Wednesday, July 6, 2016

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 06, 2016 | No comments
BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Suatu proses pendemokrasian yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa anak. Demokrasi belajar berisi pengakuan hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai dengan karakteristiknya. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat belajar yang demokrasi adalah dengan pengemasan pembelajaran yang beragam dengan cara menggunakan strategi pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi belajar yang sesuai.

Prakarsa anak untuk belajar akan mati apabila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar. Lebih jauh lagi, anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri. Anak sebagai peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subjek yang perlu dibela dan ditegakkan melalui system dan model pendidikan.
Dari uraian di atas, maka para pendidik (guru) perlu menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat makalah tentang Teori Belajar Kognitif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran.

B.     RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1.      Apa pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif?
2.      Siapa tokoh-tokoh teori kognitif?
3.      Bagaimana aplikasi teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran?

C.    TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.      Memahami pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif.
2.      Mengetahui tokoh-tokoh teori kognitif.
3.      Mengaplikasikan teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran.

D.    MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Dapat memahami pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif.
2.      Mengetahui tokoh-tokoh teori kognitif.
3.      Dapat mengaplikasikan teori belajar kognitif dalam kegiatan pembelajaran.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI KOGNITIF

Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Prinsip teori psikologi kognitif adalah bahwa setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahaman atas dirinya sendiri. Seseorang memiliki kepercayaan, ide-ide, dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya sendiri.
Teori belajar kognitif sangat erat hubungannya dengan teori psikologi kognitif. Aspek kognitifnya mempersoalkan masalah bagaimana orang memperoleh pemahaman mengenai diri sendiri dan lingkungannya, dan bagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan mereka dengan menggunakan kesadarannya, sedangkan aspek psikologisnya secara bersamaan dan saling berhubungan secara timbal balik.
Dalam hal belajar, aspek psikologis ini memandang bahwa proses belajar yang terjadi pada seseorang tidak tampak dari luar dan sifatnya kompleks. Perilaku belajar seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal), melainkan dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana terjadinya proses informasi di dalam diri seseorang (internal). (Udin, 2008:3.3)
Psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal atau proses-proses mental manusia daripada tampakan luarnya. Sehubungan dengan belajar, teori kognitif memandang bahwa belajar merupakan proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Adapun perubahan tingkah laku yang tampak sesungguhnya adalah refleksi dari perubahan interaksi persepsi dirinya terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan.
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Yang termasuk teori belajar kognitif adalah:

1. Teori Belajar Pengolahan Informasi
 








Gambar 2.1: Peristiwa Pengolahan Informasi
 Sumber:http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_8.htm

Gambar tersebut menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi. Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka panjang.
Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam  memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.
Ada 2 bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:
a.       Pelancaran proaktif : Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi yang baru dipelajari memiliki karakter yang sama.
b.      Pelancaran retroaktif : Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.

2. Teori belajar Kontruktivisme
    Teori belajar Kontruktivisme memandang bahwa:
·         Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak.
·         Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
·         Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.
·         Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.

Teori Kontruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
a.       Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam belajar aktif.
b.      Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.
c.       Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.
d.      Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya.
Teori kognitif dikembangkan terutama untuk membantu guru memahami muridnya. Ternyata, hal ini juga dapat membantu guru memahami dirinya sendiri. Menurut teori kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang dalam memperoleh pemahaman baru atau struktur kognitif dan mengubah hal-hal yang lama.
Teori belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur-prosedur yang dapat diterapkan pada situasi kelas untuk mendapatkan hasil yang sangat produktif. Teori ini dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatarbelakangi perilaku, cita-cita, cara-cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya dalam usaha untuk mencapai tujuan dirinya. Setiap pengertian yang diperoleh dari memahami diri sendiri dan lingkungannya disebut insight.
Menurut teori kognitif, insight adalah pemahaman dasar yang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau hampir sama. Insight adalah pemahaman seseorang terhadap suatu situasi secara mendalam. Pemahaman seseorang tidak sama dengan kesadaran atau kemampuannya untuk menjelaskan pemahaman tersebut secara verbal. Jadi, insight merupakan inti pemahaman.
Pemahaman seseorang secara kolektif merupakan struktur kognitif dari aspek ruang kehidupannya. Struktur kognitif adalah persepsi dari aspek psikologi, fisik, dan kehidupan sosial seseorang. Bila dikaitkan dengan siswa yang belajar maka struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan belajar di masa lalu dan proses belajar pada dasarnya suatu upaya untuk mengaitkan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif baru yang lebih lengkap.

B.     TOKOH-TOKOH TEORI KOGNITIF
1.      JEROME S. BRUNER
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi kognitif (1915-) yang memberi dorongan agar pendidikan memberi perhatian pada pentingnya perkembangan berpikir.
Bruner tidak mengembangkan teori belajar yang sistematis. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia adalah sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi. Oleh karena itu, yang terpenting dalam belajar adalah cara-cara bagaimana seseorang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi yang diterimanya secara aktif. Sehubungan dengan itu, Bruner sangat memberi perhatian pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterima itu untuk mencapai pemahaman dan membentuk kemampuan berpikir pada siswa.
Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Belajar penemuan (discovery learning) adalah salah satu model pembelajaran/belajar kognitif yang dikembangkan oleh Bruner (1966). Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Oleh karena itu, agar belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat maka peserta didik harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru saja.

2.      DAVID AUSUBEL
David Ausubel banyak mencurahkan perhatiannya pada pentingnya mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar verbal yang dikenal dengan expository learning. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai dengan pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang baru diterima oleh peserta didik mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada/diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya.
Dalam menerapkan teori Ausubel, guru dianjurkan untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi awal siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa ada satu factor yang sangat mempengaruhi belajar, yaitu pengetahuan yang telah diterima siswa sebelumnya. Dalam perkembangannya, belajar bermakna dapat diterapkan melalui berbagai cara pengajaran, misalnya pengajaran dengan menggunakan peta konsep.

3.      JEAN PIAGET
Piaget (1929, antara lain) menulis pada paruh pertama abad ke-20. Ia berkonsentrasi pada studi mendalam dengan sampel kecil dari anak-anak, termasuk putrinya sendiri. Ini adalah kekuatan sekaligus kelemahan. Karya sangat mendalam, tetapi kelemahannya terletak pada kenyataan studi kasus dan sampel kecil yang tidak dapat digeneralisasi. Baginya, belajar terkait dengan tahap perkembangan kognitif anak-anak, dan semakin dekat konten yang harus dipelajari sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif yang lebih baik.












Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Tahap
Umur
Ciri Pokok Perkembangan
Sensorimotorik
0-2 Tahun
o  bayi belajar untuk membedakan antara diri dan benda-benda di dunia luar
Praoperasi
2-4 Tahun
o  seorang anak egosentris tapi mengklasifikasikan objek dengan ciri utama
Intuitive
4-7 Tahun
o  seorang anak berpikir dengan cara mengklasifikasikan tetapi mungkin tidak menyadari klasifikasi tersebut
Operasi Konkret
7-11 Tahun
o  seorang anak dapat menggunakan operasi logika seperti reversibilitas klasifikasi dan serialisasi
Operasi Formal
11-15 Tahun
o  langkah percobaan terhadap konseptualisasi abstrak terjadi

Berdasarkan tabel diatas, perkembangan kognitif (kecerdasan) anak dibagi menjadi lima tahap, yaitu tahap sensorimotorik, praoperasi, intuitive, operasi konkret dan operasi formal. Tahapan ini hendaknya tidak dipandang sebagai hal statis. Setiap harinya perkembangan mental anak mengalami kemajuan sesuai dengan kemampuannya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kematangan dan pengalaman yang cukup memungkinkan anak dapat mengembangkan struktur mentalnya untuk menghadapi berbagai situasi dengan cara yang lebih baik.
Dengan memahami tahap-tahap perkembangan intelektual anak beserta karakteristiknya, diharapkan guru atau orang tua dapat membantu peserta didik atau anaknya untuk memprediksi apa yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perkembangan intelektual anak.

4.      ROBERT GAGNE
Robert Gagne (1977) adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang telah memperkenalkan berbagai pandangan tentang belajar, salah satunya adalah pembelajaran yang didasarkan pada model pemrosesan informasi. Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah proses belajar terjadi melalui proses penemuan (discovery) atau proses penerimaan (reception) sebagaimana yang dikenalkan oleh Bruner dan Ausubel, menurutnya yang terpenting adalah kualitas penetapan (daya simpan) dan kegunaan belajar.
Gagne menemukan bahwa ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu:
a.       Informasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label atau nama-nama, fakta dan bidang pengetahuan yang sudah disusun.
b.      Keterampilan intelek adalah kapabilitas yang berupa keterampilan yang membuat seseorang mampu dan berguna di masyarakat.
c.       Keterampilan gerak adalah kapabilitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmani, termasuk keterampilan yang bersifat sederhana.
d.      Sikap adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tindakan mana yang perlu diambil.
e.       Siasat kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana peserta didik mengelola belajarnya, seperti mengingat atau berpikir dalam rangka mengendalikan sesuatu untuk mengatur suatu tindakan.
Kelima ragam belajar tersebut diperoleh dengan cara yang berlainan, yaitu masing-masing memerlukan keterampilan prasyarat yang berbeda dan perangkat langkah proses kognitif yang berbeda pula yang disebut kondisi belajar internal.


C.    APLIKASI TEORI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Peristiwa pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri siswa. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran berbeda-beda tergantung kepada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai sebagai hasil belajar.
Ada Sembilan tahap pengolahan (proses) kognitif yang terjadi dalam belajar yang dikenal sebagai “fase-fase belajar”, yaitu:
1.      Membangkitkan perhatian. Kegiatan paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian peserta didik agar mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran.
2.      Memberitahukan tujuan pembelajaran. Agar peserta didik mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka kepada peserta didik perlu dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran.
3.      Merangsang ingatan pada materi prasyarat. Bila peserta didik telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajaran, guru perlu mengingatkan pada materi yang telah dikuasai sehubungan materi yang akan diajarkan.
4.      Menyajikan bahan perangsang. Menyajikan bahan kepada peserta didik berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci.
5.      Memberi bimbingan belajar. Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran.
6.      Menampilkan unjuk kerja. Mintalah peserta didik untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru.
7.      Memberikan umpan balik. Umpan balik diberikan secara informatif dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa.
8.      Menilai unjuk kerja. Bertujuan untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
9.      Meningkatkan retensi. Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar peserta didik dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
Berikut adalah contoh pembelajaran dengan mengaplikasikan teori belajar kognitif mulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan penilaian hasil belajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Nama Sekolah : SD Negeri Malabar 04, Kec. Wanareja, Kab. Cilacap
Kelas               : IV (Empat)
Semester          : I (satu)
Tema               : Indahnya Kebersamaan

I.     Kompetensi Inti
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
    percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
    tetangganya

II.    Kompetensi Dasar         
2.1. PPKn
Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.

2.2. Bahasa Indonesia
Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang dianutnya) di sekolah dan di rumah.

2.3. Matematika
Menaksir jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dan jenis benda yang diperlukan untuk suatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan  (k2)
2.4. Seni Budaya dan Prakarya
Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugrah tuhan  (KI 1)

2.5. PENJASORKES
Menghargai tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai

III.        Indikator
  3.1. PPKn
3.1.1.      Memberikan contoh keberagaman di lingkungannya dengan rasa percaya diri
3.1.2.      Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia

 3.2. Bahasa Indonesia
3.2.1.      Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
3.2.2.      Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri
3.2.3.      Melafalkan kata-kata teks doa dengan jelas
3.2.4.      Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
3.2.5.      Menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai
3.2.6.      Menyapa dan mengucapkan selamat dengat kalimat yang sesuai
3.2.7.      Menyapa dan menyampaikan ucapan terima kasih dengan kalimat yang sesuai
3.2.8.      Menyapa dan menyampaikn permohonan maaf dengan kalimat yang sesuai

3.3. Matematika
3.3.1.      Menyebutkan besarnya uang saku yang diterima stiap hari atau minggu
3.3.2.      Menyebutkan sumber perolehan uang saku
3.3.3.      Menghitung besarnya penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
3.3.4.      Membandingkan nilai uang yang berbeda
3.3.5.      Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang
3.3.6.      Menentukan hasil operasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang

3.4. Seni Budaya dan Prakarya
3.4.1.      Menjelaskan keunikan karya seni  dan karya kreatif berbagai daerah
3.4.2.      Memuji karya seni dan karya kreatif  teman
3.4.3.      Merawat karya seni dan karya kreatif  yang ada di sekolah
3.4.4.      Menunjukkan kebanggaan terhadap karya sendiri
3.4.5.       
3.5. PENJASORKES
3.5.1.      Melakukan aktivitas fisik secara teratur
3.5.2.      Menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah
3.5.3.      Memperagakan kombinasi gerak dasar jalan
3.5.4.      Memperagakan kombinasi gerak dasar lari

IV.        Tujuan Pembelajaran
4.1.  PPKn
4.1.1.      Dapat memberikan contoh keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya

4.2.  Bahasa Indonesia
4.2.1.      Dapat bersikap tertib dalam mendengarkan do’a
4.2.2.      Dapat melafalkan kata-kata teks do’a dengan jelas
4.2.3.      Dapat menyapa dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai (mengucapkan selamat, ucapan terima kasih dan permohonan maaf)

4.3.  Matematika
4.3.1.      Dapat menyebutkan jumlah besarnya uang untuk berbelanja uang untuk berbelanja benda yang diperlukan
4.3.2.      Dapat menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

4.4.  Seni Budaya dan Prakarya
4.4.1.      Dapat menjelaskan keunikan karya seni dan karya kreatif berbagai daerah
4.4.2.      Dapat merawat karya seni dan karya kreatif yang ada di sekolah

4.5.  Penjas orkes
4.5.1.      Dapat melakukan aktifitas fisik secara teratur
4.5.2.      Menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah

V.  Metode Pembelajaran
5.1.            PPKn
5.1.1.      Menghargai kebhinekatunggalikaan dan keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya

5.2.  Bahasa Indonesia
5.2.1.      Mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan agama yang dianut
5.2.2.      Mengucapkan do’a dengan bahasa yang baik sesuai dengan agama yang anutnya.
5.2.3.      menyapa dan menyampaikan ucapan  selamat, ucapan terima kasih atau permohonan maaf sesuai dengan konteksnya

5.3.  Matematika
5.3.1.      Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

5.4.  Seni Budaya dan Prakarya
5.4.1.      Cirri-ciri khas  keindahan  karya seni dan karya kreatif masing-masing  daerah sebagai anugerah Tuhan.

5.5.  Penjas orkes
5.5.1.      Perilaku hidup sehat
5.5.2.      Variasi dan kombinasi gerak dasar untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan dan lari.

VI.        Metode Pembelajaran
6.1.  PPKn
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Demontrasi
§   Penugasan

6.2.  Bahasa Indonesia
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Diskusi
§   Penugasan

6.3.  Matematika
§   Demontrasi
§   Tanya jawab
§   Diskusi
§   Penugasan

6.4.  Seni Budaya dan Prakarya
§   Ceramah
§   Tanya jawab
§   Penugasan

6.5.  Penjas orkes
§   Ceramah
§   Demontrasi
§   Tanya jawab
§   Penugasan


VII.     Alokasi Waktu
7.1.  PPKn
6 x 35 menit

7.2.  Bahasa Indonesia
10 x 35 menit

7.3.  Matematika
6 x 35 menit

7.4.  Seni Budaya dan Prakarya
6 x 35 menit

7.5.  Penjas orkes
4 x 35 menit


VIII.  Langkah-Langkah Pembelajaran
& PPKn
A.           Kegiatan Awal
§   Mengkondisikan kelas pada situasi belajar
§   Tanya jawab tentang keragaman beragama, bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungan
§   Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
§   Memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

B.           Kegiatan Inti
B.1. Ekplorasi
F Peserta didik mencari informasi tentang keragaman beragam bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungannya.
F Untuk mengetahui peserta didik, guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan keragaman beragam bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungannya.
F Guru memfasilitasi peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah dan memberikan informasi agar bereksplorasi lebih jauh tentang keragaman beragama bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungannya.


B.2. Elaborasi
F Peserta didik membaca dan menyimak keragaman beragama
F Peserta didik mencatat hal-hal penting tentang materi
F Guru menyebutkan keragaman beragama yang ada dilingkungannya
F Peserta didik memahami arti keragaman beragama
F Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum jelas
F Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban secara menyeluruh
F Guru menugaskan seorang peserta didik mempraktekan tentang keragaman beragama yang ada dilingkungannya

B.3. Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan  guru, peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran
F Guru memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman bermakna tentang keragaman beragama
F Guru memovasi peserta didik yang kurang atau belum berpartisifasi aktif

C.           Kegiatan penutup
§   Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§   Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§   Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
§   Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik

& Bahasa Indonesia
A.                Kegiatan Awal
§   Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
§   Memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

B.                 Kegiatan Inti
B.1. Ekplorasi
F Peserta didik memberi contoh melafalkan do’a
F Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik, guru memberikan contoh cara berdo’a yang baik
F Guru memberi informasi cara mengucapkan selamat, terimakasih atau permohonan maaf

B.2. Elaborasi
F Peserta didik mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
F Peserta didik dapat melafalkan doa.
F Guru memberikan kata-kata pujian kedapa peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran.

B.3. Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran

C.                Kegiatan penutup
§   Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§   Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§   Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
§   Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik


& Matematika
A.                Kegiatan Awal
§   Mengkondisikan kelas pada situasi belajar
§   Tanya jawab tentang uang
§   Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
§   Memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

B.                 Kegiatan Inti
B.1. Ekplorasi
F Peserta didik dapat menyebutkan jumlah besarnya uang untuk berbelanja
F Guru memberi contoh cara menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

B.2. Elaborasi
F Peserta didik mengamati beberapa contoh nilai uang
F Peserta didik menyebutkan jumlah besarnya uang untuk berbelanja
F Peserta didik memahami cara penggunaan uang
F Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang uang
F Guru membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban menyeluruh
F Peserta didik menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan uang

B.3. Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran
F Guru memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman tentang uang
F Guru memotifasi peserta didik yang kurang atau yang belum aktif.

C.                Kegiatan penutup
§   Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§   Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§   Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
§   Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik


& Seni Budaya dan Prakaya
A.                Kegiatan Awal
§   Mengkondisikan kelas pada situasi belajar
§   Tanya jawab tentang karya seni dan karya kreatif
§   Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
§   Memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

B.                 Kegiatan Inti
B.1. Ekplorasi
F Peserta didik dapat menjelaskan keunikan karya seni dan karya kreatif berbagai daerah
F Guru memberi contoh cara membuat karya seni

B.2. Elaborasi
F Peserta didik mengamati beberapa contoh karya seni dan kreatif dari berbagai daerah
F Guru memberikan contoh cara membuat karya seni

B.3. Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Guru memotifasi peserta didik yang kurang atau yang belum aktif.

C.                Kegiatan penutup
§   Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§   Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§   Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
§   Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik

& Penjasorkes
A.                Kegiatan Awal
§   Mengkondisikan kelas pada situasi belajar
§   Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan


B.                 Kegiatan Inti
B.1. Ekplorasi
F Peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik
F Guru menerapkan perilaku hidup sehat

B.2. Elaborasi
F Peserta didik melakukan aktifitas fisik secara teratur
F Guru menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah

B.3. Konfirmasi
F Guru memberikan pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Guru memotivasi peserta didik yang kurang atau yang belum aktif.

C.                Kegiatan penutup
§   Guru memberikan pengarahan kepada peserta didik cara melakukan aktivitas fisik
§   Guru memotivasi peserta didik untuk hidup sehat.
§   Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik

IX.        Alat dan sumber belajar
& PPkn
Alat
§   Macam-macam gambar tempat ibadah
§   Macam-macam gambar rumah adat
§   Macam-macam gambar baju adat/pakaian adat
§   Macam-macam gambar senjata adat
Sumber
§   Buku sumber yang relevan

& Bahasa Indonesia
Alat
§   Buku-buku do’a yang relevan
§   Macam-macam slogan kalimat sapa
Sumber
§   Buku sumber yang relevan

& Matematika
Alat
§   Macam-macam uang
Sumber
§   Buku sumber yang relevan

& Seni Budaya dan Prakarya
Alat
§   Menunjukkan contoh hasil karya seni/karya kreatif berbagai daerah
Sumber
§   Buku sumber yang relevan

& Penjasorkes
Alat
§   Alat-alat kebersihan
Sumber
§   Buku sumber yang relevan

X.  Evaluasi/penilaian
& PPkn
Soal
1.      Sebutkan lima agama yang ada di Indonesia!
2.      Apa nama tempat ibadah agama Islam?
3.      Sebutkan tiga suku daerah yang ada di Indonesia!
4.      Sebutkan dua macam kesenian yang ada di Jawa Barat!
5.      Apa nama bahasa yang umumnya dipakai di daerahmu!

& Bahasa Indonesia
Soal
1.      Buat kalimat yang sesuai dengan gambar di bawah ini!
 





2.      Buatlah kalimat ucapan terimakasih yang sesuai dengan gambar di bawah!


3.      Buat kalimat permohonan maaf yang sesuai dengan gambar di bawah ini!
 











& Matematika
Soal
1.      Berapa jumlah nilai uang yang ada pada gambar!
 








      ………………                        ………………..                      ………………….


2.      Berapa jumlah harga barang yang ada pada gambar!
Rp. 4000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 50.000,00
 











3.      Tentukan uang kembalian dari soal berikut!

no
Nama barang
dibayar
Dikembalian
1



1 lembar sepuluh ribu dan satu lembar lima ribu



& Seni Budaya dan Prakarya
Soal
1.      Apa yang dimaksud dengan karya kerajinan?
2.      Di daerah mana kerajinan bambu banyak dibuat?
3.      Apa jenis kerajinan yang ada di daerahmu?
4.      Apa keunikan kerajinan yang ada di daerahmu? Jelaskan!
5.      Terbuat dari apa kerajinan gerabah?

& Penjasorkes
1.      Apa yang harus kita lakukan agar badan kita selalu sehat?
2.      Berikan salah satu contoh perilaku hidup sehat di sekolah?
3.      Sebutkan kombinasi gerak dasar lari!
4.      Sebutkan kombinasi gerak dasar jalan!




Mengetahui,
Kepala SDN Malabar 04



Tukino, A.Ma.Pd.
NIP. 195804171983041002
Wanareja, Juli 2013

Guru kelas,



Desi Susilawati
NIP. 198405072010012032

                                                                                       
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Tokoh-tokoh teori belajar kognitif diantaranya:
1.      Jerome S. Bruner
2.      David Ausubel
3.      Jean Piaget
4.      Robert Gagne
Teori belajar kognitif cukup banyak mempengaruhi bidang pendidikan terutama perkembangan pengetahuan peserta didik serta bagaimana guru membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena pengetahuan diperoleh dan dibentuk oleh peserta didik sendiri dalam berhadapan dengan pengalaman fisis, matematis, logis, maka kegiatan seorang peserta didik menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran.

B.     SARAN
Pendidik perlu mengerti tahap perkembangan kognitif peserta didik. Tugas pendidik terutama adalah membantu dan menciptakan suasana agar proses pembentukkan pengetahuan berjalan lancar. Kurikulum, penyusunan bahan ajar dan metode perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik agar lebih efektif. Pendidik perlu menciptakan suasana yang menantang peserta didik untuk berpikir, merumuskan pikirannya, serta mengekspresikan apa yang peserta didik ketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Purnama, A.M.C. 2013. Teori Belajar Kognitif, (Online), http://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-kognitif.html, diakses 9 Januari 2014.
Rifai, dkk. 2009. Psikologi Pendidikan, (Online), http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_8.htm, diakses 7 Januari 2014.
Suparno. P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Winataputra, U. S, dkk. 2008. Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.


0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About