Di bab 4 kami
menjabarkan masing-masing keempat jenis pengetahuan secara rinci. Meskipun
banyak pengajaran fokus pada pengetahuan faktual, kami menyarankan bahwa fokus
terbatas ini dapat diperluas dengan menempatkan penekanan yang lebih besar pada
macam lebih luas jenis-jenis pengetahuan, yang meliputi pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan meta kognitif. Serupa dengan itu, di
bab ini kami menyarankan bahwa meskipun pengajaran dan penilaian umumnya
menekankan satu jenis pemrosesan kognitif—pengingatan—pengajaran dapat
diperluas untuk mencakup rentang lebih luas proses kognitif. Sebenarnya,
penggunaan dominan kerangka orisinal telah ada di analisis kurikulum dan
eksaminasi untuk memperlihatkan penekanan berlebihan pada pengingatan dan
kurangnya penekanan mereka pada kategori proses yang lebih kompleks. Tujuan
dari bab ini adalah untuk menjabarkan rentang penuh proses secara lebih
terperinci.
Dua tujuan pendidikan yang paling
penting adalah untuk mendukung ingatan dan mendukung transfer (yang, ketika itu
terjadi, mengindikasikan pembelajaran yang bermakna). Ingatan adalah kemampuan
untuk mengingat materi pada beberapa waktu kemudian dengan cara yang banyak
samanya dengan yang disajikan selama pengajaran. transfer adalah kemampuan
untuk menggunakan apa yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah-masalah
baru, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau untuk mempermudah pembelajaran bahan pelajaran
baru. Pendeknya, ingatan mensyaratkan siswa untuk mengingat apa yang mereka
telah pelajari, sementara transfer mensyaratkan siswa untuk tidak hanya
mengingat tapi juga memahami dan mampu menggunakan apa yang mereka telah
pelajari. Dinyatakan dengan agak berbeda, ingatan fokus pada masa lalu,
sementara transfer menekankan masa depan. Setelah siswa membaca sebuah
pelajaran tentang hukum Ohm, misalnya, sebuah test ingatan meminta mereka untuk
menuliskan formula untuk hukum Ohm. Sebaliknya, test transfer mungkin meminta siswa untuk mengatur ulang
rangkaian listrik untuk memaksimalkan laju aliran elektron atau menggunakan
hukum Ohm untuk menjelaskan rangkaian listrik yang kompleks.
Meskipun sasaran pendidikan untuk
mendukung ingatan cukup mudah untuk dibuat, pendidik mungkin memiliki lebih
banyak kesulitan dalam perumusan, pengajaran, dan penilaian sasaran-sasaran
yang ditujukan untuk mendukung transfer. Kerangka yang telah kami revisi dimaksudkan untuk membantu memperluas tipikal
set sasaran pendidikan untuk mencantumkan ini yang dimaksudkan untuk mendukung
transfer. Kami mulai bab ini dengan memperkenalkan ingatan dan transfer.
Berikutnya, kami menjabarkan enam kategori proses kognitif (satu yang
menekankan ingatan dan lima yang, meskipun mereka mungkin mempermudah ingatan, menekankan
transfer). Kami mengakhiri bab dengan
sebuah contoh bagaimana pembahasan ini dapat diterapkan ke pengajaran, pembelajaran,
dan penilaian sebuah pelajaran tentang hukum ohm.
SEBUAH KISAH TENTANG
HASIL-HASIL PEMBELAJARAN
Sebagai sebuah
pendahuluan, kami secara singkat mempertimbangkan tiga skenario pembelajaran.
Skenario pertama tidak ada pembelajaran (yakni, tidak ada pembelajaran yang
dimaksudkan), skenario kedua pembelajaran hafalan, dan yang ketiga pembelajaran
bermakna.
Skenario tidak
ada pembelajaran
Amy membaca
sebuah bab tentang rangkaian listrik di
buku pelajaran sains dia. Ia menepis materi tersebut, memastikan bahwa test
akan mudah. Ketika ia diminta untuk mengingat kembali bagian dari pelajaran
tersebut (sebagai sebuah test ingatan) ia mampu mengingat sangat sedikit
istilah dan fakta kunci. Contoh, ia tidak dapat menyebutkan komponen utama
dalam sebuah rangkaian listrik meskipun
mereka dijabarkan dalam bab tersebut. Ketika ia diminta untuk
menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah (sebagai
bagian dari test transfer), ia tidak dapat. Contoh, ia tidak dapat menjawab
sebuah pertanyaan essay yang meminta ia
untuk mendiagnosa sebuah masalah pada sebuah rangkaian listrik. Di skenario
kasus terburuk ini, Amy tidak memiliki atau tidak mampu menggunakan pengetahuan
yang relevan. Amy belum cukup menghadirkan atau belum menyandikan materi selama
pembelajaran. Hasil pembelajaran yang
dihasilkan dapat dicirikan pada prinsipnya sebagai tidak ada pembelajaran.
Pembelajaran
hafalan
Becky membaca
bab yang sama tentang rangkaian listrik. Ia membaca dengan cermat, memastikan
ia membaca setiap kata. Ia melampaui materi dan mengingat fakta-fakta kunci.
Ketika ia diminta untuk mengingat kembali materi tersebut, ia dapat mengingat
hampir semua istilah dan fakta kunci di pelajaran tersebut. Tidak seperti Amy,
ia mampu menyebutkan komponen-komponen utama
di sebuah rangkaian listrik. Namun demikian, ketika ia diminta untuk menggunakan
informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah, ia tidak dapat. Seperti Amy, ia
tidak dapat menjawab pertanyaan essay tentang
diagnosis sebuah masalah di sebuah rangkaian listrik. Di skenario ini,
Becky memiliki pengetahuan relevan tapi tidak dapat menggunakan pengetahuan itu
untuk menyelesaikan masalah. Ia tidak dapat mentransfer pengetahuan ini ke
sebuah situasi baru. Becky telah menghadirkan informasi yang relevan, tapi ia
belum memahaminya dan oleh karena itu tidak dapat menggunakannya. Hasil
pembelajaran yang dihasilkan dapat dinamakan pembelajaran hafalan.
Pembelajaran
bermakna
Carla membaca
bab yang sama tentang rangkaian listrik. Ia membaca dengan cermat, mencoba
memahaminya. Ketika ia diminta untuk mengingat materi tersebut, ia, seperti
Becky, dapat mengingat hampir semua istilah dan fakta penting di pelajaran
tersebut. Lebih lanjut, ketika ia
diminta untuk menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah, ia
membangkitkan banyak solusi yang mungkin. Di skenario ini, tidak hanya Carla
memiliki pengetahuan yang relevan, tapi ia juga dapat menggunakan pengetahuan
itu untuk menyelesaikan masalah dan memahami konsep-konsep baru. Ia dapat
mentransfer pengetahuan dia ke problem-problem baru dan situasi-situasi
pembelajaran baru. Carla telah menghadirkan informasi relevan dan
memahaminya. Hasil pembelajaran yang
dihasilkan dapat dinamakan pembelajaran
bermakna.
Pembelajaran bermakna memberi siswa
pengetahuan dan proses kognitif yang mereka butuhkan untuk keberhasilan
penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah terjadi ketika seorang siswa
menemukan sebuah cara untuk mencapai
sebuah tujuan yang ia belum pernah capai sebelumnya, yakni, menggambarkan
bagaimana merubah suatu situasi dari keadaan yang diberikan ke keadaan tujuan.
Dua komponen utama dalam penyelesaian masalah
adalah representasi masalah—dimana seorang siswa membangun sebuah
representasi mental masalah tersebut—dan solusi masalah—dimana seorang siswa
menemukan dan membawakan sebuah rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Konsisten dengan riset baru-baru ini, penulis handbook orisinal mengenali bahwa siswa sering menyelesaikan
masalah dengan analogi. Yakni, mereka merumuskan ulang problem tersebut dalam
bentuk yang lebih familier, mengenali bahwa itu mirip dengan suatu jenis
masalah yang ia sudah familier, dan
kemudian menerapkan metode tersebut ke problem yang harus diselesaikan.
PEMBELAJARAN
BERMAKNA SEBAGAI PEMBENTUK KERANGKA PENGETAHUAN
Fokus pada
pembelajaran bermakna konsisten dengan pandangan pembelajaran sebagai pembentuk
pengetahuan, dimana siswa berupaya memahami pengalaman mereka. Di pembelajaran constructivist, seperti
disebutkan di halaman 38, siswa terlibat dalam pengolahan kognitif aktif,
seperti misalnya memperhatikan informasi relevan yang masuk, mengolah secara
mental informasi yang masuk kedalam sebuah representasi koheren, dan secara
mental memadukan informasi yang masuk dengan pengetahuan yang sudah ada.
Sebaliknya, fokus ada pembelajaran hafalan sesuai dengan pandangan pembelajaran
sebagai penguasaan pengetahuan, dimana siswa berupaya untuk menambah informasi
baru ke memori mereka.
Pembelajaran constructivist (yakni,
pembelajaran bermakna) diakui sebagai sebuah tujuan pendidikan yang penting. Ia
mensyaratkan bahwa pengajaran berjalan melampaui presentasi sederhana
pengetahuan faktual dan bahwa tugas-tugas penilaian mensyaratkan siswa untuk
lebih dari sekedar mengingat kembali atau mengenali pengetahuan faktual. Proses
kognitif yang diringkaskan di bab ini
menyediakan sebuah cara untuk menjelaskan bermacam aktifitas kognitif siswa di
pembelajaran constructivist; yakni, proses ini adalah cara dimana siswa dapat
secara aktif terlibat dalam proses penyusunan pengertian.
PROSES KOGNITIF
UNTUK INGATAN DAN TRANSFER
Jika kita
tertarik utamanya dalam pengajaran dan penilaian sejauh mana siswa mempelajari
beberapa konten materi pelajaran dan menahannya selama beberapa periode waktu,
kita akan fokus utamanya pada satu kelas proses kognitif—yakni, proses yang
terkait dengan mengingat. Sebaliknya,
jika kita ingin memperluas fokus kita dengan memeriksa cara-cara untuk
mendukung dan menilai pembelajaran bermakna, kita perlu memeriksa proses-proses
yang berjalan melampaui pengingatan.
Proses-proses kognitif apa yang dipakai untuk ingatan dan transfer ?
Seperti telah kami bahas, kerangka yang
telah kami revisi melibatkan enam
kategori proses—satu yang erat terkait dengan ingatan (mengingat) dan lima
lainnya secara meningkat terkait dengan transfer (memahami, menerapkan, menganalisa,
mengevaluasi, dan menciptakan). Berdasarkan revisi sasaran ilustratif yang
diterakan di Handbook orisinal dan pemeriksaan sistem-sistem klasifikasi
lainnya, kami telah memilih 19 proses kognitif yang cocok dengan keenam
kategori ini. Tabel 5.1. menyediakan definisi singkat dan contoh tiap-tiap proses kognitif,
menerakan nama-nama alternatif mereka, dan mengindikasikan kategori yang ia
miliki. Ke sembilan belas proses
kognitif spesifik ini dimaksudkan untuk saling eksklusif, bersama-sama mereka
menggambarkan keluasan dan batasan keenam kategori.
KATEGORI DIMENSI
PROSES KOGNITIF
Di pembahasan
yang mengikuti, kami mendefinisikan proses kognitif dalam masing-masing keenam
kategori secara rinci, membuat komparasi dengan proses kognitif lainnya bilamana
tepat. Kami menawarkan sampel sasaran pendidikan dan penilaian bermacam area pelajaran dan juga versi alternatif tugas penilaian.
Masing-masing sasaran ilustratif di materi yang mengikuti sebaiknya dibaca
seolah-olah didahului dengan frase “siswa mampu untuk …” atau “siswa belajar
untuk … “
1. MENGINGAT
Ketika sasaran
pengajaran adalah untuk mendukung ingatan materi sekarang di bentuk yang banyak
samanya dengan yang telah diajarkan, kategori proses yang relevan adalah mengingat. Pengingatan melibatkan
pemanggilan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Dua
proses kognitif yang terkait adalah mengenali
dan mengingat kembali. Pengetahuan relevan mungkin faktual, konseptual,
prosedural, atau meta kognitif, atau beberapa kombinasi ini.
Untuk menilai pembelajaran pada
kategori proses paling sederhana, siswa diberi tugas pengenalan atau
pengingatan dibawah kondisi-kondisi yang
sangat mirip dengan kondisi-kondisi yang ia telah pelajari. Sedikit, jika ada,
perluasan melampaui kondisi-kondisi yang diharapkan. Jika, misalnya, seorang
siswa belajar ekivalen bahasa inggris untuk 20 kata-kata bahasa spanyol, maka
test pengingatan dapat melibatkan meminta siswa untuk mencocokkan kata-kata
bahasa spanyol dalam satu list dengan ekivalen
bahasa Inggris mereka di list kedua atau menuliskan kata bahasa Inggris yang berhubungan ke
masing-masing kata bahasa Spanyol yang disajikan di list tersebut (yakni,
mengingat kembali).
Pengingatan
pengetahuan adalah penting untuk
pembelajaran bermakna dan penyelesaian masalah ketika pengetahuan itu dipakai
di tugas-tugas yang lebih kompleks.
Contoh, pengetahuan pengucapan yang benar akan kata-kata bahasa Inggris untuk
level kelas tertentu adalah tepat jika siswa adalah untuk menguasai penulisan
sebuah essay. Ketika guru hanya berkonsentrasi pada pembelajaran hafalan, maka
pengajaran dan penilaian yang fokus hanya pada pengingatan elemen-elemen atau
fragmen-fragmen pengetahuan sering terisolir dari konteks mereka. Namun
demikian, ketika guru fokus pada
pembelajaran bermakna, pengingatan pengetahuan terintegrasi dalam tugas lebih
besar penyusunan pengetahuan baru atau penyelesaian masalah baru.
1. Pengenalan
Pengenalan
melibatkan pemanggilan kembali pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
agar dapat dibandingkan dengan informasi yang telah diberikan. Dalam
pengenalan, siswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi yang
identik atau sangat mirip dengan informasi yang disajikan (seperti direpresentasikan
di memori kerja). Ketika disajikan dengan informasi baru, siswa menentukan
apakah informasi itu berhubungan dengan pengetahuan terdahulu yang sudah
dipelajari untuk sebuah kecocokan.
Sebuah istilah alternatif untuk pengenalan adalah pengidentifikasian.
SAMPLE SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di
pelajaran-pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa siswa mengenali
tanggal-tanggal tepat peristiwa-peristiwa penting di sejarah AS.
Sebuah item test yang berhubungan adalah : “benar atau salah” : Proklamasi Kemerdekaan diadopsi pada tanggal
4 Juli 1776”. Di literatur, sebuah sasaran dapat berupa mengenali
penulis-penulis karya-karya sastra Inggris. Sebuah penilaian yang berhubungan
adalah test pencocokan yang mengandung
sebuah daftar sepuluh penulis (termasuk Charles Dickens) dan sebuah daftar novel yang sedikit lebih dari sepuluh (termasuk David Copperfield). Di Matematika, sebuah sasaran dapat berupa
mengenali anggota-anggota sisi-sisi di bentuk-bentuk geometris sederhana.
Sebuah penilaian yang berhubungan adalah sebuah test pilihan ganda dengan
item-item seperti misalnya berikut ini : “berapa banyak sisi-sisi yang sebuah
pentagon (segi lima) miliki ? (a) empat, (b) lima, (c) enam, (d) tujuh”.
FORMAT PENILAIAN
Seperti
diilustrasikan di paragraf yang mendahului, tiga metode utama penyajian tugas
pengenalan untuk tujuan penilaian adalah
verifikasi, pencocokan, dan paksaan pilihan. Di tugas verifikasi, siswa diberi
beberapa informasi dan harus memilih apakah benar atau salah. Format
benar-salah adalah contoh paling umum. Di pencocokan, dua daftar disajikan, dan
siswa harus memilih bagaimana tiap item di satu daftar berhubungan dengan
sebuah item di daftar yang lain. di
tugas paksaan pilihan, siswa diberikan sebuah isyarat bersama dengan beberapa
kemungkinan jawaban dan harus memilih jawaban mana yang benar atau ‘jawaban
terbaik’. Pilihan ganda adalah format paling
umum.
2. MENGINGAT
KEMBALI
Mengingat
kembali melibatkan pengetahuan relevan dari memori jangka panjang ketika diberikan
sebuah isyarat untuk dilakukan. Isyarat sering sebuah pertanyaan. Di mengingat
kembali, seorang siswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi
dan membawa potongan informasi itu ke memori kerja dimana ia dapat diproses.
Sebuah istilah alternatif untuk mengingat kembali adalah memanggil kembali.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengingat
kembali, seorang siswa mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya ketika diberikan sebuah
isyarat. Di pelajaran-pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa mengingat
kembali ekspor utama berbagai negara
Amerika Selatan. Sebuah item test yang berhubungan adalah “Apa ekspor utama
Bolivia?” Di literatur, sebuah sasaran
dapat berupa mengingat kembali penulis puisi yang menulis bermacam sajak.
Sebuah pertanyaan test yang berhubungan adalah “siapa yang menulis ‘the charge
of the light brigade?’ Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mengingat
kembali fakta perkalian. Sebuah item test yang berhubungan meminta siswa untuk
mengalikan 7 x 8 (atau “7 x 8 = ?”).
FORMAT PENILAIAN
Tugas penilaian
untuk mengingat kembali dapat berbeda-beda di jumlah dan kualitas isyarat yang
siswa diberi. Dengan pengisyaratan yang
kecil, siswa tidak diberi segala petunjuk atau informasi terkait (seperti
misalnya “apa itu sebuah meter?”). Dengan pengisyaratan tinggi, siswa diberi
beberapa petunjuk (seperti misalnya “di sistem metrik, sebuah meter adalah
ukuran untuk ….”).
Tugas penilaian untuk mengingat
kembali dapat juga berbeda-beda di jumlah penanaman, atau sejauh mana item-item
ditempatkan dalam sebuah konteks bermakna yang lebih besar. Dengan penanaman
yang rendah, tugas mengingat kembali diberikan sebagai sebuah peristiwa tunggal
terisolir, sebagaimana di contoh-contoh yang mendahului. Dengan penanaman tinggi, tugas mengingat
kembali dimasukkan dalam konteks sebuah masalah yang lebih besar, seperti
misalnya menanyai seorang siswa untuk
mengingat kembali formula untuk area sebuah lingkaran ketika menyelesaikan
sebuah masalah kata yang memerlukan formula itu.
2. MEMAHAMI
Seperti kami
tunjukkan, ketika tujuan utama pengajaran adalah untuk mendukung ingatan,
fokusnya ada pada sasaran yang menekankan mengingat.
Ketika tujuan pengajaran adalah untuk mendukung transfer, fokusnya bergeser ke
lima proses kognitif lainnya, memahami melalui menciptakan.
Tentu, kategori terbesar sasaran
pendidikan berbasis transfer yang ditekankan di sekolah dan kampus adalah memahami. Siswa dikatakan memahami ketika mereka mampu menyusun pengertian dari
pesan pengajaran, yang meliputi komunikasi lesan, tulisan, dan grafik, namun
demikian, mereka diberikan ke siswa : selama pelajaran, di buku, atau di
monitor komputer. Contoh-contoh pesan
pengajaran potensial meliputi sebuah
demo fisika di kelas, sebuah formasi geologis yang terlihat di sebuah perjalanan
lapangan, sebuah simulasi komputer sebuah perjalanan melalui sebuah museum
seni, dan sebuah karya musik yang
dimainkan oleh sebuah orkestra, dan juga
banyak representasi verbal, pictorial, dan simbolis di atas kertas.
Siswa memahami ketika mereka
membangun hubungan antara pengetahuan ‘baru’
yang hendak diperoleh dan pengetahuan terdahulu mereka. secara lebih
spesifik, pengetahuan yang masuk dipadukan dengan skema dan kerangka kognitif
yang sudah ada. Karena konsep adalah blok bangunan untuk skema dan kerangka
ini, pengetahuan
konseptual menyediakan landasan
pemahaman. Proses kognitif di kategori memahami
meliputi menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasi, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
2.1.
MENAFSIRKAN
Menafsirkan
terjadi ketika seorang siswa mampu mengubah informasi dari satu bentuk
representasi ke bentuk representasi lainnya. Menafsirkan mungkin melibatkan
mengubah kata ke kata, gambar ke kata, kata ke gambar, angka ke kata, kata ke
angka, not musik ke nada, dan semacamnya.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam
menafsirkan, ketika diberikan informasi dalam satu bentuk representasi, seorang
siswa mampu mengubahnya menjadi bentuk lain.
Di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar
mem-paraphrase-kan pidato-pidato dan dokumen-dokumen penting dari periode
Perang Sipil di sejarah AS. Sebuah penugasan yang berhubungan meminta seorang
siswa untuk mem-paraphrase-kan sebuah pidato terkenal, seperti misalnya
Lincoln’s Gettysburg Address. Di sains,
sebuah sasaran dapat berupa belajar menggambar representasi pictorial bermacam
fenomena alam. Sebuah item penugasan yang berhubungan meminta seorang siswa
untuk menggambarkan serangkaian diagram yang mengilustrasikan fotosintesis. Di
matematika, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar menerjemahkan kalimat
angka yang diekspresikan dalam kata menjadi persamaan aljabar yang
diekspresikan dalam simbol. Sebuah item penugasan yang berhubungan meminta
seorang siswa untuk menuliskan sebuah persamaan (menggunakan B untuk jumlah
anak laki dan G untuk jumlah anak perempuan) yang berhubungan dengan statemen
“ada dua kali anak laki dibanding anak perempuan di kelas.
FORMAT PENILAIAN
Format item test
yang tepat meliputi respon terstruktur (yakni, memberikan sebuah jawaban) dan
respon terpilih (yakni, memilih sebuah jawaban). Informasi disajikan dalam satu
bentuk, dan siswa diminta menyusun atau memilih informasi yang sama dalam
bentuk yang berbeda. Contoh, sebuah tugas respon terstruktur adalah : “menulis sebuah
persamaan yang berhubungan dengan pernyataan berikut ini, dengan menggunakan T
untuk total biaya dan P untuk jumlah pound. Total biaya mengirimkan paket
adalah $2 untuk pound pertama plus $1.5 untuk masing-masing tambahan pound.
Sebuah versi seleksi untuk tugas ini adalah : “persamaan mana yang berhubungan
dengan pernyataan berikut ini, dimana T berdiri untuk total biaya dan P untuk
jumlah pound? Total biaya pengiriman sebuah paket adalah $2 untuk pound pertama
plus $2.5 untuk masing-masing tambahan pound. (a) T = $3.5 + P, (b). T = 2 +
$1.5 (P), (c). T = $2 + $1.5 (P-1).
Untuk meningkatkan probabilitas
bahwa menafsirkan lebih daripada mengingat dinilai, informasi yang
tercantum dalam tugas penilaian tersebut harus baru. “baru” disini berarti
bahwa siswa tidak menemuinya selama pengajaran. Kecuali kalau aturan ini
diamati, kita tidak dapat memastikan bahwa menafsirkan
lebih ketimbang mengingat dinilai. Jika
tugas penilaian identik dengan
tugas atau contoh yang dipakai selama pengajaran, kita barangkali menilai mengingat, meskipun upaya kita bertolak
belakang.
Meskipun kami tidak akan mengulang
poin ini disini, itu berlaku untuk tiap kategori proses dan proses kognitif
diluar mengingat. Jika tugas
penilaian adalah untuk menyadap proses
kognitif tingkat lebih tinggi, mereka harus mensyaratkan bahwa siswa tidak
dapat menjawab mereka secara benar dengan bergantung pada memori sendirian.
2. MEMBERIKAN
CONTOH
Memberikan contoh terjadi ketika seorang siswa memberikan sebuah
contoh khusus atau contoh sebuah konsep atau prinsip umum. Memberi contoh melibatkan
pengidentifikasian dan pendefinisian ciri-ciri konsep atau prinsip umum (misal,
sebuah segitiga sama kaki harus memiliki dua sisi yang sama) dan menggunakan
ciri-ciri ini untuk memilih atau menyusun sebuah contoh spesifik.
Istilah-istilah alternatif adalah mengilustrasikan dan mencontohkan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di memberikan contoh, seorang siswa diberi
sebuah konsep atau prinsip dan harus
memilih atau memproduksi sebuah contoh khusus darinya yang tidak ditemui
selama pengajaran. Di sejarah seni, sebuah sasaran dapat berupa belajar memberi
contoh bermacam gaya melukis artistik. Sebuah
penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk memilih yang mana dari
empat lukisan yang merepresentasikan gaya impressionist. Di sains, sebuah
sampel sasaran dapat berupa mampu memberi contoh bermacam
jenis senyawa kimia. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk menempatkan
sebuah senyawa anorganik di atas bidang dan memberitahu mengapa ia anorganik
(yakni, menentukan ciri-ciri yang mendefinisikan). Di literatur, sebuah sasaran
dapat berupa belajar memberikan contoh bermacam genre yang bermain. Penilaian
bisa memberi siswa sketsa singkat empat lakon (hanya satu yang komedi romantik)
dan meminta siswa untuk menamai lakon tersebut yang adalah sebuah komedi
romantik.
FORMAT PENILAIAN
Memberikan contoh dapat
melibatkan format respon tersusun—dimana siswa harus membuat sebuah contoh—atau
format respon terpilih—dimana siswa harus memilih sebuah contoh dari sebuah set
tertentu. Contoh sains, “tempatkan sebuah senyawa anorganik dan beritahu
mengapa ia anorganik”, mensyaratkan sebuah respon tersusun. Sebaliknya, item “yang mana dari ini yang
merupakan sebuah senyawa anorganik?” (a) besi, (b) protein, (c) darah, (d)
tanah gembur mensyaratkan sebuah
respon terpilih.
2.3.
MENGKLASIFIKASI
Mengklasifikasi terjadi
ketika seorang siswa mengenali bahwa sesuatu (misal, sebuah contoh tertentu)
memiliki suatu kategori tertentu (misal, konsep atau prinsip). Mengklasifikasi melibatkan pendeteksian
ciri atau pola tertentu yang cocok baik dengan contoh spesifik maupun dengan
konsep atau prinsip tertentu. Mengklasifikasi
adalah sebuah proses komplementer untuk memberikan contoh. Sementara memberikan contoh dimulai dengan sebuah
konsep atau prinsip umum dan menuntut siswa untuk menemukan sebuah contoh
khusus, mengklasifikasi dimulai
dengan contoh spesifik dan menuntut siswa untuk menemukan konsep atau prinsip
umum. Istilah alternatif untuk mengklasifikasi
adalah mengkategorikan
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di pelajaran
sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengklasifikasi kasus-kasus
pengamatan gangguan mental. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta
seorang siswa untuk mengamati video perilaku seseorang dengan penyakit mental
dan kemudian menunjukkan gangguan mental yang ditayangkan. Di ilmu alam, sebuah sasaran dapat berupa
belajar mengkategorikan spesies berbagai macam binatang pra sejarah. Sebuah
penilaian memberi seorang siswa beberapa gambar binatang-binatang prasejarah
dengan pengajaran untuk mengelompokkan mereka dengan yang lainnya dari spesies
yang sama. Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mampu menentukan
kategori-kategori yang bilangan-bilangan miliki. Sebuah tugas penilaian
memberikan sebuah contoh dan meminta seorang siswa untuk melingkari semua
bilangan dalam sebuah daftar dari kategori yang sama.
FORMAT PENILAIAN
Di tugas respon
tersusun, seorang siswa diberikan sebuah contoh dan harus menghasilkan konsep
atau prinsip terkait nya. Di tugas
respon terpilih, seorang siswa diberikan sebuah contoh dan harus memilih konsep
atau prinsip nya dari sebuah daftar. Di sebuah tugas penyortiran, seorang siswa
diberikan sebuah set contoh dan harus menentukan yang mana yang memiliki
kategori yang telah ditentukan dan yang mana yang tidak, atau harus menempatkan
tiap-tiap contoh kedalam salah satu dari banyak kategori.
1.4. MERINGKAS
Meringkas terjadi ketika seorang siswa mengusulkan
sebuah pernyataan tunggal yang merepresentasikan informasi yang disajikan atau
membuat abstrak dari sebuah tema umum. Meringkas melibatkan menyusun sebuah
representasi informasi, seperti misalnya pengertian sebuah adegan dalam sebuah
permainan, dan membuat abstrak sebuah
ringkasan darinya, seperti misalnya menentukan sebuah tema atau poin utama.
Istilah-istilah alternatif adalah
membuat generalisasi dan membuat abstrak.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam meringkas, ketika diberikan informasi,
seorang siswa memberikan sebuah ringkasan atau abstrak sebuah tema umum. Sebuah
sampel sasaran di sejarah dapat berupa belajar menulis ringkasan pendek
peristiwa-peristiwa yang digambarkan secara pictorial. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk mengamati sebuah
videotape tentang Revolusi Perancis dan kemudian menuliskan sebuah ringkasan
singkat. Serupa dengan itu, sebuah sampel sasaran di ilmu alam dapat berupa
belajar meringkas kontribusi utama ilmuwan-ilmuwan terkenal setelah membaca
beberapa tulisan mereka. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk membaca
tulisan-tulisan terpilih mengenai Charles Darwin dan meringkas poin-poin utama.
Di ilmu komputer, sebuah sasaran dapat berupa belajar meringkas tujuan bermacam
subroutine dalam sebuah program. Sebuah
item penilaian menyajikan sebuah program dan meminta seorang siswa untuk menuliskan
sebuah kalimat yang menjabarkan sub
tujuan yang tiap bagian dari program tersebut selesaikan dalam keseluruhan
program.
FORMAT PENILAIAN
Tugas penilaian
dapat disajikan dalam respon tersusun atau format pemilihan, yang melibatkan
baik tema ataupun ringkasan. Umum dikatakan, tema adalah lebih abstrak daripada
ringkasan. Contoh, dalam sebuah tugas respon tersusun, siswa mungkin diminta
untuk membaca sebuah lintasan tak bernama di California Gold Rush dan kemudian
menuliskan sebuah judul yang tepat. Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa
mungkin diminta untuk membaca sebuah perlintasan di California Gold Rush dan kemudian memilih
judul yang paling tepat dari sebuah daftar empat kemungkinan nama atau
merangkung nama-nama tersebut dalam urutan “kecocokan” mereka dengan poin
perlintasan.
2.5.
MENYIMPULKAN
Menyimpulkan meliputi menemukan sebuah pola dalam sebuah
serial contoh. Menyimpulkan terjadi
ketika seorang siswa mampu membuat abstrak sebuah konsep atau prinsip yang
memperhitungkan sebuah set contoh dengan menyandikan ciri-ciri tiap-tiap contoh
yang relevan dan, yang paling penting, dengan memperhatikan hubungan-hubungan
diantara mereka. contoh, ketika diberikan sebuah serial angka seperti misalnya
1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, seorang siswa mampu fokus pada nilai numerik tiap digit
lebih ketimbang fokus pada ciri-ciri yang tidak relevan seperti misalnya bentuk
tiap digit atau apakah tiap digit itu ganjil atau genap. Ia lalu mampu
membedakan pola di serial angka tersebut (yakni, setelah dua angka pertama,
tiap-tiap nya adalah jumlah dua angka sebelumnya).
Proses menyimpulkan melibatkan
membuat perbandingan diantara contoh-contoh dalam konteks keseluruhan set.
Contoh, untuk menentukan angka berapa yang akan datang berikutnya di serial
diatas, seorang siswa harus mengidentifikasi pola. Sebuah proses yang
terkait adalah menggunakan pola tersebut
untuk membuat sebuah contoh baru (misal, angka berikutnya pada serial tersebut
adalah 34, jumlah 13 dan 21). Ini adalah contoh mengeksekusi, yang merupakan sebuah proses kognitif yang terkait
dengan menerapkan, menyimpulkan dan mengeksekusi yang sering dipakai
bersama-sama pada tugas kognitif.
Terakhir, menyimpulkan adalah berbeda dari melengkapi (sebuah proses
kognitif yang terkait dengan analisis). Seperti kami bahas nanti di bab ini, melengkapi fokus semata-mata pada
persoalan pragmatis penentuan sudut pandang atau maksud penulis, sementara menyimpulkan fokus pada persoalan menginduksikan sebuah
pola berdasarkan pada informasi yang telah disajikan. Cara lain membedakan
antara kedua ini adalah melengkapi
secara luas dapat diterapkan ke situasi-situasi dimana orang harus “membaca
diantara garis-garis”, terutama ketika orang berupaya untuk menentukan
sudut pandang seorang penulis. Menyimpulkan, di sisi lain, terjadi
dalam sebuah konteks yang memberikan sebuah harapan akan apa yang hendak
disimpulkan. Istilah alternatif untuk menyimpulkan
adalah ekstrapolasi, interpolasi, prediksi, dan konklusi.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menyimpulkan, ketika diberikan sebuah
set atau serial contoh, seorang siswa menemukan sebuah konsep atau prinsip yang
memperhitungkan mereka. contoh, di pembelajaran bahasa Spanyol sebagai sebuah
bahasa kedua, sebuah sampel sasaran dapat berupa mampu menyimpulkan prinsip
gramatikal dari contoh. Untuk penilaian, seorang siswa diberi pasangan
artikel-noun “la casa, el muchacho, la senorita, el pero” dan diminta untuk
memformulasikan sebuah prinsip untuk kapan menggunakan “la” dan kapan
menggunakan “el”. Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa belajar
menyimpulkan hubungan yang diekspresikan sebagai sebuah persamaan yang
merepresentasikan beberapa observasi nilai untuk dua variabel. Sebuah item
penilaian meminta seorang siswa untuk menggambarkan hubungan sebagai sebuah persamaan
yang melibatkan x dan y untuk situasi dimana jika x adalah 1, maka y adalah 0;
jika x adalah 2 maka y adalah 3; jika x adalah 3 maka y adalah 8.
FORMAT PENILAIAN
Tiga tugas umum
yang mensyaratkan menyimpulkan
(sering bersama dengan mengimplementasikan)
adalah tugas-tugas melengkapi, tugas-tugas analogi, dan tugas-tugas yang
aneh. Dalam tugas melengkapi, seorang
siswa diberikan serial item dan harus menentukan apa yang akan datang
berikutnya, seperti dalam contoh serial angka diatas. Di tugas analogi, seorang
siswa diberikan sebuah analogi bentuk A adalah B sebagaimana C adalah D, seperti misalnya ‘negara’ adalah untuk
‘presiden’ sebagaimana ‘negara bagian’ untuk ……………………
Tugas siswa
adalah menghasilkan atau memiliki sebuah istilah yang cocok di tempat kosong
tersebut dan melengkapi analogi (seperti misalnya “gubernur”). Di tugas yang
aneh, seorang siswa diberi tiga atau lebih item
dan harus menentukan yang mana yang
tidak memiliki. Contoh, seorang
siswa mungkin diberikan tiga problem fisika, dua yang melibatkan satu prinsip
dan yang lain yang melibatkan sebuah prinsip yang berbeda. Untuk fokus hanya
pada proses menyimpulkan, pertanyaan di tiap-tiap tugas penilaian dapat berupa
menyatakan konsep atau prinsip pokok
yang siswa pakai untuk tiba pada jawaban yang benar.
2.6.
MEMBANDINGKAN
Membandingkan meliputi mendeteksi kemiripan dan perbedaan
antara dua atau lebih obyek, peristiwa, ide, problem, atau situasi, seperti
misalnya menentukan bagaimana sebuah peristiwa yang diketahui dengan baik (misal,
sebuah skandal politik terbaru) adalah seperti sebuah peristiwa yang kurang familier (misal,
sebuah skandal politik sejarah). Membandingkan
melibatkan menemukan hubungan satu
lawan satu antara unsur dan pola di satu obyek, peristiwa, atau ide dan yang
ada di obyek, peristiwa, atau ide lain. Ketika dipakai bersamaan dengan menyimpulkan (misal,
pertama-tama, membuat abstrak sebuah aturan dari situasi yang lebih familier)
dan mengimplementasikan (misal, kedua, menerapkan aturan tersebut ke
situasi yang kurang familier), membandingkan dapat berhubungan dengan
alasan dengan analogi. Istilah
alternatif adalah mengontraskan, mencocokkan, dan memetakan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIANYANG BERHUBUNGAN
Dalam membandingkan, ketika diberi informasi
baru, seorang siswa mendeteksi hubungan-hubungan dengan pengetahuan yang lebih
familier. Contoh, di pelajaran sosial, sebuah sasaran dapat berupa memahami
peristiwa sejarah dengan membandingkan mereka dengan situasi yang familier.
Sebuah pertanyaan penilaian yang berhubungan adalah “bagaimana revolusi amerika
seperti sebuah perjuangan keluarga atau sebuah argumen diantara teman-teman
?” Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran
dapat berupa belajar membandingkan sebuah rangkaian listrik ke sebuah sistem
yang lebih familier. Di penilaian, kita bertanya “ bagaimana sebuah rangkaian
listrik seperti air yang mengalir
melalui sebuah pipa?”
Membandingkan
mungkin juga melibatkan hubungan-hubungan antara dua atau lebih obyek,
peristiwa, atau ide yang disajikan. Di matematika, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar membandingkan secara
struktural problem-problem kata yang
mirip. Sebuah pertanyaan penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk
memberitahu bagaimana sebuah problem campuran tertentu adalah seperti sebuah problem kerja tertentu.
FORMAT PENILAIAN
Sebuah teknik
utama untuk menilai proses kognitif membandingkan adalah pemetaan. Di
pemetaan, seorang siswa harus menunjukkan bagaimana tiap bagian dari satu
obyek, ide, problem atau situasi berhubungan dengan (atau berpeta pada) tiap
bagian yang lain. contoh, seorang siswa
dapat diminta untuk merinci bagaimana baterai, kawat, dan resistor dalam sebuah
rangkaian listrik adalah masing-masing seperti pompa, pipa, dan konstruksi pipa
dalam sebuah sistem aliran air.
2.7.
MENJELASKAN
Menjelaskan terjadi ketika
seorang siswa mampu menyusun dan menggunakan sebuah model sebab akibat dari
sebuah sistem. Model tersebut mungkin diperoleh dari sebuah teori formal
(seperti sering adalah kasus di ilmu alam) atau mungkin didasarkan pada riset
atau pengalaman (seperti sering adalah kasus di ilmu sosial dan humanisme).
Sebuah penjelasan lengkap meliputi menyusun sebuah model sebab dan akibat, yang
melibatkan tiap-tiap bagian utama dalam sebuah sistem atau tiap-tiap peristiwa
utama di rantai tersebut, dan
menggunakan model tersebut untuk menentukan bagaimana sebuah perubahan di satu
bagian sistem atau satu “hubungan” di
rantai tersebut mempengaruhi sebuah perubahan di bagian lain. Sebuah istilah alternatif untuk menjelaskan adalah menyusun sebuah
model.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menjelaskan, ketika diberikan sebuah
deskripsi dari sebuah sistem, seorang siswa membangun dan menggunakan sebuah
model sebab akibat dari sistem tersebut. Contoh, di pelajaran sosial, sebuah
sasaran dapat berupa menjelaskan peristiwa sejarah abad ke delapan belas yang
penting. Sebagai sebuah penilaian, setelah membaca dan membahas sebuah unit
tentang Revolusi Amerika, siswa diminta untuk menyusun sebuah rantai sebab
akibat dari peristiwa-peristiwa yang paling baik menjelaskan mengapa perang
terjadi. Di ilmu alami, sebuah sasaran dapat berupa menjelaskan bagaimana hukum
fisika dasar bekerja. Penilaian yang berhubungan menanyai siswa siapa yang
telah belajar hukum Ohm untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan besaran arus
ketika sebuah baterai kedua ditambahkan ke sebuah rangkaian, atau menanyai
siswa siapa yang telah melihat video atau badai petir untuk menjelaskan
bagaimana perbedaan-perbedaan di temperatur mempengaruhi pembentukan petir.
FORMAT PENILAIAN
Beberapa
tugas dapat dimaksudkan untuk menilai
kemampuan seorang siswa untuk menjelaskan, yang meliputi pemberian alasan,
penyelesaian masalah, merancang ulang, dan membuat prediksi. Di tugas
memberikan alasan, seorang siswa diminta untuk memberikan sebuah alasan untuk
sebuah peristiwa tertentu. Contoh, “Mengapa udara memasuki sebuah pompa ban
sepeda ketika anda menarik handel?” di kasus ini, sebuah jawaban seperti
misalnya “Ia ditekan kedalam karena tekanan udara adalah lebih kecil didalam
pompa dari pada di luar” melibatkan menemukan sebuah prinsip yang
memperhitungkan peristiwa tertentu.
Di penyelesaian masalah, seorang
siswa diminta untuk mendisain apa yang dapat berjalan salah dalam sebuah sistem
yang gagal berfungsi. Contoh, “misal anda menarik ke atas dan menekan ke bawah
handel sebuah pompa ban sepeda beberapa kali tapi tidak ada udara keluar. Apa
yang salah? Di kasus ini, siswa harus menemukan penjelasan untuk gejala,
seperti misalnya “ada sebuah lubang di silinder” atau “sebuah katup terjulur
dalam posisi open”.
Dalam mendisain ulang, seorang siswa
diminta untuk mengubah sistem untuk menyelesaikan beberapa tujuan. Contoh,
“Bagaimana anda dapat memperbaiki sebuah pompa ban sepeda sehingga ia akan
lebih efisien?” Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang siswa harus membayangkan
mengubah satu atau lebih komponen di
sistem, seperti misalnya “meletakkan pelumas diantara piston dan silinder”.
Dalam membuat prediksi, seorang siswa ditanya
bagaimana sebuah perubahan di satu bagian sebuah sistem akan mempengaruhi
sebuah perubahan di bagian lain dari sistem tersebut. Contoh, “apa yang akan
terjadi jika anda meningkatkan diameter silinder di sebuah pompa ban sepeda?”
Pertanyaan ini mensyaratkan bahwa siswa
“mengoperasikan” model mental pompa untuk melihat bahwa jumlah udara yang
bergerak melalui pompa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan diameter
silinder.
3. MENERAPKAN
Menerapkan melibatkan penggunaan prosedur untuk melakukan
latihan atau menyelesaikan masalah. Jadi, menerapkan
erat terkait dengan pengetahuan prosedural. Sebuah latihan adalah sebuah tugas
yang siswa telah tahu prosedur tepat
yang harus dipakai, sehingga siswa telah mengembangkan pendekatan yang
cukup rutin pada prosedur tersebut. Sebuah masalah adalah sebuah tugas yang
siswa pada awalnya tidak tahu prosedur apa
yang harus dipakai, sehingga siswa harus menempatkan sebuah prosedur
untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan
meliputi dua proses kognitif : mengeksekusi—ketika
tugas adalah sebuah latihan (familier)—dan mengimplementasikan—ketika
tugas adalah sebuah masalah (tidak familier).
Ketika tugas adalah sebuah latihan
yang familier, siswa pada umumnya tahu pengetahuan prosedur yang harus
dipakai. Ketika diberikan sebuah latihan
(atau set latihan), siswa biasanya melakukan prosedur dengan sedikit berpikir.
Contoh, seorang siswa aljabar yang dihadapkan dengan latihan ke 50 yang
melibatkan persamaan kuadrat mungkin hanya “mem-plug in angka-angka dan memutar
engkol”.
Namun demikian, ketika tugas adalah
sebuah problem yang tak familier, siswa harus menentukan pengetahuan apa yang
mereka akan pakai. Jika tugas tampak menyerukan
pengetahuan prosedural dan tidak
ada prosedur yang tersedia yang cocok dengan situasi masalah secara persis
sama, maka modifikasi di pengetahuan prosedural terpilih mungkin perlu. Bertolak belakang dengan mengeksekusi, maka, mengimplementasikan mensyaratkan beberapa tingkat pemahaman masalah
dan juga prosedur solusi. Di kasus mengimplementasikan,
maka, memahami pengetahuan konseptual adalah sebuah prasyarat untuk mampu menerapkan pengetahuan prosedural.
3.1.
MENGEKSEKUSI
Di mengeksekusi, seorang siswa secara rutin
menjalankan sebuah prosedur ketika berhadapan dengan sebuah tugas yang familier
(yakni, latihan). Kebiasaan dengan situasi sering memberikan isyarat yang cukup
untuk memandu pilihan prosedur yang tepat untuk dipakai. Mengeksekusi lebih sering
terkait dengan penggunaan skill dan algoritma daripada dengan teknik dan metode
(lihat pembahasan kami tentang pengetahuan prosedural di halaman 52-53). Skill
dan algoritma memiliki dua kualitas yang membuat mereka sangat setuju untuk mengeksekusi.
Pertama, pertama, mereka meliputi serangkaian
tahapan yang umumnya diikuti dalam sebuah urutan yang pasti.
Kedua, ketika tahapan dilakukan dengan benar, hasil akhir nya adalah
sebuah jawaban yang sudah ditentukan. Sebuah istilah alternatif untuk mengeksekusi adalah menjalankan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengeksekusi, seorang siswa dihadapkan
dengan sebuah tugas yang familier dan tahu apa yang harus dilakukan agar dapat
menyelesaikan tugas tersebut. Siswa hanya menjalankan sebuah prosedur yang
diketahui untuk melaksanakan tugas tersebut. Contoh, sebuah sampel sasaran di
matematika level SD dapat berupa siswa
belajar membagi satu angka dengan angka lain, keduanya dengan angka banyak.
Pengajaran untuk “membagi” menandakan algoritma pembagian, yang adalah
pengetahuan prosedural yang perlu. Untuk menilai sasaran tersebut, seorang
siswa diberikan lembar kerja yang memiliki 15 latihan pembagian angka (misal,
784/156) dan diminta untuk menemukan hasil bagi. Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar
menghitung nilai variabel menggunakan formula ilmiah. Untuk menilai sasaran,
seorang siswa diberi formula kepadatan = massa / volume dan harus menjawab
pertanyaan “berapa kepadatan sebuah materi dengan massa 18 pound dan volume 9
inch kubik?”
3.2.
MENGIMPLEMENTASIKAN
Mengimplementasikan terjadi ketika seorang siswa memilih dan
menggunakan sebuah prosedur untuk melakukan sebuah tugas yang tak familier.
Karena pemilihan diminta, siswa harus memiliki pemahaman jenis problem yang
dihadapi dan juga macam prosedur yang tersedia. Jadi, mengimplementasikan dipakai bersamaan dengan kategori proses
kognitif lain, seperti misalnya memahami
dan mencipta.
Karena siswa dihadapkan dengan
problem yang tak familier, ia tidak dengan segera mengetahui prosedur mana yang
tersedia untuk dipakai. Lebih lanjut, tidak ada prosedur tunggal mungkin “pas
sempurna” untuk masalah tersebut; beberapa modifikasi di prosedur mungkin
dibutuhkan. Mengimplementasikan lebih sering dihubungkan dengan penggunaan
teknik dan metode daripada dengan skill dan algoritma (lihat pembahasan
pengetahuan prosedural di halaman 52-53). Teknik dan metode memiliki dua
kualitas yang membuat mereka sangat setuju untuk mengimplementasikan.
Pertama, prosedur mungkin lebih seperti sebuah “diagram alur” daripada
sebuah urutan yang tetap; yakni, prosedur mungkin memiliki “poin keputusan”
yang dibentuk kedalamnya (misal, setelah menyelesaikan tahap 3, apakah saya
sebaiknya mengerjakan tahap 4A atau tahap 4B?). Kedua, sering tidak ada jawaban
tunggal yang pas yang diharapkan ketika prosedur diterapkan dengan benar.
Gagasan tidak ada jawaban tunggal
yang pas terutama dapat diterapkan untuk sasaran-sasaran yang menyerukan penggunaan pengetahuan konseptual
seperti misalnya teori, model, dan struktur (sub tipe Kontrak), dimana tidak
ada prosedur yang telah dikembangkan untuk penerapan tersebut. Pertimbangkan
sebuah sasaran seperti misalnya “Siswa akan mampu menerapkan sebuah teori
psikologi sosial tentang perilaku kerumunan ke kontrol kerumunan”. Teori
psikologi sosial adalah pengetahuan konseptual bukan prosedural. Namun
demikian, ini jelas sebuah sasaran menerapkan,
dan tidak ada prosedur untuk membuat penerapan tersebut. Mengingat bahwa teori
akan sangat jelas menciptakan struktur dan memandu siswa dalam penerapan, sasaran ini hanya ada pada sisi menerapkan dari mencipta. Jadi ia akan diklasifikasi sebagai mengimplementasikan.
Untuk melihat mengapa ia pas,
pikirkan kategori menerapkan sebagai terstruktur di sepanjang rangkaian
kesatuan. Ia dimulai dengan mengeksekusi yang sempit dan sangat terstruktur, dimana
pengetahuan prosedural yang diketahui diterapkan hampir secara rutin. Di pertengahan kategori, prosedur mungkin
harus dimodifikasi untuk mengimplementasikan
nya. Pada titik jauh mengimplementasikan, dimana tidak ada
set pengetahuan prosedural untuk dimodifikasi, sebuah prosedur harus
dibuat keluar dari pengetahuan konseptual menggunakan teori, model, atau
struktur sebagai pemandu. Jadi, meskipun menerapkan erat terkait dengan pengetahuan prosedural, dan hubungan ini membawa hampir semua
kategori menerapkan, ada beberapa
contoh di mengimplementasikan yang
orang juga menerapkan pengetahuan konseptual. Sebuah istilah alternatif untuk mengimplementasi adalah menggunakan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN.
Di matematika,
sebuah sasaran sampel dapat berupa belajar menyelesaikan bermacam problem
keuangan pribadi. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah memberi siswa dengan
sebuah masalah dimana mereka harus memilih paket pembiayaan yang paling
ekonomis untuk sebuah mobil baru. Di ilmu alam, sebuah sampel
sasaran dapat berupa belajar menggunakan metode pelaksanaan sebuah penelitian
riset yang paling efektif, efisien, dan terjangkau untuk menjawab sebuah
pertanyaan riset yang spesifik. Sebuah penilaian yang berhubungan adalah
memberi siswa sebuah pertanyaan riset dan menyuruh mereka mengusulkan sebuah
penelitian riset yang memenuhi kriteria efektifitas, efisiensi, dan terjangkau
yang telah ditetapkan. Perhatikan bahwa di
tugas penilaian ini, siswa tidak harus hanya menerapkan sebuah prosedur (yakni,
terlibat dalam mengimplementasikan)
tapi juga bergantung pada pemahaman konseptual problem, prosedur, atau
keduanya.
FORMAT PENILAIAN
Dalam mengimplementasikan, seorang siswa
diberi sebuah problem yang tak biasa yang harus diselesaikan. Maka, sebagian
besar format penilaian dimulai dengan penentuan masalah. Siswa diminta untuk
menentukan prosedur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan
masalah menggunakan prosedur terpilih (membuat modifikasi bila perlu), atau
keduanya.
4. MENGANALISA
Menganalisa
melibatkan memecah materi menjadi bagian-bagian konstituen nya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan ke satu sama lain dan ke
keseluruhan struktur. Kategori proses ini melibatkan proses kognitif mendiferensiasi, mengorganisir, dan menghubungkan. Sasaran-sasaran yang
diklasifikasikan sebagai menganalisa meliputi belajar menentukan
potongan-potongan relevan atau penting dari sebuah pesan (mendiferensiasi), cara-cara dimana potongan-potongan sebuah pesan
diorganisir (mengorganisir), dan
tujuan utama pesan (menghubungkan). Meskipun belajar menganalisa mungkin dipandang sebagai sebuah tujuan, ia mungkin
lebih dapat dipertahankan secara edukasi untuk mempertimbangkan analisa sebagai
sebuah perluasan pemahaman atau
sebagai sebuah pembuka ke mengevaluasi atau mencipta.
Memperbaiki skill siswa dalam
menganalisa komunikasi pendidikan adalah sebuah tujuan di banyak bidang
pelajaran. Guru sains, pelajaran sosial, humanisme, dan seni seringkali memberi
“pembelajaran menganalisa” sebagai salah satu sasaran penting mereka. Mereka
mungkin, misalnya, ingin mengembangkan kemampuan siswa mereka untuk :
·
Membedakan fakta dari opini (atau realita dari fantasi)
·
Menghubungkan kesimpulan dengan
statemen yang mendukung
·
Membedakan materi yang relevan
dari materi yang tidak ada hubungannya
·
Menentukan bagaimana ide-ide
dihubungkan ke satu sama lain
·
Memastikan asumsi-asumsi yang
tak dinyatakan yang tercantum dalam apa yang dikatakan
·
Membedakan ide-ide atau
tema-tema dominan dari ide-ide atau tema-tema bawahan di sajak atau musik
·
Menemukan bukti untuk mendukung
tujuan penulis
Kategori proses memahami, menganalisa, dan mengevaluasi
adalah saling terkait dan sering dipakai secara iterative dalam melakukan tugas-tugas kognitif. Namun
demikian, di saat yang sama, adalah penting untuk menjaga mereka sebagai
kategori proses yang terpisah. Seseorang yang memahami sebuah komunikasi
mungkin tidak mampu menganalisa komunikasi dengan baik. Serupa dengan itu,
seseorang yang terampil dalam menganalisa sebuah komunikasi mungkin
mengevaluasi komunikasi dengan buruk.
4.1.
MENDIFERENSIASI
Mendiferensiasi melibatkan
membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur berkenaan dengan relevansi
atau kepentingan mereka. Mendiferensiasi terjadi
ketika seorang siswa mendiskriminasi informasi yang relevan dari yang tidak
relevan, atau informasi yang penting dari yang tidak penting, dan kemudian
menghadirkan informasi yang relevan atau penting. Mendiferensiasi adalah berbeda dari proses kognitif yang terkait
dengan memahami karena ia melibatkan
organisasi struktural dan, terutama, menentukan bagaimana bagian-bagian pas
dengan keseluruhan struktur. Secara lebih spesifik, mendiferensiasi berbeda dari
membandingkan dalam menggunakan konteks yang lebih luas untuk menentukan apa yang relevan atau
penting dan apa yang tidak. Contoh, di mendiferensiasi
apel dan jeruk dalam konteks buah, biji yang ada didalam buah adalah relevan,
tapi warna dan bentuk adalah tidak relevan. Dalam membandingkan, semua aspek ini (yakni, biji, warna, dan bentuk)
adalah relevan. Istilah alternatif untuk mendiferensiasi
adalah mendiskriminasi, menyeleksi,
membedakan, dan memfokuskan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di ilmu sosial, sebuah
sasaran dapat berupa belajar menentukan poin-poin utama di laporan riset.
Sebuah item penilaian yang berhubungan mensyaratkan seorang siswa untuk
melingkari poin utama dalam sebuah laporan arkeologi tentang sebuah kota Mayan
kuno (seperti misalnya kapan kota itu dibangun dan kapan kota itu mati,
penduduk kota itu selama perjalanan keberadaannya, lokasi geografis kota itu,
bangunan-bangunan fisik di kota itu, fungsi budaya dan ekonomi nya, organisasi
sosial kota itu, mengapa kota itu dibangun dan mengapa ia ditinggalkan).
Serupa dengan itu, di ilmu alami,
sebuah sasaran dapat berupa memilih tahap-tahap utama dalam sebuah deskripsi
tertulis tentang bagaimana sesuatu
bekerja. Sebuah item penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk
membaca sebuah bab dalam sebuah buku
yang menjabarkan terbentuknya petir dan kemudian membagi proses tersebut
kedalam tahap-tahap utama (yang meliputi udara lembab yang naik membentuk awan,
terciptanya udara yang bergerak ke atas dan udara yang turun ke bawah di dalam
awan, terpisahnya muatan dalam awan, pergerakan turun ke bawah dari awan ke daratan, dan terciptanya sambaran
kembali dari tanah ke awan).
Terakhir, di matematika, sebuah
sasaran dapat berupa membedakan antara angka-angka relevan dan tak relevan dalam
sebuah problem kata. Sebuah item
penilaian mensyaratkan seorang siswa untuk melingkari angka-angka yang relevan
dan menyilang angka-angka yang tak relevan di sebuah problem kata.
FORMAT PENILAIAN
Mendiferensiasi dapat
dinilai dengan respon tersusun atau tugas pemilihan. Dalam sebuah tugas respon
tersusun, seorang siswa diberi beberapa materi dan diminta untuk menunjukkan
bagian mana yang paling penting atau paling relevan, seperti dalam contoh ini,
“tuliskan bilangan yang diperlukan untuk menyelesaikan problem ini pensil datang dalam kemasan-kemasan yang
masing-masing kemasan mengandung 12 pensil
dan harganya $2 per kemasan. John memiliki $5 dan ingin membeli 24
pensil. Berapa banyak kemasan yang ia butuhkan untuk membeli 24 pensil
tersebut?” Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa diberi beberapa materi
dan diminta untuk memilih bagian-bagian mana yang paling penting atau relevan,
seperti dalam contoh ini : “bilangan mana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
problem ini ? Pensil datang dalam kemasan-kemasan yang masing-masing kemasan
mengandung 12 pensil dan harganya $2 per kemasan. John memiliki $5 dan ingin
membeli 24 pensil. Berapa banyak kemasan yang
ia butuhkan untuk membeli 24 pensil tersebut ?” (a) 12, $2, $5; (b) 12,
$2, $5; (c) 12, $2, 24; (d) 12, 24.
MENGORGANISIR
Mengorganisir meliputi mengidentifikasi unsur-unsur sebuah
komunikasi atau situasi dan mengenali bagaimana mereka cocok bersama-sama
kedalam sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisir,
seorang siswa membangun hubungan-hubungan sistematis dan koheren diantara
potongan-potongan informasi yang disajikan. Mengorganisir
biasanya terjadi bersamaan dengan mendiferensiasi.
Siswa pertama-tama mengidentifikasi unsur-unsur yang relevan atau penting dan
kemudian menentukan keseluruhan struktur dimana unsur-unsur tersebut pas. Mengorganisir dapat juga terjadi
bersamaan dengan menghubungkan,
dimana fokusnya ada pada penentuan maksud atau sudut pandang penulis. Istilah
alternatif untuk mengorganisir adalah menciptakan struktur, memadukan,
menemukan koherensi, dan menguraikan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Dalam mengorganisir, ketika diberikan sebuah
deskripsi akan sebuah situasi atau problem, seorang siswa mampu
mengidentifikasi hubungan-hubungan yang sistematis, koheren diantara
unsur-unsur yang relevan. Sebuah sampel sasaran di pelajaran sosial dapat
berupa belajar men-struktur-kan sebuah deskripsi sejarah kedalam bukti-bukti
untuk dan menentang sebuah penjelasan tertentu. Sebuah item penilaian yang
berhubungan meminta seorang siswa untuk menuliskan sebuah uraian yang
memperlihatkan fakta-fakta mana dalam sebuah perlintasan sejarah Amerika yang
mendukung dan fakta-fakta mana yang tidak mendukung kesimpulan bahwa perang sipil amerika disebabkan oleh
perbedaan-perbedaan di komposisi pedesaan dan perkotaan di Utara dan Selatan.
Sebuah sampel sasaran di ilmu alam dapat berupa belajar menganalisa
laporan-laporan riset tentang empat
bagian : hipotesa, metode, data, dan kesimpulan. Sebagai sebuah penilaian, siswa diminta untuk membuat sebuah uraian
tentang laporan riset yang diberikan. Di matematika, sebuah sasaran sampel
dapat berupa belajar menguraikan pelajaran buku pelajaran. Sebuah tugas
penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk membaca sebuah pelajaran
buku pelajaran tentang statistik dasar dan kemudian membuat sebuah matriks
yang mencantumkan masing-masing nama,
formula, dan ketentuan-ketentuan statistik di bawah mana ia dipakai.
FORMAT PENILAIAN
Mengorganisir melibatkan
menentukan sebuah struktur tentang
materi (seperti misalnya sebuah uraian, tabel, matriks, atau diagram hirarki).
Karena itu, penilaian dapat didasarkan pada
respon tersusun atau tugas pemilihan. Dalam sebuah tugas respon
tersusun, seorang siswa bisa diminta untuk membuat sebuah uraian tertulis
tentang sebuah perlintasan. Dalam sebuah tugas pemilihan, seorang siswa bisa
diminta untuk memilih yang mana dari empat alternatif hirarki grafis yang
paling baik berhubungan dengan organisasi sebuah perlintasan yang disajikan.
4.3.
MENGHUBUNGKAN
Menghubungkan terjadi ketika seorang siswa mampu memastikan
sudut pandang, bias, nilai, atau maksud yang mendasari komunikasi. Menghubungkan melibatkan sebuah proses dekonstruksi, dimana
seorang siswa menentukan maksud penulis akan materi yang disajikan. Kebalikan
dengan menafsirkan, dimana siswa
berupaya untuk memahami pengertian
dari materi yang diberikan, menghubungkan
melibatkan sebuah perluasan
melampaui pemahaman dasar untuk menyimpulkan maksud atau sudut pandang yang
mendasari materi yang diberikan. Contoh, dalam membaca sebuah perlintasan
tentang pertempuran Atlanta di perang sipil Amerika, seorang siswa perlu
menentukan apakah penulis mengambil perspektif Utara atau Selatan. Sebuah
istilah alternatif adalah deconstructing.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menghubungkan, ketika diberi informasi,
seorang siswa mampu menentukan sudut pandang
atau maksud yang mendasari penulis. Contoh, di sastra, sebuah sasaran
dapat berupa belajar memahami motif untuk serangkaian aksi oleh karakter dalam
sebuah cerita. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan untuk siswa membaca Macbeth nya Shakespeare adalah untuk menanyakan apa
motif yang Shakespeare hubungkan ke Macbeth untuk pembunuhan Raja Duncan. Di pelajaran sosial, sebuah sampel sasaran
dapat berupa belajar menentukan sudut pandang
penulis akan sebuah essay tentang sebuah topik kontroversi mengenai perspektif teoritis nya. Sebuah
tugas penilaian yang berhubungan
menanyai seorang siswa apakah sebuah laporan tentang hutan hujan Amazon
ditulis dari sudut pandang pro lingkungan atau pro bisnis. Sasaran ini juga
dapat diterapkan ke ilmu alam. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta seorang siswa untuk menentukan apakah
seorang ahli perilaku atau seorang psikolog kognitif yang menulis essay tentang
pembelajaran manusia.
FORMAT PENILAIAN
Menghubungkan dapat dinilai dengan menghadirkan beberapa
materi tertulis atau lisan dan kemudian meminta seorang siswa untuk menyusun
atau memilih sebuah deskripsi penulis atau sudut pandang pembicara, maksud
pembicara, dan semacamnya. Contoh,
sebuah tugas respon tersusun adalah “Apa tujuan penulis dalam menulis essay
yang anda baca tentang hutan hujan Amazon?” Sebuah versi pemilihan tugas ini
adalah “tujuan penulis dalam menulis essay
yang anda baca adalah untuk : (a) memberikan informasi faktual tentang
hutan hujan Amazon, (b) memberitahu pembaca terhadap kebutuhan untuk melindungi
hutan hujan, (c) memperlihatkan keuntungan ekonomi membangun hutan hujan, atau
(d) menjabarkan konsekuensi untuk manusia jika hutan hujan dikembangkan”. Alternatifnya, siswa mungkin
diminta untuk menunjukkan apakah penulis essay akan (a) sangat setuju, (b)
setuju, (c) antara setuju dan tidak setuju, (d) tidak setuju, atau (e) sangat
tidak setuju dengan beberapa statemen. Statemen-statemen seperti “hutan hujan
adalah jenis unik sistem ekologi” akan mengikuti.
5. MENGEVALUASI
Mengevaluasi
didefinisikan sebagai membuat penilaian-penilaian yang didasarkan pada kriteria
dan standard. Kriteria yang paling sering dipakai adalah kualitas, efektifitas, efisiensi, dan
konsistensi. Mereka mungkin ditentukan
oleh siswa atau yang lain. standard mungkin kuantitatif (yakni, apakah
ini jumlah yang mencukupi?) atau kualitatif (yakni, apakah ini cukup baik?).
Standard-standard diterapkan ke kriteria (misal, apakah proses ini cukup
efektif? Apakah produk ini cukup berkualitas?). Kategori mengevaluasi melibatkan
proses kognitif mengecek (penilaian
didasarkan pad kriteria eksternal).
Harus ditekankan bahwa tidak semua
penilaian adalah evaluative. Contoh, siswa membuat penilaian tentang apakah
sebuah contoh spesifik cocok dalam sebuah kategori. Mereka membuat penilaian
tentang ketepatan sebuah prosedur tertentu untuk sebuah masalah yang telah
ditentukan. Mereka membuat penilaian tentang apakah dua obyek adalah mirip atau
berbeda. Sebagian besar proses kognitif, sebenarnya, memerlukan beberapa bentuk
penilaian. Apa yang paling jelas membedakan evaluasi
sebagaimana didefinisikan disini
dari penilaian lain yang dibuat oleh siswa adalah penggunaan standard performa
dengan kriteria yang didefinisikan dengan jelas. Apakah mesin bekerja seefisien
seperti yang ia seharusnya? Apakah metode ini cara terbaik untuk mencapai
tujuan ? apakah pendekatan ini lebih hemat daripada pendekatan lain?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu dibahas oleh orang-orang yang terlibat dalam mengevaluasi.
5.1. MENGECEK
Mengecek
melibatkan pengujian inkonsistensi atau kekeliruan internal dalam sebuah operasi atau sebuah produk.
Contoh, mengecek terjadi ketika seorang siswa menguji apakah
sebuah kesimpulan mengikuti dasar
pikiran atau tidak, apakah data mendukung atau meruntuhkan sebuah hipotesa, atau apakah materi yang
disajikan memuat bagian-bagian yang
bertentangan satu sama lain. Ketika dikombinasikan dengan merencanakan (sebuah proses
kognitif di kategori menciptakan) dan
mengimplementasikan (sebuah proses
kognitif di kategori menerapkan), mengecek melibatkan penentuan seberapa baik rencana
bekerja. Istilah alternatif untuk mengecek adalah mengetes, mendeteksi,
memonitor, dan mengkoordinasikan.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengecek, siswa mencari inkonsistensi
internal. Sebuah sampel sasaran di ilmu sosial dapat berupa belajar mendeteksi
inkonsistensi di pesan-pesan persuasif. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta
siswa untuk mengamati iklan televisi untuk seorang kandidat politik dan
menunjukkan segala kekurangan logis di pesan persuasif. Sebuah sampel sasaran
di sains dapat berupa belajar menentukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan
mengikuti data yang diamati. Sebuah
tugas penilaian meminta seorang siswa
untuk membaca laporan sebuah eksperimen kimia dan menentukan apakah kesimpulan mengikuti atau tidak mengikuti
hasil eksperimen.
FORMAT PENILAIAN
Tugas mengecek dapat melibatkan operasi atau
produk yang diberikan ke siswa atau orang yang diciptakan oleh siswa sendiri. Mengecek dapat juga terjadi dalam
konteks membawakan sebuah solusi untuk sebuah masalah atau melakukan sebuah
tugas, dimana orang peduli dengan konsistensi implementasi aktual nya (misal, inikah
dimana saya sebaiknya berada mengingat apa yang telah saya lakukan sejauh ini?)
5.2. MENGKRITIK
Mengkritik
melibatkan menilai sebuah produk atau operasi didasarkan pada kriteria dan
standard yang ditentukan secara eksternal. Dalam mengkritik, seorang siswa mencatat ciri positif dan ciri
negatif sebuah produk dan membuat sebuah
penilaian didasarkan pada paling tidak
sebagian pada ciri-ciri itu. Mengkritik berada pada inti apa yang telah dinamakan pemikiran kritis.
Sebuah contoh mengkritik adalah
menilai kepatutan sebuah solusi tertentu untuk problem hujan asam berkenaan
dengan kemungkinan keefektifan nya dan biaya-biaya yang terkait (misal,
mensyaratkan semua pembangkit listrik di seluruh negeri untuk membatasi emisi
asap mereka untuk batasan tertentu). Sebuah istilah alternatif adalah menilai.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di mengkritik, siswa menilai kepantasan sebuah produk atau
operasi didasarkan pada kriteria dan standard yang telah ditentukan. Di ilmu sosial, sebuah
sasaran dapat berupa belajar mengevaluasi usulan solusi (seperti misalnya
“menghilangkan semua penggolongan”) untuk sebuah problem sosial (seperti
misalnya “bagaimana memperbaiki pendidikan K-12”) berkenaan dengan kemungkinan
keefektifan nya. Di ilmu alam, sebuah sasaran dapat berupa belajar mengevaluasi
kelayakan sebuah hipotesa (seperti misalnya hipotesa bahwa strawberry tumbuh sampai ukuran yang luar biasa karena
kesejajaran bintang yang tak lazim).
Terakhir, di matematika, sebuah sasaran dapat berupa belajar menilai
yang mana dari dua alternatif metode yang adalah cara yang lebih efektif dan
lebih efisien menyelesaikan problem tertentu (seperti misalnya menilai apakah
lebih baik menemukan semua faktor prima 60 atau membuat sebuah persamaan
aljabar untuk menyelesaikan masalah “apa cara yang mungkin yang kamu dapat
pakai untuk mengalikan dua angka untuk mendapatkan 60?”).
FORMAT PENILAIAN
Seorang siswa
mungkin diminta untuk mengkritik hipotesa atau kreasi dia sendiri atau yang dihasilkan oleh seseorang
lain. Kritik dapat didasarkan pada jenis kriteria positif,
negatif, atau keduanya dan menghasilkan konsekuensi positif dan negatif.
Contoh, di mengkritik sebuah proposal
distrik sekolah selama tahun pelajaran, seorang siswa akan menghasilkan konsekuensi
positif, seperti misalnya menghilangkan
kerugian pembelajaran selama liburan musim panas, dan konsekuensi
negatif, seperti misalnya gangguan liburan keluarga.
6. MENCIPTAKAN
Menciptakan melibatkan meletakkan unsur-unsur bersama-sama
untuk membentuk sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.
Sasaran-sasaran yang diklasifikasikan sebagai menciptakan menyuruh siswa
membuat sebuah produk baru dengan secara mental mengenali beberapa unsur atau bagian kedalam sebuah pola atau
struktur yang tidak secara jelas hadir sebelumnya. Proses yang terlibat dalam menciptakan ada umumnya dikoordinasikan
dengan pengalaman pembelajaran siswa sebelumnya. Meskipun menciptakan mensyaratkan pemikiran kritis tentang bagian siswa, ini
bukan ekspresi kreatif yang sepenuhnya bebas tanpa batasan tuntutan tugas
pembelajaran atau situasi.
Bagi beberapa orang, kreatifitas
adalah pembuatan produk yang tak lazim, sering sebagai hasil dari beberapa
skill khusus. Namun demikian, menciptakan,
sebagaimana dipakai disini, meskipun melibatkan sasaran-sasaran yang menyerukan
pembuatan yang unik, ia juga mengacu pada sasaran-sasaran yang menyerukan
pembuatan yang semua siswa dapat dan akan lakukan. Jika tidak ada yang lain,
dalam memenuhi sasaran-sasaran ini, banyak siswa akan menciptakan dalam
pengertian membuat perpaduan mereka sendiri akan informasi atau materi untuk
membentuk sebuah keseluruhan yang baru, seperti dalam tulisan, lukisan, patung,
bangunan, dan sebagainya.
Meskipun banyak sasaran di kategori menciptakan menekankan orisinalitas
(atau keunikan), pendidik harus mendefinisikan apa yang orisinal atau unik.
Dapatkah istilah unik dipakai untuk menjabarkan karya seorang siswa individu
(misal, “ini unik untuk Adam Jones”) atau apakah ini sudah dipesan untuk
dipakai dengan sekelompok siswa (misal, “ini unik untuk siswa kelas lima”)?
Namun demikian, adalah penting untuk dicatat, bahwa banyak sasaran di kategori menciptakan tidak bergantung pada orisinalitas atau
keunikan. Maksud guru dengan sasaran-sasaran ini adalah bahwa siswa sebaiknya
mampu memadukan materi menjadi sebuah keseluruhan. Sintesis ini sering diminta di
makalah-makalah dimana siswa diharapkan merakit materi yang telah diajarkan sebelumnya
menjadi sebuah presentasi yang
terorganisir.
Meskipun kategori proses memahami,
menerapkan, dan menganalisa mungkin
melibatkan mendeteksi hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang diberikan, menciptakan adalah berbeda karena ia
juga melibatkan penyusunan sebuah produk yang orisinal. Tidak seperti menciptakan, kategori-kategori lain
melibatkan bekerja dengan sebuah set
tertentu unsur-unsur yang adalah bagian dari sebuah keseluruhan yang diberikan;
yakni, mereka adalah bagian dari sebuah struktur yang lebih besar yang siswa coba pahami. Di sisi lain, di menciptakan, siswa harus menarik
unsur-unsur dari banyak sumber dan
meletakkan mereka kedalam sebuah struktur baru atau pola baru yang relatif
dengan pengetahuan dia sebelumnya. Menciptakan
menghasilkan sebuah produk baru, yakni, sesuatu yang dapat diamati dan yang
lebih dari materi awal siswa. Sebuah tugas yang menuntut menciptakan mungkin adalah
meminta aspek-aspek dari tiap-tiap kategori proses kognitif di awal untuk
beberapa tingkat, tapi tidak perlu dalam urutan dimana mereka diterakan di
tabel taksonomi.
Kami mengenali bahwa komposisi
(termasuk menulis) sering, tapi tidak selalu, mensyaratkan proses kognitif yang
terkait dengan menciptakan. Contoh, menciptakan tidak terlibat dalam tulisan
yang merepresentasikan pengingatan ide-ide atau interpretasi materi-materi.
Kami juga mengenali bahwa pemahaman mendalam yang berjalan melampaui pemahaman
dasar dapat menuntut proses kognitif yang terkait dengan menciptakan. Sejauh pemahaman mendalam adalah sebuah aksi
konstruksi atau pengetahuan, maka proses kognitif menciptakan terlibat.
Proses kreatif dapat dipecah menjadi
tiga fase : representasi masalah, dimana
seorang siswa mencoba memahami tugas dan membangkitkan kemungkinan solusi;
perencanaan solusi, dimana seorang siswa memeriksa kemungkinan dan menemukan
sebuah rencana yang dapat berjalan; dan pelaksanaan solusi, dimana seorang
siswa berhasil menjalankan rencana. Karena itu, proses kreatif dapat dipikirkan
sebagai dimulai dengan sebuah fase divergen dimana bermacam kemungkinan solusi
dipertimbangkan ketika siswa berupaya untuk memahami tugas (membangkitkan). Ini diikuti dengan
sebuah fase konvergen, dimana siswa menemukan sebuah metode solusi dan mengubahnya menjadi sebuah rencana aksi (merencanakan). Terakhir, rencana
dilaksanakan ketika siswa membangun solusi (menghasilkan).
Tidak mengejutkan bahwa menciptakan terkait
dengan tiga proses kognitif : membangkitkan,
merencanakan, dan menghasilkan.
6.1.
MEMBANGKITKAN
Membangkitkan melibatkan
merepresentasikan problem dan tiba pada alternatif-alternatif atau
hipotesa-hipotesa yang memenuhi kriteria tertentu. Sering cara sebuah masalah
pada mulanya direpresentasikan menyarankan kemungkinan solusi; namun demikian,
mendefinisikan ulang atau datang dengan sebuah representasi baru masalah
mungkin menyarankan solusi-solusi yang berbeda. Ketika membangkitkan melampaui batasan-batasan atau kendala-kendala pengetahuan terdahulu dan teori-teori yang
sudah ada, ia melibatkan pemikiran divergen dan membentuk inti dari apa yang
dapat dinamakan pemikiran kreatif.
Membangkitkan
dipakai dalam sebuah pengertian terbatas disini. Memahami juga memerlukan proses generatif, yang kami telah masukkan dalam menerjemahkan, memberikan contoh, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
Namun demikian, tujuan memahami adalah
paling sering konvergen (yakni, tiba pada sebuah pengertian tunggal).
Sebaliknya, tujuan membangkitkan dalam
menciptakan adalah divergen (yakni, tiba
pada bermacam kemungkinan). Sebuah istilah alternatif untuk membangkitkan adalah membuat hipotesa.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di membangkitkan, seorang siswa diberikan
sebuah deskripsi tentang sebuah masalah dan harus menghasilkan alternatif
solusi. Contoh, di ilmu sosial, sebuah sasaran dapat berupa belajar
membangkitkan banyak solusi bermanfaat
untuk problem sosial. Sebuah item penilaian yang berhubungan adalah : “sarankan
sebanyak mungkin cara yang kalian dapat
untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki jaminan kesehatan yang mencukupi”.
Untuk menilai respon siswa, guru sebaiknya menyusun sebuah set kriteria yang
dibagi-bagi dengan siswa. Ini mungkin meliputi jumlah alternatif, kelayakan
bermacam alternatif, kepraktisan bermacam alternatif, dan sebagainya. Di ilmu
alam, sebuah sasaran dapat berupa belajar membangkitkan hipotesa untuk
menjelaskan fenomena yang diamati. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan
meminta siswa untuk menuliskan sebanyak mungkin hipotesa yang mereka dapat
untuk menjelaskan strawberry yang tumbuh ke ukuran yang luar biasa. Lagi, guru
sebaiknya menetapkan kriteria yang didefinisikan dengan jelas untuk menilai
kualitas jawaban dan memberinya ke siswa. Terakhir, sebuah sasaran dari bidang
matematika dapat berupa mampu membangkitkan metode alternatif untuk mencapai
sebuah hasil tertentu. Sebuah item penilaian yang berhubungan adalah “ metode
alternatif apa yang dapat kalian pakai untuk menemukan angka berapa yang
menghasilkan 60 ketika dikalikan bersama-sama?” Untuk tiap-tiap penilaian ini,
bagi kriteria penilaian yang dibutuhkan.
FORMAT PENILAIAN
Menilai membangkitkan biasanya melibatkan format
jawaban tersusun dimana seorang siswa
diminta untuk menghasilkan alternatif-alternatif atau hipotesa-hipotesa. Dua subtipe tradisional adalah tugas
konsekuensi dan tugas pemakaian. Dalam sebuah tugas konsekuensi, seorang siswa
harus menerakan semua kemungkinan konsekuensi dari sebuah peristiwa tertentu,
seperti misalnya “apa yang akan terjadi jika ada sebuah pajak penghasilan rata lebih ketimbang pajak penghasilan berjenjang
?” Di sebuah tugas pemakaian, seorang siswa menerakan semua kemungkinan
pemakaian untuk sebuah obyek, seperti misalnya “apa kemungkinan pemakaian untuk
world wide web?” Adalah hampir tidak mungkin untuk menggunakan format pilihan
ganda untuk menilai proses membangkitkan.
6.2.
MERENCANAKAN
Merencanakan melibatkan
menemukan sebuah metode solusi yang memenuhi sebuah kriteria masalah, yakni,
membangun sebuah rencana untuk
menyelesaikan masalah. Di Merencanakan,
seorang siswa mungkin menetapkan sub tujuan, atau memecah sebuah tugas kedalam
sub-sub tugas untuk dilakukan ketika menyelesaikan masalah. Guru sering
meloncati pernyataan sasaran merencanakan,
ketimbang menyatakan sasaran berkenaan dengan menghasilkan, tahap final proses kreatif. Ketika ini terjadi, merencanakan dianggap atau tersirat
dalam sasaran menghasilkan. Di kasus
ini, merencanakan mungkin dilakukan
oleh siswa secara terselubung selama perjalanan menyusun sebuah produk (yakni, menghasilkan). Sebuah istilah alternatif
adalah mendisain.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di merencanakan, ketika diberi sebuah
pernyataan masalah, seorang siswa membangun sebuah metode solusi. Di sejarah, sebuah sampel
sasaran dapat berupa mampu merencanakan
makalah riset tentang topik sejarah yang diberikan. Sebuah tugas penilaian meminta siswa, sebelum
menuliskan makalah riset tentang sebab-sebab revolusi amerika, mengajukan
sebuah uraian makalah, yang meliputi tahap-tahap yang ia maksudkan untuk terus
melakukan riset. Di ilmu alam, sebuah sampel sasaran dapat berupa belajar
merancang penelitian untuk menguji bermacam hipotesa. Sebuah tugas
penilaian meminta siswa untuk
merencanakan suatu cara penentuan yang
mana dari tiga faktor yang menentukan
besaran osilasi sebuah pendulum.
Di matematika, sebuah sasaran dapat berupa mampu menggambarkan tahap-tahap yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah geometri. Sebuah tugas penilaian meminta
siswa untuk menemukan sebuah rencana untuk menentukan volume frustum sebuah
piramida (sebuah tugas yang sebelumnya tidak dipertimbangkan dalam kelas).
Rencana tersebut mungkin melibatkan menghitung volume piramida besar, lalu
menghitung volume piramida kecil, dan terakhir mengurangi volume kecil dari
volume besar.
FORMAT PENILAIAN
Merencanakan mungkin
dinilai dengan meminta siswa untuk membangun solusi yang berhasil, menggambarkan
rencana solusi, atau memilih rencana
solusi untuk suatu masalah tertentu.
6.3.
MENGHASILKAN
Menghasilkan
melibatkan menjalankan sebuah rencana untuk menyelesaikan sebuah problem
tertentu yang memenuhi spesifikasi tertentu. Seperti kami catat di awal,
sasaran dalam kategori menciptakan
mungkin atau tidak mungkin melibatkan orisinalitas atau keunikan sebagai salah
satu spesifikasi. Jadi itu adalah dengan sasaran menghasilkan. Menghasilkan dapat menuntut koordinasi empat jenis
pengetahuan yang digambarkan di bab 4. Sebuah istilah alternatif adalah
menyusun.
SAMPEL SASARAN DAN PENILAIAN YANG BERHUBUNGAN
Di menghasilkan, seorang siswa diberi
sebuah deskripsi fungsional akan sebuah tujuan dan harus menciptakan produk
yang memenuhi deskripsi tersebut. Ia melibatkan menjalankan sebuah rencana
solusi untuk sebuah problem tertentu. Sampel sasaran meliputi menghasilkan
produk baru dan bermanfaat yang memenuhi persyaratan kriteria. Di sejarah,
sebuah sasaran dapat berupa belajar menulis makalah yang berkaitan dengan
periode sejarah tertentu yang memenuhi standard ilmiah yang telah ditentukan.
Sebuah tugas penilaian meminta siswa untuk menuliskan sebuah cerita pendek yang
terjadi selama revolusi amerika. di sains, sebuah sasaran dapat berupa belajar
merancang habitat untuk spesies tertentu dan tujuan tertentu. Sebuah tugas
penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk mendisain stasiun ruang angkasa.
Di sastra Inggris, sebuah sasaran dapat berupa belajar mendisain set untuk
permainan. Sebuah tugas penilaian yang berhubungan meminta siswa untuk
mendisain set untuk sebuah produksi siswa akan Driving Miss Daisy. Di semua contoh ini, spesifikasi menjadi
kriteria untuk mengevaluasi performa siswa yang relatif terhadap sasaran. Maka,
spesifikasi ni sebaiknya dicantumkan dalam rubrik scoring yang diberikan ke
siswa di depan penilaian.
FORMAT PENILAIAN
Sebuah tugas
umum untuk menilai menghasilkan
adalah sebuah tugas mendisain, dimana siswa diminta untuk menciptakan sebuah
produk yang berhubungan dengan spesifikasi tertentu. Contoh, siswa mungkin
diminta untuk menghasilkan rencana-rencana skematik untuk sebuah SMA baru yang
meliputi cara-cara baru untuk siswa menyimpan kepemilikan pribadi mereka dengan
nyaman.
KESIMPULAN
Tujuan utama bab
ini adalah memeriksa bagaimana pengajaran dan penilaian dapat diperluas
melampaui sebuah fokus eksklusif tentang
proses kognitif mengingat. Kami
menjabarkan 19 proses kognitif
spesifik yang terkait dengan enam
kategori proses. Dua dari proses kognitif ini
memiliki keterkaitan dengan mengingat;
Tujuh belas dari proses kognitif ini berhubungan dengan kategori proses
melampaui proses kognitif : memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi,
dan menciptakan.
Analisa kami memiliki implikasi
untuk pengajaran maupun penilaian. Di sisi pengajaran, dua proses kognitif
tersebut membantu mendukung ingatan belajar, sementara 17 proses kognitif membantu mendorong transfer pembelajaran.
Jadi, ketika tujuan pengajaran adalah untuk mendukung transfer, sasaran-sasaran
sebaiknya memasukkan proses kognitif yang terkait dengan memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan.
Deskripsi di bab ini dimaksudkan untuk membantu pendidik membangun
bermacam-macam sasaran pendidikan yang mungkin menghasilkan ingatan dan
transfer.
Di sisi penilaian, analisa kami akan
proses kognitif dimaksudkan untuk membantu pendidik (termasuk perancang test)
memperluas penilaian pembelajaran mereka. Ketika tujuan pengajaran adalah untuk
mendukung transfer, tugas penilaian sebaiknya menyadap proses kognitif yang berjalan melampaui mengingat. Meskipun tugas penilaian yang menyadap mengingat kembali dan mengenali memiliki sebuah tempat di
penilaian, tugas ini dapat (dan sering
sebaiknya) dilengkapi dengan tugas yang menyadap macam-macam proses kognitif yang diperlukan untuk transfer pembelajaran.
0 komentar:
Post a Comment