelajaran yang meliputi pergeseran paradigma dari pendekatan behaviouristik menjadi pendekatan konstruktivistik. Dalam bab ini juga dibahas tentang makna pendekatan konstruktivistik, komponen-komponen yang penting dalam pendekatan konstruktivistik, dan contoh desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik.
Seiring dengan terjadinya perubahan paradigma dalam pembelajaran, desain sistem pembelajaran sebagai sebuah bidang juga mengalami perubahan orientasi. Aktivitas pembelajaran, yang pada masa sebelumnya diwarnai oleh pendekatan behavioristik, kini mulai menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan konstruktivistik.
Pendekatan konstruktivistik memiliki perbedaan yang signifikan dengan pendekatan behavioristik, yang lebih menekankan pada perilaku yang dapat diamati dan diukur sebagai hasil dari aktivitas dan proses pembelajaran. Pendekatan konstruktivistik yang berakar pada teori belajar kognitif dan humanistik lebih menekankan pada potensi individu sebagai pembangun atau konstruktor ilmu pengetahuan.
Guru yang menggunakan pendekatan konstruktivistik lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang menyediakan pengalaman belajar dan memudahkan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Siswa dapat membangun pcngetahuan dan keterampilan yang diperlukan melalui pengalaman belajar yang bermakna dan interaksi sosial secara intensif dengan sejawat atau kolega. Komponen-komponen desain sistem pembelajaran yang menerapkan pendekatan teori belajar konstruktivistik perlu memperhatikan faktor-faktor situasi, pengelompokkan, pengaitan, pertanyaan, eksibisi, dan refleksi.

7.  BAB VII
Pada bab ini diuraikan tentang “Implementasi Desain Sistem pembelajaran”. Implementasi model-model desain sistem pembelajaran dalam sistem pendidikan formal dan formal. secara khusus, bab ini juga memperlihatkan bahwa implementasi desain sistem pembelajaran sebagai suatu prosedur yang sistematik dan sistemikdapat diaplikasikan dalam sistem sekolah, perguruan tinggi, program pendidikan dan pelatihan, kursus, dan pendidikan luar sekolah. model desain sistem pembelajaran yang sesuai akan memberi respon positif terhadap efektivitas program pembelajaran.
Desain sistem pembelajaran, yang bertujuan untuk menciptakan aktivitas dan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik, dapat digunakan pada semua jenjang dan satuan pendidikan. Setiap model desain sistem pembelajaran memiliki ciri khas tersendiri untuk dapat digunakan sesuai dengan karakteristik sistem pendidikan tempat model tersebut diimplementasikan. Sistem pendidikan dalam konteks ini dapat dikategorikan dalam 6 macam, yaitu:
1.    Pembelajaran tatap muka,
2.    Pembelajaran dengan menggunakan media,
3.    Pembelajaran mandiri,
4.    Pembelajaran berbasis web,
5.    Workshop dan pembelajaran di laboratorium, serta
6.    Seminar dan studi lapangan atau field study.



BAB III
ANALISIS BUKU


a.       Merespon, memaknai, mengomentari
Desain sistem pembelajaran merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang berkualitas, yaitu pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. pembelajaran yang efektif adalah aktivitas dan proses pembelajaran.
Desain sistcm pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses yang sistematik dan sistemik. Proses untuk mendesain sebuah sistem pembelajaran dilakukan tahap demi tahap dan menyeluruh. Pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait di dalamnya. Cara memandang pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal dengan istilah pendekatan sistem.
Pendekatan sistem memandang pembelajaran sebagai suatu keseluruhan, memiliki bagian-bagian yang saling memengaruhi untuk mengoptimalkan penguasaan kompetensi atau kemampuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Heinich dkk. (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses yang berisi serangkaian komponen saling terkait satu sama lain dan bekerja sama secara efektif dan reliabel untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut Heinich dkk. (2005) mengkategorikan sistem pembelajaran dalam beberapa tipe sebagai berikut.
1.         Pembelajaran di kelas (tatap muka).
2.         Pembelajaran menggunakan siaran radio dan televisi.
3.         Pembelajaran mandiri dengan menggunakan bahan ajar.
4.         Pembelajaran berbasis web.
5.         Aktivitas belajar di laboratorium dan workshop.
6.         Seminar dan studi lapangan (field study).
7.        Pembelajaran dengan memanfaatkan komputer (multimedia) dan telekonferensi.
Istilah pembelajaran yang digunakan dalam buku ini tidak dibatasi pada sistem pendidikan formal seperti yang belrlangsung di kelas, tetapi juga sistem pendidikan non-formal seperti pada pcnyelenggaraan kursus serta program pendidikan dan pelatihan. Semua bentuk proses pembelajaran perlu didesain secara sistematik dan sistemik untuk mencapai hasil yang optimal. Desain sistem pembelajaran dikemukakan dalam bentuk model yang dapat memudahkan para pengguna untuk menerapkannya secara sistemik dan sistematik. Ada beberapa model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli sistem pembelajaran. Setiap model desain sistem pembelajaran mempunyai karakteristik dan kekuatan yang spesifik dan penggunaannya perlu didasarkan pada kebutuhan. Gustafson dan Branch (2002) mengemukakan klasifikasi model desain sistem pembelajaran dalam tiga kategori, yaitu:
1.  model desain sistem pembelajaran untuk digunakan di kelas (classroom oriented),
2. model desain sistem pembelajaran untuk memproduksi program pembelajaran (product oriented), dan
3. model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem pembelajaran (sistem oriented).
Aktivitas desain sistem pembelajaran dapat dilakukan baik pada tingkat perorangan, seperti guru dan instruktur, maupun tingkat kerja tim (teamwork)yang sengaja ditugaskan untuk menciptakan sebuah sistem pembelajaran dalam skala lebih besar. Dengan kata lain, aktivitas desain sistem pembelajaran dapat diaplikasikan untuk keperluan mendesain aktivitas pembelajaran yang bersifat mikro, messo, dan makro.
Model-model desain sistem pembelajaran kerap memperlihatkan beberapa perbedaan baik dalam hal langkah-langkah yang terdapat di dalamnya maupun istilah-istilah atau kosa kata yang digunakan. Namun demikian, pada dasarnya semua model desain sistem pembelajaran memiliki beberapa kesamaan dalam hal komponen-kornponen yang terdapat di dalamnya, seperti analisis, desain, pengembangan, irnplementasi, dan evaluasi.
Dalam prakrek di lapangan, paradigma desain sistem pembelajaran yang selama ini didominasi oleh teori belajar behavioristik telah mengalami pergeseran ke arah pendekatan pembelajaran yang bersifat konstruktivistik. Pendekatan ini lebih memandang siswa sebagai pembangun ilmu pengetahuan(knowledge builder) daripada penerima ilmu pengetahuan yang bersifat pasif.

Pendekatan konstruktivistik mendorong individu, melalui pengalaman belajar yang ditempuh, untuk berupaya menemukan dan menafsirkan pengetahuan menjadi hasil belajar yang bermakna bagi dirinya. Dalam konteks pendekatan pembelajaran konstruktivistik, guru atau instruktur perlu menjalankan tugasnya sebagai fasilitator yang dapat membantu membangun ilmu pengetahuan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.

0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About