Saturday, July 9, 2016

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 09, 2016 | No comments

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Perubahan sosial merupakan sebuah isu yang tidak akan pernah selesai untuk diperdebatkan. Perubahan sosial menyangkut kajian dalam ilmu sosial yang meliputi tiga dimensi waktu yang berbeda, dulu (past), sekarang (present), dan masa depan (future). Untuk itulah masalah sosial yang terkait dengan isu perubahan sosial merupakan masalah yang sulit untuk diatasi dan diantisipasi. Namun, di sisi lain masalah sosial yang muncul di masyarakat hampir semuanya merupakan konsekuensi adanya perubahan sosial di masyarakat. Bahkan lebih dari itu, masalah lingkungan pun hampir selalu terkait dengan isu perubahan sosial ini.

Para teoritikus ilmu sosial terutama para sosiolog telah merumuskan berbagai kajian yang dapat dijadikan bahan rujukan untuk meramalkan kondisi manusia di dunia. Sebagian dari pemikiran mereka sudah dapat dirasakan kebenarannya, meskipun mereka hanya memberikan argument yang lebih bersifat spekulatif.
Studi mengenai perubahan sosial tersebut merupakan inti dalam sosiologi. Sosiologi itu sendiri termasuk ilmu sosial. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai sejarah teori sosiologi, perkembangannya, dan perubahan sosial.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian sosiologi?
2.      Bagaimana sejarah dan perkembangan teori sosiologi?
3.      Siapa saja tokoh-tokoh sosiologi?
4.      Bagaimana konsep dasar perubahan sosial?


C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui pengertian sosiologi.
2.      Mengetahui sejarah dan perkembangan teori sosiologi.
3.      Mengenal tokoh-tokoh sosiologi.
4.      Mengetahui konsep dasar perubahan sosial.

























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi dalam bahasa latin socius = teman, kawan; social = berteman, bersama, berserikat; logos = ilmu. (Shadily, 1984:1). Brikerhoft dan White (Damsar, 2001:2) berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistemik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah. Sedangkan Horton dan Hunt (Damsar, 2001:4) berpandangan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu. Karena sosiologi ini mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat, maka dengan sendirinya sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya seperti hukum, ekonomi, ilmu jiwa, antropologi, dan lainnya.
Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, akan tetapi di dalam mempelajari subsitem sosial masing-masing ilmu sosial mempunyai titik tolak tersendiri. Secara visual gambarannya adalah sebagai berikut:

INDIVIDU
MASYARAKAT
KEBUDAYAAN
Gambar 2.1 : Subsistem Sosial
1.      Sosiologi bertitik tolak pada pola kehidupan bersama atau pola interaksi sosial.
2.      Antropologi bertitik tolak pada kebudayaan dan nilai-nilai dalam kebudayaan tersebut.
3.      Ilmu politik bertitik tolak pada cara mendapatkan, menjalankan dan mempertahankan kekuasaan.
4.      Ekonomi bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan material dengan benda-benda yang terbatas persediaannya dalam masyarakat.
5.      Sejarah yang bertitik tolak pada peristiwa-peristiwa pada masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.
6.      Psikologi sosial bertitik tolak pada pengaruh sosial terhadap pembentukkan kepribadian individu.
7.      Ilmu-ilmu hukum yang bertitik tolak pada kaidah dan keteraturan perilaku, maupun perilaku yang unik.
8.      Ilmu kesehatan masyarakat yang bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan sistematis mengenai pencegahan timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup manusia, serta mempertinggi nilai kesehatan.
Sosiologi mempelajari perilaku manusia dalam kelompok-kelompok. Perhatian utamanya adalah dalam hubungan sosial manusia-perilaku manusia seperti diwujudkan sendiri dalam perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi.
Selanjutnya dalam sosiologi kita perhatikan bahwa manusia itu harus dilihat dalam hubungannya dengan orang lain, dan bahwa cara hidup dan cara berpikirnya dipengaruhi dan diarahkan oleh adanya kelompok yang beradat dan berkebudayaan, di mana ia hidup sebagai anggotanya. Sesungguhnya memang manusia berkelompok inilah yang menjadi pokok pelajaran sosiologi dan bukan perseorangan yang terpencil.

B.     Sejarah dan Perkembangan Teori Sosiologi
Orang tak dapat memastikan kapan teori sosiologi itu lahir. Manusia telah memikirkan dan membangun teori tentang kehidupan sosial sejak zaman paling awal sejarah. Namun kita takkan menengok kembali ke zaman Yunani atau Romawi atau ke abad pertengahan. Kita akan memusatkan perhatian pada beberapa kondisi sosial terpenting abad ke 19 dan awal abad 20 yang sangat signifikan dalam perkembangan teori sosiologi.
Faktor-faktor yang memunculkan teori sosiologi diantaranya:
1.    Revolusi Politik
Rentetan panjang revolusi politik yang dihantarkan oleh Revolusi Perancis 1789 dan revolusi yang berlangsung sepanjang abad 19 merupakan faktor yang paling besar dalam perkembangan teori sosiologi. Dampak revolusi politik sangat dahsyat, hal ini menyebabkan para pemikir merasa prihatin dan bertekad untuk memulihkan ketertiban masyarakat dengan menciptakan perubahan sosial yang dapat mengembalikan kepada keadaan yang didambakan.
2.    Revolusi Industri dan Kemunculan Kapitalisme
Revolusi industri merupakan berbagai perkembangan transformasi dunia Barat dari corak sistem pertanian menjadi system industri sehingga banyak orang yang meninggalkan usaha pertanian dan beralih ke pekerjaan industri. Hal ini menyebabkan birokrasi ekonomi skala besar muncul untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh industri dan sistem ekonomi kapitalis.
3.    Kemunculan Sosialisme
Sosialisme merupakan seperangkat upaya perubahan yang bertujuan menanggulangi ekses sistem industri dan kapitalisme. Marx dalah pendukung aktif penghancuran sistem kapitalisme dan hendak menggantikannya dengan sistem sosialis. Kendati menyadari adanya berbagai masalah dalam masyarakat kapitalis, namun mencoba melakukan reformasi di dalam sistem kapitalisme akan jauh lebih baik ketimbang mengadakan revolusi sosial seperti yang didesakkan Marx.
4.    Feminisme
Aktivitas dan tulisan feminis mencapai puncaknya pada gerakan liberalis di dalam sejarah Barat modern. Semuanya sangat mempengaruhi perkembangan sosiologi, khususnya pada sejumlah karya perempuan yang berkaitan di bidang ini. Tetapi karya-karya mereka sering kali terdesak ke pinggiran, diserobot, diabaikan atau diremehkan oleh lelaki yang menyusun sosiologi sebagai basis kekuatan professional.
5.    Urbanisasi
Sebagai akibat dari Revolusi Industri, banyak orang yang pindah dari lingkungan pedesaan ke lingkungan urban. Migrasi besar-besaran ini disebabkan oleh lapangan kerja yang diciptakan system industry di kawasan urban. Migrasi ini menimbulkan berbagai persoalan bagi orang yang harus menyesuaikan diri dengan kehidupan urban. Kondisi kehidupan urban dan berbagai masalah yang dihadapinya menarik perhatian banyak sosiolog untuk menelitinya.
6.    Perubahan Keagamaan
Banyak sosiolog yang berlatar belakang religius dan secara aktif terlibat dalam aktivitas keagamaan professional. Mereka membawa cara berfikir dalam kehidupan keagamaan mereka ke dalam sosiologi.

7.    Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan (Sains)
Ketika teori sosiologi sedang dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan (science) meningkat pesat tak hanya di universitas tetapi juga di dalam masyarakat pada umumnya. Para sosiolog memang telah berkecimpung dalam sains dan banyak yang menginginkan  agar sosiologi meniru kesuksesan ilmu biologi dan fisika.


Table 2.1 Teori Sosiologi: Masa-masa Awal
Kekuatan Sosial
Perancis Pencerahan (1689-1755) Rousseau (1712-1778)
Reaksi Konservatif de Bonald (1754-1840) de Maisire (1753-1821)
Saint Simon (1760-1825)
Comte (1798-1857)

Durkheim (1858-1917


Revolusi Politik
Jerman

Hegel (1720-1831)
Young Hegelians Feuerbach
(1804-1872
Marx (1818-1883)
Historisisme Jerman Dilthey (1833-1911)
Determinis Ekonomi Kautsky (1854-1938)

Hegelian Marxists (1885-1971)
Revolusi Industri dan Bangkitnya Kapitalisme

Kant (1724-1804)


Nietzsche (1844-1900)

Max Weber (1864-1920) Marianne Weber (1870-1954)

Kebangkitan Sosial
Italia









Feminisme




Pareto (1848-1923)





Urbanisasi





Mosca (1858-1941)


Perubahan Agama
Inggris Raya
Ekonomi Politik Smith (1723-1790)
Ricardo (1772-1823)
Martineau (1802-1876)




Pertumbuhan Sains




Teori Evolusioner Spencer (1820-1903)




Tabel di atas meringkaskan sejarah awal teori sosiologi dalam dua bagian. Bagian pertama menerangkan berbagai kekuatan sosial yang terlibat dalam perkembangan teori sosiologi. Meski banyak faktor yang berperan, perhatian hanya dipusatkan pada perkara revolusi politik, revolusi industri dan perkembangan kapitalisme, sosialisme, urbanisme, perubahan agama, dan pertumbuhan ilmu pengetahuan (sains) mempengaruhi teori sosiologi.
Bagian kedua membahas pengaruh kekuatan intelektual terhadap pertumbuhan teori sosiologi di berbagai Negara. Dimulai dari Perancis dan peran yang dimainkan era Pencerahan yang menekankan pada reaksi konservatif dan romantic terhadap pertumbuhan teori sosiologi itu. Dari jalinan-jalinan teori-teori itulah sosiologi Perancis berkembang.
Selanjutnya beralih ke Jerman dengan perkembangan teori Marxian. Teori sosiologi dan cara teori Marxian mempengaruhi sosiologi secara positif dan negatif dalam Hegelianisme, materialism dan ekonomi politik. Perubahan kemudian bergeser ke dasar sosiologi Jerman. Karya Max Weber dibahas untuk menunjukkan bermacam sumber sosiologi Jerman. Teori Weber lebih dapat diterima oleh sosiolog daripada gagasan Marx.
Selanjutnya pertumbuhan teori sosiologi di Inggris bersumber dari ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi sosial. Dalam konteks ini disinggung karya Spencer dan beberapa Kontroversi yang mengelilinginya. Teori sosiologi Italia ditandai adanya karya Pareto dan perkembangan teori Marxian di Eropa pada pergantian abad 19, terutama determinisme ekonomi dan Marxisme Hegelian.
Negara kita Republik Indonesia telah mengalami zaman purbakala, zaman raja-raja, zaman kolonial, zaman Jepang, zaman politik bebas (liberal), dan zaman Orde Baru berdasarkan Pancasila. Dalam tiap rumpun zaman itu dapat kita pelajari bagaimana masyarakat kita bertahan dan berkembang menurut caranya sendiri dipimpin oleh dan berpegang kepada adat kepercayaan yang tak tersentuh oleh kekuasaan pemerintahan negaranya.
Perkembangan itu berbeda dengan apa yang diuraikan di atas mengenai garis besar uraian kota-kota di Eropa. Ilmu teknik dan pengetahuan Barat tidak semuanya mempengaruhi negeri kita secara langsung dan secara penuh. Negeri kita makmur dengan tanahnya yang subur mendatangkan sifat agraris dan kehidupannya bersumber pada hasil tani dan perkebunan yang sedikit sekali memerlukan pemakaian teknik. Ilmu dan teknik Barat tidak dikenal oleh rakyat jelata.
Kemudian dari beberapa dari 50-75 orang lulusan berbagai universitas di Indonesia maupun di Negeri Belanda memiliki keyakinan yang tegas akan hak Indonesia untuk merdeka, pertama melalui pendidikan Barat akhirnya melalui pergerakan politik.

C.    Tokoh-tokoh Sosiologi
Berikut ini beberapa tokoh sosiologi Barat dan Indonesia, yaitu:

1.    Abdul Rahman Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332 dan meninggal pada tahun 1406. Dalam mengajarkan tentang masyarakat dan sosiologi, Ibnu Khaldun menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dan observasi sejarah. Ibnu Khaldun telah menghasilkan sekumpulan karya yang mengandung pemikiran yang mirip dengan sosiologi zaman sekarang. Ia melakukan studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi) dan hubungan antara lembaga sosial itu.

2.    Auguste Marie Francois Xavier Comte
Auguste Comte lahir di Mountpelier, Perancis, 19 Januari 1798 dan meninggal 5 September 1857. Auguste Comte merupakan salah satu tokoh pemikir andal di bidang sosiologi. Bukunya Course de Philosophie Positive, menjadikan Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi atau peletak dasar sosiologi. Pemikiran Auguste Comte yang dijadikan dasar pemikiran sosiologi antara lain berikut ini.
a.       Membedakan sosiologi ke dalam statistika sosial dan dinamika sosial.
b.      Pengembangan tiga tahap pemikiran manusia (tahap teologis, metafisis, dan positif) yang menjadi ciri perkembangan pengetahuan manusia dan masyarakat.
c.       Gejala sosial dapat dipelajari secara ilmiah melalui metode-metode pengamatan, percobaan, perbandingan dan sejarah.
d.      Fakta kolektif historis dan masyarakat terikat pada hukum-hukum tertentu dan tidak pada kehendak manusia.

3.    Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 dan meninggal tahun 1883. Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang sosiolog. Sebagai seorang penulis sosiologi sumbangan Marx terletak pada teori kelas. Marx berpendapat bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas.
Menurut Marx, perkembangan pembagian kelas dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu:
a.       kaum borjuis (kaum kapitalis) yaitu kelas yang terdiri dari orang-orang yang menguasai alat-alat produksi dan modal;
b.      kaum proletar adalah kelas yang terdiri atas orang-orang yang tidak mempunyai alat produksi dan modal, sehingga dieksploitasi oleh kaum kapitalis.
Menurut Marx, pada suatu saat kaum proletar menyadari akan kepentingan bersama, sehingga mereka bersatu dan memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka menang dan dapat mendirikan masyarakat tanpa kelas.

4.    Emile Durkheim
Durkheim lahir di Epinal, Perancis, 15 April 1858 dan meninggal 15 November 1917. Durkheim merupakan salah satu tokoh sosiologi yang dipengaruhi oleh tradisi pemikiran Prancis–Jerman. Durkheim termasuk salah satu peletak dasar-dasar sosiologi modern. Menurut Durkheim yang harus dipelajari sosiologi adalah fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir, dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas dirinya.
Contoh fakta sosial menurut Durkheim antara lain hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan kaidah ekonomi. Fakta-fakta sosial tersebut dapat mengendalikan dan memaksa individu karena individu yang melanggarnya akan diberi sanksi oleh masyarakat.

5.    Max Weber
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 dan meninggal 14 Juni 1920. Max Weber mengatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial. Tindakan manusia disebut tindakan sosial apabila mempunyai arti subjektif. Tindakan itu dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan diorientasikan kepada kesudahannya, yang termasuk dalam tindakan social bukanlah tindakan terhadap objek-objek bukan manusia, seperti tukang kayu atau tindakan batiniah seperti bersemedi.
Dalam analisis yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan manusia.
Manusia dapat mengubah sarana-sarana, objek, asas-asas atau pendukung-pendukungnya, tetapi tidak dapat membuang konflik itu sendiri. Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial. Hal ini terlihat nyata dalam politik (perjuangan demi mencapai kekuasaan) dan dalam persaingan ekonomi.

6.    Prof. Dr. Selo Soemardjan
Terlahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 dan meninggal di Jakarta pada 11 Juni 2003.Bergelar lengkap Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan, dikenal sebagai bapak sosiologi Indonesia. Banyak sekali buku acuan sosiologi dan anthropologi Indonesia bersumber atau berpegangan pada buku-buku beliau. Nama Selo Soemardjan begitu kental dalam ingatan orang-orang yang pernah belajar ilmu sosial dan kebudayaan di Indonesia. Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan.

7.    Prof. Dr. Paulus Wirutomo
Pria kelahiran Solo, 29 Mei 1949 ini menamatkan sarjana sosiologi dari Universitas Indonesia, 1976. Meraih S2 bidang Perencanaan Sosial dari University College of Swansea Wales, Inggris, 1978 dan S3 bidang Sosiologi Pendidikan dari State University of New York at Albany, USA, 1986.
Menurutnya, pembangunan sosial saat ini masih disalahpahami. Bagi pemerintah, pembangunan sosial hanya dianggap sebagai sektor pembangunan saja. Meskipun hal ini tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak bisa dibenarkan.
Pasalnya, kata Paulus, pengertian pembangunan sosial yang benar itu lebih dari sekadar pembangunan sektor. Dalam pembangunan sosial, harus termuat peningkatan interaksi dan hubungan sosial dalam masyarakat. Tanpa terjadi kualitas hubungan sosial dari langkah pembangunan sosial yang diambil, sulit mengatakan adanya pembangunan sosial.
Menurut beliau, pendidikan sama halnya dengan kesehatan dan agama yang juga dianggap pembangunan sosial, terkadang dianggap sebagai anggaran yang habis terpakai tanpa menghasilkan uang. Padahal, ujarnya, pembangunan pendidikan itu akan menghasilkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang meningkat inilah yang nantinya diharapkan akan menjadi pendorong terjadinya peningkatan kualitas hubungan sosial. Oleh karena itu, Paulus dikenal sebagai Sang Sosiolog Pendidikan.

8.    Arief Budiman
Lahir di Jakarta, 3 Januari 1941, dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin, adalah seorang aktivis demonstran Angkatan '66 bersama dengan adiknya, Soe Hok Gie. Arief bersikap sangat kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi dan kemudian diperparah dengan praktik-praktik korupsinya. Pada pemilu 1973, Arief dan kawan-kawannya mencetuskan apa yang disebut Golput atau Golongan Putih, sebagai tandingan Golkar yang dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis.

9.    Prof. Dr. Ir. Sajogyo
Lahir di Karanganyar, 21 Mei 1926 dan meninggal di Bogor, 17 Maret 2012 pada umur 85 tahun. Beliau adalah seorang pakar ilmu sosiologi dan ekonomi yang juga sering dikenal sebagai "Bapak Sosiologi Pedesaan" di Indonesia. Sajogyo membangun Sajogyo Institute bersama para kolega, sahabat, murid dan anak-anak muda yang terinspirasi oleh kepedulian, pemikiran dan konsistensi perjuangan yang panjang dalam memahami dinamika masyarakat petani dan penghidupan di pedesaan.

10.    Mochtar Naim
Lahir di Nagari Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 25 Desember 1932; merupakan antropolog dan sosiolog Indonesia. Selain sebagai sosiolog ternama, Mochtar Naim tampil kemuka sebagai ahli Minangkabau. Dalam beberapa seminar dan tulisan-tulisannya, Mochtar kerap membagi budaya Nusantara kepada dua konsep aliran. Polarisasi budaya yang digambarkan Mochtar adalah konsep budaya yang bercirikan sentrifugal yang diwakili oleh budaya M (Minangkabau), berlawanan dengan konsep budaya sentripetal-sinkretis yang diwakili oleh budaya J (Jawa).

D.    Konsep Dasar Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan anatar keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Untuk itu, konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal, yaitu:
1.    Studi mengenai perbedaan,
2.    Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda, dan
3.    Pengamatan pada sistem sosial yang sama.
Menurut Harper (Nanang, 2011:5), perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian (perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan merupakan suatu kondisi yang tidak berdiri sendiri, di dalamnya terdapat banyak faktor yang terlibat. Faktor tersebut meliputi faktor alamiah dan sosial. Bencana alam serta perubahan jumlah penduduk merupakan faktor alamiah, sedangkan perkembangan teknologi, terjadinya konflik, ideology yang dianut masyarakat merupakan beberapa faktor sosial yang turut mempengaruhi perubahan sosial.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara etimologi, sosiologi dalam bahasa latin socius = teman, kawan; social = berteman, bersama, berserikat; logos = ilmu. Sosiologi adalah studi sistemik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
Faktor-faktor yang memunculkan teori sosiologi, yaitu revolusi politik, revolusi industry dan kemunculan kapitalisme, kemunculan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agama dan pertumbuhan ilmu pengetahuan (sains).
Tokoh-tokoh sosiologi diantaranya, Abdul Rahman Ibnu Khaldun, Auguste Marie Francois Xavier Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber, Prof. Dr. Selo Soemardjan, Prof. Dr. Paulus Wirutomo, Arief Budiman, Prof. Dr. Ir. Sajogyo, dan Mochtar Naim.
Perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian (perubahan) yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu. konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal, yaitu:
1.      Studi mengenai perbedaan,
2.      Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda, dan
3.      Pengamatan pada sistem sosial yang sama.


B.     Saran
Sebagai bagian dari masyarakat, sebaiknya kita mengetahui pengertian, sejarah perkembangan dan perubahan sosial dalam kaitannya dengan sosiologi syang merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial. Hal ini berguna agar kita dapat mengikuti perubahan ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA


Alimandan. 1985. Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. Jakarta: CV. Rajawali.

Alimandan. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Damsar. 2001. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Shadily, Hasan. 1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Soekanto, Soerjono. 1982. Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

--------. 2012. Tokoh-tokoh Sosiologi Dan Pendapatnya Mengenai Ilmu Sosiologi. (Online), http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2012/12/tokoh-tokoh-sosiologi-serta-pendapanya.htm. diakses 30 Januari 2014.

--------. 2012. Tokoh Sosiologi Indonesia. (Online), http://dee-belajar.blogspot.com/2012/12/tokoh-sosiologi-indonesia.html. diakses 30 Januari 2014.


--------. 2012. Ibnu Khaldun, Sejarawan Ilmu Sosiologi. (Online),  http://www.bimbie.com/sejarawan-sosiologi.htm.  diakses 30 Januari 2014.

0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About