BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan motorik anak merupakan
bagian dari tumbuh kembang anak yang dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni
genetik dan lingkungan. Faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di
negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara
berkembang (termasuk Indonesia) selain faktor genetik juga faktor lingkungan
yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal.
Faktor lingkungan
dibagi dua, pra natal dan post natal. Pra natal (bayi masih dalam kandungan):
gizi saat ibu hamil, trauma, cairan ketuban yang kering, posisi janin dalam
kandungan, toksin/zat kimia, endokrim, radiasi, infeksi intrauterine yang
menyebabkan cacat bawaan yaitu TORCH, stress saat ibu hamil, kelainan rhesus.
Post natal (setelah
dilahirkan): masa antara usia kandungan 28 minggu hingga anak berusia 7 hari
merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang
otak. Trauma akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat menyebabkan
cacat permanen.
Pada bayi dan balita, perkembangan
motorik tidak terlepas dari reflex-refleks yang terdapat pada bayi, yang sudah
ada ketika bayi lahir dan lama kelamaan menghilang dan digantikan oleh refleks lain sesuai perkembangan susunan
syarafnya. Dimulai dengan posisi “afedal” (spinal
level), di mana bayi hanya telentang saja, kemudian berkembang menjadi
“quadripedal” dan akhirnya menjadi “bipedal”.
Kita
sebagai orang tua dan guru perlu mempelajari perkembangan motorik anak, agar
kita dapat berperan seoptimal mungkin baik sebagai orang tua maupun sebagai
guru. Sebagai orang tua maupun guru hendaknya memberikan kesempatan dan
melatihkan perkembangan motorik anak. Karena perkembangan motorik bukanlah
sesuatu yang otomatis dapat diraih secara optimal, tetapi perlu dilatihkan.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari makalah ini:
Memaparkan pengertian,
macam-macam perkembangan motorik anak, dan cara melatihkannya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat kita
rumuskan:
1.
Bagaimana tahap
perkembangan motorik anak?
2.
Ada berapa jenis
perkembangan motorik anak?
3.
Apa pengertian motorik
halus dan kasar pada anak?
4.
Bagaimana permainan
dalam rangka melatih motorik anak?
5.
Bagaimana cara
meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak?
6.
Bagaimana cara
meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tahap Perkembangan
Motorik Anak
Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan terkoordinir
antara susunan syaraf, otot, otak, dan spinal
cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar
adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret
menyusun balok, menggunting menulis, dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak dapat berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang
dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur
otot memungkinkan berkembangnya kemampuan motorik anak.
Perkembangan motorik anak dibagi 2:
1.
Keterampilan atau
gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik-turun tangga.
2.
Keterampilan motorik
halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong,
melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.
Tabel
2.1
Tahap
Perkembangan Anak Usia 1 – 5 tahun
No.
|
Usia Anak
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
1.
|
1-2
tahun
|
1.
Merangkak
2.
Berdiri dan
berjalan beberapa langkah.
3.
Berjalan
cepat.
4.
Cepat-cepat
duduk agar tidak jatuh
5.
Merangkak di
tangga.
6.
Berdiri di
kursi tanpa pegangan.
7.
Menarik dan
mendorong benda-benda berat.
8.
Melempar bola.
|
1.
Mengambil
benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk.
2.
Membuka 2-3
halaman buku secara bersamaan.
3.
Menyusun
menara dari balok.
4.
Memindahkan
air dari gelas ke gelas lain.
5.
Belajar
memakai kaos kaki sendiri.
6.
Menyalakan TV
dan memainkan remote.
7.
Belajar
mengupas pisang.
|
2.
|
2-3 tahun
|
1.
Melompat-lompat
2.
Berjalan
mundur dan jinjit.
3.
Menendang
bola.
4.
Memanjat meja
atau tempat tidur.
5.
Naik tangga
dan lompat di anak tangga terakhir.
6.
Berdiri dengan
1 kaki.
|
1.
Mencorat-coret
dengan 1 tangan.
2.
Menggambar
garis tak beraturan.
3.
Memegang
pensil.
4.
Belajar
menggunting.
5.
Mengancingkan
baju.
6.
Memakai baju
sendiri.
|
3.
|
3-4
tahun
|
1.
Melompat
dengan 1 kaki.
2.
Berjalan
menyusuri papan.
3.
Menangkap bola
besar.
4.
Mengendarai
sepeda.
|
1.
Menggambar
manusia
2.
Mencuci tangan
sendiri.
3.
Membentuk
benda dari plastisin.
4.
Membuat garis
lurus dan lingkaran cukup rapi.
|
4.
|
4-5 tahun
|
1.
Menuruni
tangga dengan cepat.
2.
Seimbang saat
berjalan mundur.
3.
Melompati
rintangan.
4.
Melempar dan
menangkap bola.
5.
Melambungkan
bola.
|
1.
Menggunting
dengan cukup baik.
2.
Melipat amplop
3.
Membawa gelas
tanpa menumpahkan isinya.
4.
Memasukkan
benang ke lubang jarum.
|
2.2
Jenis
Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan
motorik anak ada 2 jenis yaitu:
a. perkembangan
motorik kasar
b. perkembangan motorik halus.
2.3 Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
1.
Perkembangan
Motorik Kasar
Menurut
Nur Hasan (Sujiono, 2003:5) kemampuan motorik kasar pada anak adalah prestasi
yang ditampilkan oleh anak dalam menunjukkan kemampuan motorik kasar sesuai
dengan tingkatan kemampuan motorik kasar yang sesuai usia tertentu. Kemampuan
motorik merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting, terutama
keterampilan motorik kasar karena ini wajib dimiliki oleh anak sebagai dasar
untuk menguasai gerak selanjutnya yang lebih kompleks yang berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup anak pra sekolah di masa datang.
Dengan
matangnya kemampuan motorik pada anak, maka anak tidak akan merasa kaku dalam
menggerakkan kaki dan tangan. Dimana kemampuan dari motorik kasar adalah
kemampuan non klomotor, kemampuan lokomotor dan kemampuan manipulatif. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengertian motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar anggota tubuhnya yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
2.
Perkembangan
Motorik Halus
Keterampilan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih. Kegiatan ini harus dilatihkan pada anak melalui
proses latihan yang rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini dapat
dibuktikan karena tidak semua anak, pandai menggerakkan tangannya, misalnya ada
seorang anak yang kesulitan ketika akan memegang sebuah bola pimpong, bola
tersebut selalu lepas ketika akan diraihnya, tetapi ada anak lainnya yang
begitu mudah memegangnya. Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang
mengandalkan otot-otot halus.
2.4 Permainan dalam Rangka Melatih Motorik
Untuk
melatih otot motorik anak, latihan harus dilakukan dengan kondisi yang menyenangkan,
maka dari itu untuk melatih otot motorik anak dapat dilakukan dengan bermain.
Permainan adalah kegiatan terstruktur, biasanya dilakukan untuk kesenangan dan
juga digunakan sebagai alat pendidikan. Permainan berbeda dengan pekerjaan,
yang biasanya dilakukan untuk remunerasi, dan berbeda dari seni, yang lebih
peduli dengan ekpresi ide. Perbedaan tersebut tidak jelas, dan banyak permainan
yang juga dianggap bekerja atau seni.
Komponen
kunci dari permainan adalah tujuan, aturan, tantangan, dan interaksi. Permainan
biasanya melibatkan stimulasi mental atau fisik, dan kadang-kadang
kedua-duanya. Banyak permainan sebagai bentuk latihan, atau melakukan peran
pendidikan, simulasional atau psikologis.
Menurut
perancangan permainan computer Chris Crawford, definisi istilah permainan
menggunakan serangkaian dikotomi:
a. Ekpresi kreatis adalah
seni jika dibuat untuk kecantikan sendiri, dan hiburan jika dibuat untuk uang.
b. Hiburan adalah sebuah
mainan yang jika dapat melakukan interaksi. Film dan buku-buku dianggap sebagai
contoh hiburan non-interaktif.
c. Jika tidak ada tujuan
yang terkait dengan permainan, itu adalah mainan. Jika memiliki tujuan,
permainan adalah tantangan.
d. Jika tantangan tidak
memiliki “active agent against whom you
compete” maka disebut teka-teki, jika itu ada adalah konflik.
e. Jika para pemain hanya
dapat mengalahkan lawan, tetapi tidak menyerang mereka, mengganggu kinerja
mereka, konflik sebuah kompetisi. Namun jika serangan diizinkan, kemudian
konflik memenuhi syarat sebagai permainan.
Permainan dicirikan oleh “apa pemain dapat lakukan”.
Hal ini sering disebut gameplay.
Elemen kunci umum diidentifikasi dalam konteks ini adalah alat dan aturan yang
mendefinisikan konteks keseluruhan permainan dan yang pada gilirannya
menghasilkan keterampilan, strategi, dan kesempatan.
Permainan sering diklasifikasikan oleh komponen yang diperlukan untuk
memainkannya (missal miniature, bola, kartu, papan and pieces atau komputer).
Permainan seperti petak umpet tidak menggunakan peralatan apapun, melainkan
aktivitas mereka ditentukan oleh lingkungan.
Selain
yang sering dikarakteristik dengan alat-alat yang digunakan, permainan sering
ditentukan oleh aturan main yang digunakan. Ketika aturan yang dikenakan
variasi dan perubahan, perubahan yang cukup dalam aturan biasanya menghasilkan
permainan baru. Aturan umumnya menentukan urutan gilirannya, hak-hak dan
tanggung jawab pemain dan tujuan masing-masing pemain.
Kondisi
menang yang umum adalah menjadi yang pertama untuk mengumpulkan kuota tertentu,
poin atau token (seperti dalam setters of
catan), yang memiliki jumlah terbesar token pada akhir permainan (seperti
dalam monopoli), atau beberapa hubungan token permainan seseorang untuk orang
lawan seseorang (seperti dalam catur atau checkmate).
Ketika permainan menggunakan alat dan aturan, maka muncul kebutuhan akan
keterampilan, strategi, keberuntungan atau kombinasi dari semuanya.
Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak
usia di bawah 5 tahun, kita dapat melatih motorik sambil bermain. Melaui
bermain ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh, antara lain:
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang-tulang dan organ-organ.
3. Aktivitas yang
dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4. Anak belajar
mengontrol diri.
5. Berkembangnya berbagai
keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatkan daya
kreativitas.
7. Mendapatkan kesempatan
menemukan arti dari benda-benda
yang
ada di sekeliling anak.
8. Merupakan cara untuk
mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk
belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak lain.
10. Kesempatan untuk
menjadi pihak yang kalah atau menang dalam bermain.
11. Kesempatan untuk
belajar mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan
kemampuan intelektualnya.
Pilih
alat permainan yang edukatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak,
sesuai dengan usianya dan tingkat perkembangan. Permaian edukatif adalah mainan
yang dapat mendorong 4 aspek, antara lain:
1.
Pengembangan
aspek fisik.
2.
Pengembangan
bahasa.
3. Pengembangan aspek
kognitif, pengenalan suara, ukuran, bentuk, dan warna.
4. Pengembangan aspek
sosial, dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga serta
masyarakat.
2.5
Cara
Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus pada Anak
Melatih
anak dengan berbagai kegiatan positif seperti menggambar dan mewarnai merupakan
salah satu cara meningkatkan keterampilan motorik mereka. Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi
anak untuk dikembangkan adalah:
1. Mampu melengkungkan
telapak tangan membentuk cekungan (palmar
aching)
2. Menggunakan jari
telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sambil menggunakan jari tengah
dan jari manis untuk kesetabilan tangan mereka (hand side separation)
3. Membuat bentuk lengkung
dengan jempol dan telunjuk (open web
space).
Aktivitas-aktivitas untuk
mengembangkan keterampilan motorik halus anak:
1.
Menggambar
dan mewarnai
2.
Merobek
dan meremas kertas
3.
Melepas
dan menempelkan mainan magnet pada pintu kulkas
4.
Menggunting
5.
Bermain
puzzle
6.
Meronce
7.
Bermain
lego dan balok.
8.
Membuat
mainan dari tanah liat/plastisin,dll.
2.6 Cara Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar
pada Anak
Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan yang mengandalkan
penggunaan otot-otot besar. Biasanya
berkaitan dengan hal-hal fisik dan mengandalkan keseimbangan serta koordinasi
anggota tubuh. Beberapa kegiatan untuk melatih keterampilan motorik kasar:
1. Berlari.
Kegiatan berlari dapat dilakukan di halaman, atau di
ruangan yang luas untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam
rumah. Lakukan improvisasi dengan menggunakan bendera, atau benda yang dioper.
2. Memanjat.
Dapat dilakukan di dekat rumah, di taman bermain
yang terbuka untuk umum. Kita dapat mengajak anak-anak untuk memanjat pohon
atau tali jaring yang kuat dipanjat.
3. Permainan jingkat (engklek)
4. Main bola (memukul,
menendang, menangkap, mengoper, dll)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perkembangan motorik anak merupakan
bagian dari tumbuh kembang anak yang dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni
genetik dan lingkungan. Faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di
negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan di negara
berkembang (termasuk Indonesia) selain faktor genetik juga faktor lingkungan
yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal.
Perkembangan motorik anak ada 2 jenis yaitu:
a. perkembangan
motorik kasar.
b. perkembangan motorik halus.
Pengertian motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas menggunakan
otot-otot besarnya yang mana tergolong dalam kemampuan gerak dasar.
Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang mengandalkan otot-otot
halus.
Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang
menyenangkan. Bagi anak usia di bawah 5 tahun, kita dapat melatih motorik
sambil bermain.
3.2 Saran
Sehubungan dengan keterampilan motorik
kasar dan halus pada anak, disarankan kepada orang tua dan guru, untuk:
1.
Sediakan waktu yang
cukup bagi anak untuk bermain
2.
Pilihkan alat permainan
yang mendidik
3.
Sediakan alat
permainan/mainan yang tidak harus mahal tetapi dapat mengembangkan
keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul. Psikolingustik Kajian Teoretik.
Jakarta : Rineka Cipta. 2003
Gunarso,
Singgih. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta.
BPK Gunung Mulia. 1982.
Hurlock,
B. E. Perkembangan Anak. Jakarta:
Erlangga. 1978.
Mar’at,
Samsunuwiyati. Psikolinguistik. Bandung:
Refika Aditama. 2005.
Sujanto, Agus., Psikologi
Perkembangan, PT. Aksara Baru, Jakarta 1998.
Yusuf,
Syamsu. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Remaja Rosda Karya. 2000.
http// ehow.com
http// rumah pintar.com
toko
bagus.com
0 komentar:
Post a Comment