Monday, July 4, 2016

Perkembangan Motorik Anak

Posted by Sampai Mati Harus Belajar On July 04, 2016 | No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Perkembangan motorik anak merupakan bagian dari tumbuh kembang anak yang dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni genetik dan lingkungan. Faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara berkembang (termasuk Indonesia) selain faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal.

       Faktor lingkungan dibagi dua, pra natal dan post natal. Pra natal (bayi masih dalam kandungan): gizi saat ibu hamil, trauma, cairan ketuban yang kering, posisi janin dalam kandungan, toksin/zat kimia, endokrim, radiasi, infeksi intrauterine yang menyebabkan cacat bawaan yaitu TORCH, stress saat ibu hamil, kelainan rhesus.
  Post natal (setelah dilahirkan): masa antara usia kandungan 28 minggu hingga anak berusia 7 hari merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat menyebabkan cacat permanen.
  Pada bayi dan balita, perkembangan motorik tidak terlepas dari reflex-refleks yang terdapat pada bayi, yang sudah ada ketika bayi lahir dan lama kelamaan menghilang dan digantikan  oleh refleks lain sesuai perkembangan susunan syarafnya. Dimulai dengan posisi “afedal” (spinal level), di mana bayi hanya telentang saja, kemudian berkembang menjadi “quadripedal” dan akhirnya menjadi “bipedal”.
Kita sebagai orang tua dan guru perlu mempelajari perkembangan motorik anak, agar kita dapat berperan seoptimal mungkin baik sebagai orang tua maupun sebagai guru. Sebagai orang tua maupun guru hendaknya memberikan kesempatan dan melatihkan perkembangan motorik anak. Karena perkembangan motorik bukanlah sesuatu yang otomatis dapat diraih secara optimal, tetapi perlu dilatihkan.
         
1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah ini:
Memaparkan pengertian, macam-macam perkembangan motorik anak, dan cara melatihkannya.

1.3  Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat kita rumuskan:
1.    Bagaimana tahap perkembangan motorik anak?
2.    Ada berapa jenis perkembangan motorik anak?
3.    Apa pengertian motorik halus dan kasar pada anak?
4.    Bagaimana permainan dalam rangka melatih motorik anak?
5.    Bagaimana cara meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak?
6.    Bagaimana cara meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak?


       BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Tahap Perkembangan Motorik Anak
      Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
      Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot  halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret menyusun balok, menggunting menulis, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak dapat berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kemampuan motorik anak.
        Perkembangan motorik anak dibagi 2:
1.    Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik-turun tangga.
2.    Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.






Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Anak Usia 1 – 5 tahun

No.
Usia Anak
Motorik Kasar
Motorik Halus
1.
1-2 tahun
1.     Merangkak
2.    Berdiri dan berjalan beberapa langkah.
3.    Berjalan cepat.
4.    Cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
5.    Merangkak di tangga.
6.    Berdiri di kursi tanpa pegangan.
7.    Menarik dan mendorong benda-benda berat.
8.    Melempar bola.
1.    Mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk.
2.    Membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan.
3.    Menyusun menara dari balok.
4.    Memindahkan air dari gelas ke gelas lain.
5.    Belajar memakai kaos kaki sendiri.
6.    Menyalakan TV dan memainkan remote.
7.    Belajar mengupas pisang.
2.
2-3  tahun
1.    Melompat-lompat
2.    Berjalan mundur dan jinjit.
3.    Menendang bola.
4.    Memanjat meja atau tempat tidur.
5.    Naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir.
6.    Berdiri dengan 1 kaki.
1.    Mencorat-coret dengan 1 tangan.
2.    Menggambar garis tak beraturan.
3.    Memegang pensil.
4.    Belajar menggunting.
5.    Mengancingkan baju.
6.    Memakai baju sendiri.
3.
3-4 tahun
1.    Melompat dengan 1 kaki.
2.    Berjalan menyusuri papan.
3.    Menangkap bola besar.
4.    Mengendarai sepeda.
1.    Menggambar manusia
2.    Mencuci tangan sendiri.
3.    Membentuk benda dari plastisin.
4.    Membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi.
4.
4-5  tahun
1.     Menuruni tangga dengan cepat.
2.    Seimbang saat berjalan mundur.
3.    Melompati rintangan.
4.    Melempar dan menangkap bola.
5.    Melambungkan bola.
1.    Menggunting dengan cukup baik.
2.    Melipat amplop
3.    Membawa gelas tanpa menumpahkan isinya.
4.    Memasukkan benang ke lubang jarum.



           
2.2    Jenis Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik anak ada 2 jenis yaitu:
a.  perkembangan motorik kasar
b.  perkembangan motorik halus.

2.3  Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
1.                Perkembangan Motorik Kasar
      Menurut Nur Hasan (Sujiono, 2003:5) kemampuan motorik kasar pada anak adalah prestasi yang ditampilkan oleh anak dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar sesuai dengan tingkatan kemampuan motorik kasar yang sesuai usia tertentu. Kemampuan motorik merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting, terutama keterampilan motorik kasar karena ini wajib dimiliki oleh anak sebagai dasar untuk menguasai gerak selanjutnya yang lebih kompleks yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup anak pra sekolah di masa datang.
      Dengan matangnya kemampuan motorik pada anak, maka anak tidak akan merasa kaku dalam menggerakkan kaki dan tangan. Dimana kemampuan dari motorik kasar adalah kemampuan non klomotor, kemampuan lokomotor dan kemampuan manipulatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar anggota tubuhnya yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. 
2.                Perkembangan Motorik Halus
      Keterampilan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kegiatan ini harus dilatihkan pada anak melalui proses latihan yang rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini dapat dibuktikan karena tidak semua anak, pandai menggerakkan tangannya, misalnya ada seorang anak yang kesulitan ketika akan memegang sebuah bola pimpong, bola tersebut selalu lepas ketika akan diraihnya, tetapi ada anak lainnya yang begitu mudah memegangnya. Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang mengandalkan otot-otot halus.

2.4  Permainan dalam Rangka Melatih Motorik
      Untuk melatih otot motorik anak, latihan harus dilakukan dengan kondisi yang menyenangkan, maka dari itu untuk melatih otot motorik anak dapat dilakukan dengan bermain. Permainan adalah kegiatan terstruktur, biasanya dilakukan untuk kesenangan dan juga digunakan sebagai alat pendidikan. Permainan berbeda dengan pekerjaan, yang biasanya dilakukan untuk remunerasi, dan berbeda dari seni, yang lebih peduli dengan ekpresi ide. Perbedaan tersebut tidak jelas, dan banyak permainan yang juga dianggap bekerja atau seni.
      Komponen kunci dari permainan adalah tujuan, aturan, tantangan, dan interaksi. Permainan biasanya melibatkan stimulasi mental atau fisik, dan kadang-kadang kedua-duanya. Banyak permainan sebagai bentuk latihan, atau melakukan peran pendidikan, simulasional atau psikologis.
      Menurut perancangan permainan computer Chris Crawford, definisi istilah permainan menggunakan serangkaian dikotomi:
a.       Ekpresi kreatis adalah seni jika dibuat untuk kecantikan sendiri, dan hiburan jika dibuat untuk uang.
b.      Hiburan adalah sebuah mainan yang jika dapat melakukan interaksi. Film dan buku-buku dianggap sebagai contoh hiburan non-interaktif.
c.       Jika tidak ada tujuan yang terkait dengan permainan, itu adalah mainan. Jika memiliki tujuan, permainan adalah tantangan.
d.      Jika tantangan tidak memiliki “active agent against whom you compete” maka disebut teka-teki, jika itu ada adalah konflik.
e.       Jika para pemain hanya dapat mengalahkan lawan, tetapi tidak menyerang mereka, mengganggu kinerja mereka, konflik sebuah kompetisi. Namun jika serangan diizinkan, kemudian konflik memenuhi syarat sebagai permainan.
Permainan dicirikan oleh “apa pemain dapat lakukan”. Hal ini sering disebut gameplay. Elemen kunci umum diidentifikasi dalam konteks ini adalah alat dan aturan yang mendefinisikan konteks keseluruhan permainan dan yang pada gilirannya menghasilkan keterampilan, strategi, dan kesempatan.
      Permainan sering diklasifikasikan oleh komponen yang diperlukan untuk memainkannya (missal miniature, bola, kartu, papan and pieces atau komputer). Permainan seperti petak umpet tidak menggunakan peralatan apapun, melainkan aktivitas mereka ditentukan oleh lingkungan.
      Selain yang sering dikarakteristik dengan alat-alat yang digunakan, permainan sering ditentukan oleh aturan main yang digunakan. Ketika aturan yang dikenakan variasi dan perubahan, perubahan yang cukup dalam aturan biasanya menghasilkan permainan baru. Aturan umumnya menentukan urutan gilirannya, hak-hak dan tanggung jawab pemain dan tujuan masing-masing pemain.
      Kondisi menang yang umum adalah menjadi yang pertama untuk mengumpulkan kuota tertentu, poin atau token (seperti dalam setters of catan), yang memiliki jumlah terbesar token pada akhir permainan (seperti dalam monopoli), atau beberapa hubungan token permainan seseorang untuk orang lawan seseorang (seperti dalam catur atau checkmate). Ketika permainan menggunakan alat dan aturan, maka muncul kebutuhan akan keterampilan, strategi, keberuntungan atau kombinasi dari semuanya.
            Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak usia di bawah 5 tahun, kita dapat melatih motorik sambil bermain. Melaui bermain ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh, antara lain:
1.      Membuang ekstra energi
2.      Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang-tulang dan organ-organ.
3.      Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4.      Anak belajar mengontrol diri.
5.      Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6.      Meningkatkan daya kreativitas.
7.      Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda
yang ada di sekeliling anak.
8.      Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.
9.      Kesempatan untuk belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak lain.
10.  Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang dalam bermain.
11.  Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
12.  Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
      Pilih alat permainan yang edukatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usianya dan tingkat perkembangan. Permaian edukatif adalah mainan yang dapat mendorong 4 aspek, antara lain:
1.                  Pengembangan aspek fisik.
2.                  Pengembangan bahasa.
3.    Pengembangan aspek kognitif, pengenalan suara, ukuran, bentuk, dan warna.
4.    Pengembangan aspek sosial, dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga serta masyarakat.

2.5  Cara Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus pada Anak
      Melatih anak dengan berbagai kegiatan positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan salah satu cara meningkatkan keterampilan motorik mereka.  Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi anak untuk dikembangkan adalah:
1.      Mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar aching)
2.      Menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sambil menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kesetabilan tangan mereka (hand side separation)
3.      Membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space).
Aktivitas-aktivitas untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak:
1.                Menggambar dan mewarnai
2.                Merobek dan meremas kertas
3.                Melepas dan menempelkan mainan magnet pada pintu kulkas
4.                Menggunting
5.                Bermain puzzle
6.                Meronce
7.                Bermain lego dan balok.
8.                Membuat mainan dari tanah liat/plastisin,dll.

2.6  Cara Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar pada Anak
      Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan yang mengandalkan penggunaan otot-otot besar.  Biasanya berkaitan dengan hal-hal fisik dan mengandalkan keseimbangan serta koordinasi anggota tubuh. Beberapa kegiatan untuk melatih keterampilan motorik kasar:
1.      Berlari.
Kegiatan berlari dapat dilakukan di halaman, atau di ruangan yang luas untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam rumah. Lakukan improvisasi dengan menggunakan bendera, atau benda yang dioper.
2.      Memanjat.
Dapat dilakukan di dekat rumah, di taman bermain yang terbuka untuk umum. Kita dapat mengajak anak-anak untuk memanjat pohon atau tali jaring yang kuat dipanjat.
3.      Permainan jingkat (engklek)
4.      Main bola (memukul, menendang, menangkap, mengoper, dll)




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
         Perkembangan motorik anak merupakan bagian dari tumbuh kembang anak yang dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni genetik dan lingkungan. Faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara berkembang (termasuk Indonesia) selain faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal.
     Perkembangan motorik anak ada 2 jenis yaitu:
a.  perkembangan motorik kasar.
b.  perkembangan motorik halus.
      Pengertian motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas menggunakan otot-otot besarnya yang mana tergolong dalam kemampuan gerak dasar. Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang mengandalkan otot-otot halus.
Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak usia di bawah 5 tahun, kita dapat melatih motorik sambil bermain.
           
3.2  Saran
      Sehubungan dengan keterampilan motorik kasar dan halus pada anak, disarankan kepada orang tua dan guru, untuk:
1.    Sediakan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain
2.    Pilihkan alat permainan yang mendidik
3.    Sediakan alat permainan/mainan yang tidak harus mahal tetapi dapat mengembangkan keterampilannya.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. Psikolingustik Kajian Teoretik. Jakarta : Rineka Cipta. 2003
Gunarso, Singgih. Dasar dan  Teori Perkembangan Anak. Jakarta. BPK  Gunung Mulia. 1982.
Hurlock, B. E. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 1978.
Mar’at, Samsunuwiyati. Psikolinguistik. Bandung: Refika Aditama. 2005.
Sujanto, Agus., Psikologi Perkembangan, PT. Aksara Baru, Jakarta 1998.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2000.
http// ehow.com
http// rumah pintar.com
toko bagus.com

0 komentar:

Post a Comment

Blogroll

×

About