Saturday, July 9, 2016

Konsep Dasar Sejarah

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 09, 2016 | No comments

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Dalam kajian IPS, sejarah ini terutama ditujukan pada pembahasan hidup dan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu, pembahasan konsep sejarah di sini lebih menitikberatkan pada sejarah sebagai salah satu bidang ilmu sosial yang dapat dikonsepkan sebagai ilmu sejarah yang diperuntukkan bagi semua pesrta didik pada setiap disiplin ilmu.

Melalui pelajaran sejarah, diharapkan peserta didik dapat mengenali perkembangan kehidupan umat manusia, baik masyarakat bangsanya maupun masyarakat bangsa-bangsa lain. Diharapkan pula dapat memahami saling pengaruh yang terjadi antara satu peristiwa dengan peristiwa lain serta saling pengaruh antar masyarakat dan antar bangsa. Melaui pemahaman sejarah rasa kebangsaan semakin tebal dan mengenali “benang merah” perjuangan bangsa serta menghidupkan atau menyajikan peristiwa-peristiwa  yang terjadi pada masa lalu. Akan tetapi tidak semua peristiwa itu layak untuk disajikan, masalah dapat dan tidak dapatnya peristiwa sejarah disajikan bergant peristiwa sejarah disajikan bergantung pada keterhubungan masalah yang ada dalam hubungan konsep disiplin ilmu sosial dalam kajian ilmu sosial yang ada.
Sejarah merupakan suatu kontinuitas dan berlangsung dalam hubungan kausal. Suatu peristiwa merupakan akibat dari peristiwa sebelumnya dan akan menjadi sebab dari peristiwa selanjutnya. Untuk memahami akibat peristiwa yang ada perlu dilandasi dengan pengetahuan sejarah dan konsep-konsep dasar sejarah menjadi dasar bagi pengetahuan itu.
Pengertian sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang sesungguhnaya ilmu sejarah itu memiliki arti yang cangkupannya dapat lebih luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek yang dipelajari .
Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Para sejarawan tertarik dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, musik, arsitekur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual. Hal itulah yang membuat para ilmuwan mengkaji tentang sejarah di masa lampau mengenai berbagai bidang kehidupan.
Adapun ilmu sejarah sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.
Ilmu sejarah mempunyai cakupan yang luas dalam pembahasanya. Hal ini dikarenakan kajiannya yang mencakup semua bidang kehidupan dan keterhubungannya dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih dalam lagi mengenai pengertian, ruang lingkup, dan konsep dasar sejarah.

B.       Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dari sejarah?
  2. Bagaimana ruang lingkup sejarah?
  3. Bagaimana konsep dasar sejarah?
C.      Tujuan
1.      Memahami pengertian dari sejarah.
2.      Mengetahui ruang lingkup sejarah.
3.      Mengetahui konsep dasar sejarah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sejarah
Istilah sejarah berasal dari bahasa arab yakni syajarotun yang memliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Selain itu, ada pula peneliti yang menganggap bahwa arti kata syajarah tidak sama dengan kata sejarah, sebab sejarah bukan hanya bermakna sebagai pohon keluarga, asal usul, atau silsilah. Walaupun demikian, diakui bahwa ada hubungan antara kata syajarah dengan kata sejarah, seseorang yang mempelajari sejarah berkaitan dengan cerita, silsilah, riwayat, dan asal usul tentang seseorang atau kejadian (Sjamsuddin 1996 dalam Dadang Supardan 2011:287).
Pengertian sejarah yang dipahami sekarang ini dari alih bahasa Inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa Yunanai kuno historia yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata historia diartikan sebagai telaah mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis (Sjamsuddin 1996 dalam Dadang Supardan 2011:287).
Menurut Dadang Supardan (2011:287), sejarah adalah cerita atau kejadian  yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Hugiono dan P.K Poerwantana (1987:9) dalam Silvester Petrus Taneo (2009:2-62) mendefinisikan sejarah sebagai berikut” Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami.” Sedangkan Sartono Kartodirdjo (1992:59) dalam Silvester Petrus Taneo (2009:2-62) secara singkat mengkonsepkan “Sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau”. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P dkk:1982: 141) dalam Silvester Petrus Taneo (2009:2-62) mengemukakan “ Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya.” Menurut Suhartono W.Pranoto (2010:2), sejarah adalah ilmu pengetahuan dari subjek yang definit disyaratkan oleh metode yang bebas dan teratur ata proses dan diatur dalam ketentuan yang dapat diterima. Menurut Gilbert.J.Garraghan,S.J dalam Suhartono W.Pranoto (2010:2), sejarah dapat dibedakan menjadi  1) kejadian masa lampau manusia; 2) catatan aktivitas masa lampau; 3) proses dan teknik pembuatan catatan. Sejarah dapat memiliki sifat ilmu-ilmu sosial, dan dapat kita harapkan bahwa dalam hal itu akan dapat diperoleh kemajuan-kemajuan. Tetapi sejarah juga menaruh minat kepada masa lampau demi masa lampau itu sendiri beserta manusia individual dan beserta tindakan khusus manusia, karena manusia menarik hati sebagai manusia (Louis Gottschalk).
Bardasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau itu, tidak hanya digambarkan ataupun dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan dianalisis, bahkan juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu sejarah tidak hanya sebagai pengetahuan, melaikan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini sejarah termasuk bidang ilmu social.

B.       Ruang Lingkup Sejarah
Pengertian sejarah secara umum dari para ahli ialah memiliki makna sebagai cerita atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Kemudian disusul oleh Depdiknas yang memberikan pengertian sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini (Depdiknas,2003:1). Namun, yang jelas kata kuncinya bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah, maupun cerita yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu.
Pada umunya, para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga (3) hal yakni, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai cerita (Ismaun, 1993: 277 dalam Dadang Supardan 2011:288). Untuk lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut:
1.    Sejarah sebagai Peristiwa
Adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau. Pengertian sejarah sebagai peristiwa sebenarnya memiliki makna yang luas dan beranekaragam. Keluasan dan keanekaragaman tersebut sama dengan luasnya kompleksitas kehidupan manusia. Beberapa aspek kehidupan kita, seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, kesehatan, agama, keamanan, dan sebagainya terjalin dalam peristiwa sejarah. Dengan demikian para ahli pun mengelompokkan sejarah agar dapat memudahkan kita untuk memahaminya yaitu :
  1. Pembagian sejarah secara tematis; pembagian sejarah atas beberapa tema. Contoh : sejarah politik, sejarah sosial, sejarah kebudayaan, sejarah perekononiam, sejarah agama, sejarah pendidikan dan sebagainya.
  2. Pembagian sejarah berdasarkan periode waktu; sejarah Indonesia dimulai dari zaman prasejarah, zaman pengaruh Hindhu-Budha, zaman pengaruh Islam, zaman kekuasaan Belanda, zaman pergerakan nasional, zaman pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan, zaman revolusi fisik, orde lama, orde baru dan orde reformasi.
  3. Pembagian sejarah berdasarkan unsur ruang; dalam sejarah regional dapat menyangkut sejarah dunia, tetapi ruang lingkupnya lebih terbatas oleh persamaan karakteristik, baik fisik maupun sosial budayanya. Contoh : sejarah Eropa, sejarah Asia Tenggara, sejarah Afrika Utara dan sebagainya.
Sejarah sebagai peristiwa sering pula disebut sebagai kenyataan dan serba objektif (Ismaun, 1993:279 dalam Dadang Supardan 2011:288). Artinya, peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan didukung oleh evidensi-evidensi yang menguatkan, seperti berupa saksi mata (witness) yang dijadikan sumber-sumber sejarah (historical sources), peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan-catatan (recods) (Lucey, 1984:27 dalam Dadang Supardan 2011:289). Selain itu, dapat pula peristiwa itu diketahui dari sumber-sumber yang bersifat lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut. Menurut Sjamsudin (1996:78) dalam Dadang Supardan 2011:289, ada dua macam sumber lisan. Pertama, sejarah lisan (oral history), contohnya ingatan lisan (oral reminiscence), yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai oleh sejarawan. Kedua, taridisi lisan (oral tardition), yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut  selama beberapa generasi.
2.        Sejarah sebagai Ilmu          
Dalam pengertiannya, kita mengenal definisi sejarah yang bermacam-macam. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi sejarah yang akan dikemukakan oleh sejarawan.
Bury (Teggart, 1960:56) dalam Dadang Supardan 2011:290, menyatakan sejarah adalah ilmu, tidak kurang dan tidak lebih. Collingwood berpendapat bahwa sejarah merupakan riset atau suatu inkuiri. Selanjutnya Collingwood menegaskan sasran penyusunan sejarah adalah untuk membentuk pemikiran agar kita dapat mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban-jawabannya atau sejarah adalah sebuah pemikiran. Daniel dan Banks (Dadang Supardan 2011:290), mengemukakan sejarah adalah kenangan pengalaman umat manusia. Kartodirjo (Dadang Supardan 2011:291), sejarah dapat didefinisikan sebagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau.
Sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah memiliki “batang tubuh keilmuan” (the body of knowledge), metodologi yang spesifik. Sejarahpun memliki struktur keilmuan tersendiri, baik dalam fakta, konsep, maupun generalisasinya (Banks 1977:211-219;sjamsuddin, 1996:7-19 dalam Dadang Supardan 2011:292). Kedudukan sejarah di dalam ilmu pengetahuan digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
  1. Ilmu sosial, karena menjelaskan perilaku sosial. Fokus kajiannya menyangkut proses-proses sosial (pengaruh timbal balik antara kehidupan aspek sosial yang berkaitan satu sama lainnya) beserta perubahan-perubahan sosial.
  2. Seni atau art. Sejarah digolongkan dalam satra. Herodotus (484-425 SM) yang digelari sebagai “bapak Sejarah” beliaulah yang telah memulai sejarah itu sebagai cerita (story telling) dan sejak saat itu sejarah telah dimasukkan kedalam ilmu-ilmu kemanusiaan atau  humaniora (Sjamsudin, 1996:189-190 Dadang Supardan 2011:292). Sejarah dikategorikan sebagai ilmu humaniora, terutama karena dalam memelihara dan merekm warisan budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat manusia. Itulah sebabnya dalam dalam tahap histografi dan eksplanasi, sejarah memerlukan sentuhan-sentuhan estetika atau keindahan.
  1. Sejarah sebagai Cerita
Dalam sejarah sebagai cerita merupakan suatu karya yang dipengaruhi oleh subjektivitas sejarawan. Hal ini berarti sejarah memuat unsur-unsur dari subjek, si penulis atau sejarawan sebagai subjek turut serta mempengruhi atau memberi “warna” , atau “rasa” sesuai dengan “kacamata” atau selera (Kartodirjo, 1992:62 Dadang Supardan 2011:293). Oleh karena itu, tidak aneh jika sejarah sebagai cerita sering disebut ”sejarah sebagai subyektif”.
Dilihat dari ruang lingkupnya terutama pembagian sejarah secara tematik, Sjamsudin dan Burke mengelompokkannya dalam belasan jenis sejarah, yaitu sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah kebudayn, sejarah demografi, sejarah politik, sejarah kebudayaan rakyat, sejarah intelektual, sejarah keluarga, sejarah etnis, sejarah psikologi dan psikologi histori, sejarah pendidikan dan sejarah medis (Dadang Supardan 2011:293).



C.      Konsep Dasar Sejarah
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Masa lampau selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why, dan How.
Beberapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme. Penjelasan mengenai konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi “tampil berbeda”. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah perubahan. Perubahan merupakan konsep dasar yang penting dan mutlak maknanya sebagai suatu dinamika kehidupan. Seorang futuris ternama Amerika Serikat Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa perubahan tidak sekedar penting dalam kehidupan, tetapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan.
2.      Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebgaai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memiliki keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian, mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan-keunikan yang terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.
Pembelajaran suatu kajian terhadap peristiwa-peristiwa bagi peserta didik adalah penting, bukan sekedar untuk memahami peristiwanya itu sendiri secara objektif, tetapi dapat ditelusuri dengan baik tentang sebab, proses terjadinya dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa itu sendiri.
3.      Sebab dan Akibat
Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau hasil suat perbuatan maupun dampak dan peristiwa.
4.      Nasionalisme
Konsep nasionalisme, secara sederhana memiliki arti rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan bangsa mendapat perhatian besardalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Kenneth Minogue mengemukakan bahwa nasionalisme pun merupakan keyakinan bahwa pada hakikatnya setiap abngsa memiliki hak dan kewajiban untuk membentuk dirinya sebagai negara.
5.      Kemerdekaan/ Kebebasan
Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak selamanya dipraktikkan. Arti penting kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang mengatur hak-hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Hak-Hak Manusia Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, konsep kemerdekaan ini lebih menitikberatkan pada komitmennya untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat dan tidak terikat oleh bangsa dan negara manapun, termasuk penjajah sekalipun.

6.      Kolonialisme
Konsep kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir setiap negara di Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika. Kolonialisme bermula dari serangkaian petualangan liar mencari kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama.
7.      Revolusi
Konsep revolusi menunjuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai kesulitan perang dan krisis keuangan negara berhasil diatasi, namun memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga ciri kelembagaan yang menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu:
  1. lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dari negara-negara pesaingnya.
  2. elite yang otonom mampu menentang atau menghadang implementasi kebijaksanaan yang dijalankan pemerintah pusat.
  3. kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
8.      Fasisme
Konsep fasisme atau facism adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis yang sempit, rasialis, militeristis, dan imperialis. 
9.      Komunisme
Pada dasarnya, konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur secara komunal atau bersama-sama.
10.  Peradaban
Konsep peradaban atau civilization merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman dalam Hungtinton, 1998:41). Selain itu, peradaban menunjuk kepada suatu corak maupun tingkatan moral yang menyangkut penilaian terhadaptotalitas kebudayaan. Jadi, peradaban jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling mempengaruhi.
11.  Perbudakan
Pada hakikatnya, konsep perbudakan atau siavery adalah istilah yang meggambarkan suatu kondisi dmana seseorang maupun kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
12.  Waktu
Konsep waktu dalam hal ini (hari,tanggal, bulan, tahun, windu, dan ahad) merupakan konsep esensial dalam sejarah. Begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan baik pada riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis, fungsional, strukturalis, maupun simbolis. Secara alternatif, ilmuwan atau sejarawan dapat menggunakan penempatan subjektif darisaat kemarin, sekarang, dan akan datang. Mengenai pentingnya pemahaman tentang waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enem fungsi waktu, yaitu (a) sebagai penyelaras tindakan, (b) sebagai koordinasi, (c) sebgai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa, (d) menempati ketepatan,(e) menentukan ukuran, (f) untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.
13.  Fenimisme
Istilah fenimisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria. Menurut Maggie Humm (2000:354), semua gerakan feminis mengandung tiga unsur asumsi pokok. Pertama, gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga cenderung menguntungkan pria. Kedua, konsp patriarki-dominasi kaum pria dalam lembaga-lembaga sosial melandasi konstruk tersebut. Ketiga, pengalaman dan pengetahuan kaum wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakatnonseksis di masa mendatang.
14.  Liberalisme
Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat diungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.
15.  Konservatisme
Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang menyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya. Oleh karena itu, pemerintah membatasi diri dalam campurtangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam arti tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau itu, tidak hanya digambarkan ataupun dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan dianalisis, bahkan juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu sejarah tidak hanya sebagai pengetahuan, melaikan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini sejarah termasuk bidang ilmu social.
Pada umunya, para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas tiga (3) hal yakni, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan sejarah sebagai cerita. Dalam sejarah, masa lampau selalu terkait dengan konsep-konsep dasar berupa waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan atau when, where, who, what, why, dan How. Sehingga, Konsep dasar yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme.
B.     Saran
Bagi guru hendaknya dapat mengajarkan sejarah sesuai dengan objek kajiannya. Terkait dengan kajian sejarah yang mempelajari masa lalu, hendaknya guru dapat mengajarkanya sebagai suatu pelajaran yang dapat dimanfaatkan  di masa sekarang sebagai sebuah pengalaman yang berharga untuk dapat menjalankan kehidupan yang lebih baik.



DAFTAR RUJUKAN
Gottschalk, Louis.2008. ab Nugroho Notosusanto.Mengerti Sejarah.Jakarta : Universitas Indonesia Press

Kuntowijoyo(2008).Penjelasan sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana

Pranoto,Suhartono.W.2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta :Graha Ilmu

Rochmat, Saefur.2009. Ilmu sejarah dalam Pespektif Ilmu Sosial. Yogyakarta : Graha Ilmu

Supardan,Dadang (2011).Pengantar Ilmu sosial Sebuah kajian Pendekatan Struktural.Jakarta: Bumi aksara.



Taneo, Silvester Petrus. 2009. Kajian IPS SD.Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional


0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About