Abstrak (Bahasa Indonesia)
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh apa yang terjadi selama ini dalam proses pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar. Peran guru yang masih sangat dominan dalam pembelajaran,
kurangnya pengembangan strategi atau pendekatan baru yang sesuai dengan materi
pembelajaran, serta kurangnya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPS, sehingga menimbulkan ide bagi penulis
untuk dapat menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran IPS yaitu pendekatan
learning by doing (belajar sambil
bekerja). Dalam hal ini, belajar tidak hanya untuk dipahami
tetapi untuk diketahui bagaimana melakukannya atau menggunakannya, Siswa
dituntut untuk belajar aktif dan berfikir kritis serta secara sistematis
menstimulus kemampuan siswa untuk mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan
secara tepat serta percaya diri. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan tersebut, dilaksanakan penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02, setelah
penerapan pendekatan learning by doing
serta bagaimana aktifitas siswa pada proses belajar mengajar dengan menerapkan
pendekatan learning by doing.
Hasil penelitian berdasarkan hasil observasi dan tes
tulis menunjukan bahwa: 1) Guru dapat meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan
untuk menyusun rencana pembelajaran IPS melalui
penerapan pendekatan learning by doing, ditunjukan
dengan besarnya prosentase kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran
dari 82,64% menjadi 94,40%; 2) Guru dapat meningkatkan dan mengoptimalkan
kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS melalui penerapan
pendekatan learning by doing,
ditunjukan dengan besarnya prosentase kemampuan dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing dari
72,50% menjadi 94,37%; 3) Guru dapat meningkatkan dan mengoptimalkan aktifitas
belajar siswa pada proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan learning by doing ditunjukan dengan besarnya prosentase aktifitas siswa
pada proses pembelajaran dari 71,35% menjadi 95,17%; 4) Hasil belajar siswa
meningkat pada pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing, ditunjukan dengan
besarnya prosentase hasil belajar siswa dari 53,69% menjadi 80%.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan
pendekatan learning by doing telah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD
Negeri Panulisan Timur 02.
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pendidikan terutama
dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial sehingga materi, metode, strategi
serta sistem evaluasi pembelajaran lebih efektif.
Kata Kunci : Hasil belajar siswa, pendekatan learning
by doing.
Abstract (English)
This
research is motivated by what
happens during the learning social studies in elementary school. The
role of the teacher is still very dominant in learning, lack of development of
new strategies or approaches that fit with the learning materials, and lack of
attention from their parents to students learning performance, particularly on
the subjects of social studies, giving rise to the idea for a writer to be able to adopt
an approach to learning social studies approach learning by doing. In this case, learning is not only
to understand but
to know how to
do it or use it,
students are required to learn actively and
think critically and systematically stimulate students' ability to express ideas, opinions and feelings
appropriately and confidently. Therefore, to answer these problems, action research conducted in 5th grade of SDN Panulisan Timur
02.
The
purpose of
this study to determine student learning
outcomes in social studies in
5th grade SDN Panulisan Timur 02,
after the application of the approach of learning by doing, and how the activities of
students in the learning process
by implementing the approach of learning by doing.
The
results based on the observation and written tests showed that : 1 ) The
teacher can improve and optimize the ability to plan social studies learning
through the application of learning by doing approach , it shown by the
magnitude of the percentage of teachers in preparing lesson plans from 82.64 %
to 94.40 %; 2 ) Teachers can improve and optimize the ability to implement the
learning process through the implementation of the social studies approach to learning by doing , is shown by the magnitude of
the percentage of the ability to implement the learning process through the
implementation of social studies learning by doing approach from 72.50 % to
94.37 % ; 3 ) Teachers can improve and optimize student learning activities in
the learning process through the implementation of learning by doing approach
is shown by the magnitude of the percentage of students in learning activities
from 71.35 % to 95.17 % ; 4 ) increasing student learning outcomes in social
studies learning through the application of the approach learning by doing , is
shown by the magnitude of the percentage of student learning outcomes from
53.69 % to 80 % .
Overall the results showed that the
application the approach of learning
by doing has been to improve student learning outcomes in social studies in 5th grade
SDN Panulisan Timur 02.
This
study
is expected to develop science education, especially in social science
education so that the materials, methods, strategies and more
effective learning evaluation systems.
Keywords: student
learning, learning by doing approach.
Pendahuluan
IPS merupakan salah satu ilmu dasar
yang harus dimiliki manusia sebagai dasar untuk dapat menguasai teknologi
secara global. Mengingat begitu pentingnya pendidikan IPS dalam kehidupan, maka
pembelajaran IPS selalu mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tuntutan
zaman. Oleh karena itu pembelajaran IPS
di sekolah harus memperluas wawasan siswa dalam berpikir kritis, dan kreatif,
sehingga setelah mereka kembali kemasyarakat nanti dapat mengembangkan dan mengkolaborasikan
dengan permasalahan yang muncul.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar saat
ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Metode pembelajaran IPS yang diberikan
oleh guru sebatas ceramah, mencatat dan latihan-latihan, proses pembelajaran
masih banyak didominasi oleh guru. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa
untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan penilaian dilakukan
melalui tes tertulis pada setiap akhir pembelajaran. Pelaksanaan penilaian
proses belum secara optimal dilakukan guru. Hal ini terbukti di SD Negeri Panulisan
Timur 02 prestasi belajar siswa terutama dalam pembelajaran IPS masih kurang
dan belum mendapatkan perhatian yang khusus, karena berbagai faktor dan
kendala. Permasalahan yang sering dikeluhkan guru dalam mempelajari IPS adalah
kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran IPS, siswa kesulitan dalam memahami
sesuatu pengertian yang abstrak, bahkan hasil evaluasi pembelajaran IPS
memprihatinkan, nilai IPS yang diperoleh siswa lebih rendah dari mata pelajaran
lainnya. Dibawah ini dapat dilihat nilai rata-rata mata pelajaran IPS yang
lebih rendah dari lima mata pelajaran lainnya.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu kurangnya kemampuan gurudalam memahami metode pembelajaran IPS,
kurangnya kemampuan siswa dalam memahami suatu masalah, guru kurang memberikan latihan
secara kongkrit kepada siswa.
Peranan guru merupakan komponen yang
sangat strategis dalam menentukankeberhasilan siswa. Oleh karena itu guru
dituntut memiliki kemampuan yang profesional terutama dalam menentukan model,
strategi, metode dan pendekatan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran IPS
memerlukan pengembangan strategi atau pendekatan baru yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki metode pembelajaran yang
sudah ada. Kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar merupakan faktor utama
dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pembelajaran IPS memerlukan
pengembangan strategi atau pendekatan baru yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki metode pembelajaran yang sudah ada. Pada
proses pembelajaran, seorang guru hendaknya mengajak siswanya untuk
mendengarkan, memperhatikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog
kreatif yang menunjukkan proses pembelajaran yang interaktif, agar tercapai
proses pembelajaran yang diharapkan, maka salah satu pendekatan yang bisa dilakukan
guru adalah learning by doing
(belajar sambil bekerja).
Alasan digunakannya pendekatan learning by doing (belajar sambil
bekerja) didasarkan pada pendapat Siti, J. (Bastaman 2009: 2) yaitu Learning by Doing (belajar sambil
bekerja) adalah konsep pembelajaran yang dalam bahasa jawanya dikatakan, ngelmu iku kelakone karana laku, artinya
ilmu itu diperoleh melalui serangkaian proses, pergulatan, dan jatuh bangun.
Tidak mungkin ilmu bisa dikuasai hanya dengan mempelajari secara teori, melainkan
harus dipraktekan.
Pendapat senada juga dikemukakan
Kasihanin H.E dan Suyanto dkk (2007:2) mengatakan bahwa Learning by doing mengandung arti, bahwa, belajar tidak hanya untuk
dipahami tetapi untuk diketahui bagaimana melakukannya atau menggunakannya.
Siswa dituntut untuk belajar aktif dan berfikir kritis serta secara sistematis
menstimulus kemampuan siswa untuk mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan
secara tepat serta percaya diri. Jadi, pembelajaran akan lebih efektif apabila
siswa dapat mempraktekannya dibandingkan hanya hanya terori saja, karena lebih
memupuk rasa percaya diri.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran
diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul: “PENERAPAN
PENDEKATAN LEARNING BY DOING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI
INDONESIA. (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri
Panulisan Timur 02 Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap)”.
Berdasarkan uraian
latar belakang di atas, secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menerapkan pendekatan learning by doing dalam pembelajaran IPS. Kemudian rumusan masalah tersebut diuraikan secara khusus
ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut: 1) Bagaimana rencana pembelajaran IPS melalui penerapan
pendekatan learning by doing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri
Panulisan Timur 02 Kecamatan Dayeuhluhur?; 2) Bagaimana proses pembelajaran IPS
melalui penerapan pendekatan learning by
doing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa
kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02
Kecamatan Dayeuhluhur?; 3) Bagaimana aktivitas belajar siswa pada pembelajaran
IPS melalui penerapan pendekatan learning
by doing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa
kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02
Kecamatan Dayeuhluhur? ; 4) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswapada pembelajaran
IPS melalui penerapan pendekatan learning
by doing tentang jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02 Kecamatan
Dayeuhluhur?.
Berdasarkan masalah
yang dirumuskan maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang penerapan pendekatan learning by
doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
pembelajaran IPS, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil. Secara khusus
penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana
pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri
Panulisan Timur 02; 2) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Panulisan
Timur 02; 3) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswapada pembelajaran IPS
melalui penerapan pendekatan learning by
doing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa
kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02; 4)
Untuk meningkatkan hasil belajar siswapada pembelajaran IPS melalui penerapan
pendekatan learning by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri
Panulisan Timur 02.
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Pemilihan metode di atas berdasarkan pada pendapat Uhay S,
(Kasbolah, 1998:12) yang menyatakan
bahwa: Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan
untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan
melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban yang diangkat dari kegiatan
sehari-hari dikelas.
Melihat pendapat di atas metode penelitian adalah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan, yang terdapat dalam penelitian dan
merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisa data tentang masalah
yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini bersifat perbaikan hasil
pembelajaran dan metode yang paling relevan adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (Action Research Class Room).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipilih adalah model
kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model ini hampir sama dengan model Kurt
Lewin hanya saja komponen acting
(tindakan) dengan observing
(pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan adanya kenyataan yang tidak dapat dipungkiri ketika antara
implementasi acting dan observing sebenarnya dua kegiatan tapi
tidak dapat dipisahkan secara tegas, artinya ketika seorang peneliti melakukan
tindakan otomatis ia melakukan pengamatan pula karena kegiatan itu dilakukan
dalam satu kesatuan waktu secara bersamaan. Begitu berlangsungnya suatu
tindakan begitu pula observasi juga dilaksanakan.
Langkah-langkah
penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc Taggart terdiri 4
tahap yaitu: 1) Membuat rencana tindakan (planing),
2) Melaksanakan rencana tindakan (acting),
3) Mengamati (observing) proses
pelaksanaan tindakan serta akibat yang ditimbulkannya. 4) Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh peneliti dilapangan, peneliti kemudian melakukan
refleksi (reflecting) dan evaluasi
atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila hasil refleksi menunjukkan adanya
kekurangan atau kelemahan dan perlu
diadakannya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan maka perlu dilakukan
perbaikan rencana tindakan pada siklus berikutnya begitulah seterusnya sampai
mencapai hasil yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
1 di bawah ini:
Tindakan
& Observasi Pembelajaran Siklus 2
|
Tindakan
& Observasi Pembelajaran Siklus 1
|
Refleksi
|
Kesimpulan
|
Refleksi
|
RENCANA
|
Perbaikan
Rencana
|
Gambar 1 Modifikasi
Model Kemmis dan Mc Taggart
( Jamal Ma’mur, 2010: 116)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan 1) Teknik Observasi yaitu kegiatan observasi pada
penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan observer, observasi dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung untuk melihat keefektivitasan gurubaik
dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun dalam kemampuan
penampilan mengajar guru dalam proses belajar mengajar serta untuk melihat
keefektivitasan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning by doingtentang jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia pada pembelajaran IPS. 2) Teknik Tes yaitu teknik
tes yang digunakan adalah tes tertulis dan dilaksanakan pada akhir pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menerima pembelajaran melaluipendekatan
learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada pembelajaran IPS.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan orientasi sebelum tindakan pembelajaran
dilaksanakan, peneliti bersama guru dan kepala sekolah membicarakan hal-hal
yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran IPS tentang jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia, serta rencana penelitian dengan menerapkan
pendekatan learning by doing untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilaksanakan dikelas V SD Negeri Panulisan
Timur 02 sebanyak 23 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 12 perempuan. Adapun
karakteristik siswa berdasarkan kemampuan akademiknya pada semester satu nilai
rata-rata IPS 5,97 atau presentase 59,7%, mayoritas siswa dari keluarga
menengah kebawah dengan tingkat kemampuan ekonomi lemah, sehingga perhatian
terhadap pendidikan sangat kurang.
Pelaksanaan Program pengajaran IPS tentang jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia telah dilaksanakan sesuai kurikulum 2006,
pendekatan pengajaran IPS yang diberikan oleh guru kurang memberikan kesempatan
pada siswa untuk lebih berperan aktif dalam pembelajaran sehingga aktifitas
belajar siswa cenderung pasif. Prestasi atau hasil belajar siswa kelas V
sebelum diterapkannya pendekatan learning
by doing mendapat nilai rata-rata 39,1 atau presentase 39,10%, maka perlu
adanya suatu refleksi terhadap prestasi belajar siswa. Refleksi dan fokus
tindakan yang diperlukan adalah bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Langkah pertama untuk mendapatkan tolak ukur dalam
pembelajaran adalah mengidentifikasi pengetahuan awal siswa sebelum
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning
by doing, sebagai bahan pertimbangan untuk menghasilkan data yang akurat,
kemudian dengan melihat aktifitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung
sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning
by doing. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1, pada perencanaan
pembelajaran, Perencanaan disiapkan berdasarkan penerapan pendekatan learning by doing yang disesuaikan
dengan Standar Kompetensi Kurikulum 2006, juga memperhatikan karakteristik
siswa. Mempersiapkan bahan materi pokok jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia dengan indikator menyebutkan jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat
di Indonesia dan memberi contoh usaha yang dikelola sendiri dan kelompok.
Menyiapkan alat pengumpul data seperti lembar observasi kemampuan guru dalam
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi kemampuan mengajar
guru pada proses belajar mengajar, serta lembar observasi aktifitas belajar
siswa pada proses pembelajaran.
Data hasil tindakan diolah melalui penganalisaan data dan
dilanjutkan dengan refleksi dan revisi untuk tindakan siklus pebelajaran selanjutnya
yaitu pembelajaran siklus 2.
Kemampuan belajar siswa pada pokok bahasan jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia sebelum menerapkan pendekatan learning by doing relatif sulit dikuasai
siswa. Pelaksanaan pembelajaran IPS yang disajikan hanya sebatas metode
ceramah. Mengingat hal tersebut, diperlukan keberanian guru untuk berinovasi
dalam memilih dan merencanakan pembelajaran yang tepat agar dapat menarik
perhatian siswa. Penerapan pendekatan learning
by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
pembelajaran IPS telah mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
Selain penerapan pendekatan learning by
doing juga pengelolaan kegiatan dan proses pembelajaran yang baik, menjadi
faktor penentu keberhasilan keberhasilan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) Rencana pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02 Kecamatan Dayeuhluhur. Dadang S, (2007:3) menyatakan
bahwa “ perencanaan pembelajaran (design
instructional) adalah merupakan panduan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan
proses belajar mengajar ( pembelajaran )”. Hasil observasi kemampuan guru dalam
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPS melalui
penerapan pendekatan learning by doing
tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siklus 1 secara
keseluruhan dinilai baik, namun demikian masih dirasakan adanya kekurangan-kekurangan
dalam aspek-aspek tertentu, diantaranya pada aspek : a) Pengembangan karakter
dalam pembelajaran, oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi
rujukan dalam pengembangan pendidikan dan karakter bangsa. Setiap mata
palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri
peserta didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mata
pelajaran yang tentunya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.
Menurut pengamatan observer kemampuan guru dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 pada aspek pengembangan karakter
dalam pembelajaran, dirasakan kurang sesuai dengan hakikat mata pelajaran dan
pengembangan karakter kurang tampak pada setiap langkah pembelajaran. Oleh
karena itu diperlukan inovasi dan krekreatifan guru dalam menentukan dan
menanamkan karakter-karakter yang lebih sesuai kepada siswa pada setiap mata
pelajaran sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; b) Penggunaan
alat, media dan sumber pembelajaran, kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Udin Saripuddin dan Winata Putra (199: 65)
mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu: ‘Manusia, buku
atau perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Karena
itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
dimana bahan pengajaran atau asal untuk belajar seseorang’. Menurut pengamatan observer dalam aspek
ini, alat, media dan sumber belajar kurang bervariasi, guru atau peneliti hanya
mencantumkan media gambar dan buku sebagai media dan sumber belajar pada proses
pembelajaran, tidak adanya media lingkungan sebagai media utama dalam
menerapkan pendekatan learning by doing
pada pokok bahasan ini. Untuk itu dalam merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guru diharapkan dapat memilih dan menentukan alat, media dan
sumber belajar yang baik dan sesuai dengan materi pembelajaran. Aspek-aspek
yang dinilai dan dirasakan kurang pada siklus 1 tersebut dijadikan refleksi
dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 2.
Setelah proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, menurut
pengamatan observer kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada siklus 2 dinilai lebih baik dan meningkat, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
yang diberikan oleh observer pada aspek-aspek yang dirasa kurang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 1 dan hal ini juga ditunjukkan
dengan besarnya presentase kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang pada siklus 1 82,64% menjadi 94,40% pada siklus 2.
Perencanaan pembelajaran dan pengembangan kurikulum suatu
proses pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila diawali dengan perencanaan
yang sangat matang, maka setengah keberhasilan sudah tercapai, setengahnya lagi
terletak pada pelaksanaan. Hal ini berarti guru telah dapat meningkatkan dan
mengoptimalkan kemampuan untuk menyusun rencana pembelajaran IPS
melalui penerapan pendekatan learning by
doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02.
Proses pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02. Hasil observasi kemampuan mengajar
guru dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan
learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siklus 1 secara keseluruhan dinilai
baik, namun demikian masih dirasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam
aspek-aspek tertentu, diantaranya pada aspek :
a. Aspek
kemampuan dalam membuka pembelajaran.
Dalam aspek ini terdapat indikator yang dinilai dan dirasakan
kurang yaitu guru kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar menurut Sardiman yang
dikutif oleh Riduwan (2009: 200) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan
ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1)
keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.
Menurut
pengamatan observer, guru atau peneliti kurang dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa sehingga siswa terlihat kurang siap menerima pembelajaran dan
cenderung pasif. Oleh karena itu guru diharapkan agar dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa dengan menerapkan prinsip belajar aktif, yakni
pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan,
dan sikap sosial) serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak, sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai.
b. Aspek pada proses pembelajaran
Dalam aspek ini terdapat indikator yang dinilai dan dirasakan kurang
yaitu pada indikator penanganan individu atau kelompok. Menurut pengamatan
observer selama proses pembelajaran berlangsung penanganan individu atau
kelompok dilakukan oleh guru atau peneliti cenderung memilih-milih siswa di
setiap kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki kemampuan
yang profesional terutama dalam menangani individu atau kelompok secara
menyeluruh dan dengan tidak membeda-bedakannya.
c.
Aspek evaluasi
Menurut pengamatan observer dalam aspek evaluasi ini guru atau
peneliti tidak membimbing siswa dalam menjalankan langkah-langkah pengerjaan
soal evaluasi, sehingga masih ada siswa yang lupa mencantumkan nama. Untuk itu
guru sebaiknya dapat membimbing dan mengarahkan siswa dalam menjalankan
langkah-langkah pengerjaan evaluasi dan memastikan bahwa siswa telah mengerti
dan memahami langkah-langkah pengerjaan soal evaluasi tersebut sehingga
evaluasi berjalan efektif dan sesuai yang diharapkan. Aspek-aspek
yang dinilai dan dirasakan kurang pada siklus 1 tersebut dijadikan refleksi
dalam proses pelaksanaaan pembelajaran pada siklus 2.
Setelah proses
pembelajaran siklus 2 dilaksanakan menurut pengamatan observer kemampuan guru
dalam proses belajar mengajar melalui penerapan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siklus 2 dinilai lebih baik dan meningkat, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai
yang diberikan oleh observer pada aspek-aspek yang dirasa kurang pada kemampuan
guru dalam proses belajar mengajar siklus 2 dan ditunjukkan dengan besarnya presentase
kemampuan mengajar guru dalam proses belajar mengajar yang pada siklus 1 70,53%
menjadi 95,17% pada siklus 2.
Hal Ini berarti guru
telah dapat meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing tentang
jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Panulisan
Timur 02.
Aktifitas belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan
learning by doing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02.
Wawan J, (Gie 1985:6) berpendapat pula bahwa: ‘keberhasilan
siswa dalam belajar tergantung pada aktifitas yang dilakukannya selama proses
pembelajaran’. Melalui penerapan learning
by doingpada pembelajaran IPS tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia, guru telah dapat menggugah siswa sehingga mereka dapat
mengeksplorasi, bertanya, menerapkan, dan merepleksikan kembali konsep-konsep
dan keterampilan-keterampilan yang mereka peroleh. Hal ini ditunjukkan dengan
besarnya presentase aktifitas belajar siswa pada siklus 1 70,11% menjadi 94,02%
pada siklus 2. Ini berarti guru telah dapat meningkatkan dan mengoptimalkan
aktifitas beajar siswa pada proses pembelajaran IPS melalui penerapan
pendekatan learning by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02.
Hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan learning by doing untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri
Panulisan Timur 02 Menurut Nana Sudjana (2006: 3) menyatakan bahwa “Hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris”, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar
siswa pada siklus 1 secara keseluruhan masih jauh dari batas nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75%, hanya dua orang siswa yang mendapatkan
nilai di atas KKM dengan kriteria Tuntas, selebihnya sebanyak 21 orang siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM dengan kriteria Tidak Tuntas. Hal ini menjadikan
refleksi untuk melakukan pembelajaran pada siklus 2. Setelah pembelajaran
siklus 2 dilaksanakan, hasil belajar siswa meningkat dan bahkan seluruh siswa
telah mendapatkan nilai post test di atas 75 dan ini menjukkan bahwa pada
pembelajaran siklus 2 hasil belajar siswa meningkat dan telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75% dengan kriteria Tuntas. Hasil belajar telah
dicapai atau diperoleh siswa dengan baik berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Hal ini terbukti dari hasil belajar
yang diperoleh siswa pada siklus 1 dari
53,69% dan pada siklus 2 menjadi 80%. Dengan kata lain penerapan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Panulisan
Timur 02, telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keseluruhan
pembelajaran yang dilakukan guru selama
dua siklus nampak adanya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga dapat memberikan catatan dan menuntut guru untuk
kreatif, inovatif kepada setiap tindakan tang mana dapat menutupi dan
memperbaiki aspek yang kurang pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Untuk
memperjelas hasil yang yang dipeoleh penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Penelitian Tindakan Kelas
No
|
Aspek Penelitian
|
Hasil Belajar yang diperoleh
|
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
||
1
|
Kemampuan
guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
|
3,31
|
3,78
|
2
|
Kemampuan
mengajar guru dalam proses belajar mengajar
|
2,82
|
3,80
|
3
|
Aktifitas
belajar siswa dalam kegiatan ekonomi masyarakat
|
2,80
|
3,73
|
4
|
Hasil
belajar siswa
|
53,7
|
80
|
Dengan hasil itu semua, seperti yang dikatakan seorang Filsuf
Cina yang bernama Konfius, “ Jika kita
mendengar maka kita akan tahu, jika kita melihat maka kita akan ingat, jika
kita melakukan kita akan bisa “. Learning
by doing adalah salah satu cara yang membuat kita paham dengan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan maupun dengan kehidupan.
Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dengan dua siklus pembelajaran dengan menerapkan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada pembelajaran IPS di kelas VSD Negeri Panulisan
Timur 02, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1) Kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan menerapkan pendekatan learning
by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siklus
1 dengan prsentase 82,64%, pada siklus 2 94,40%. Ini menunjukan bahwa kemampuan
guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah meningkat dan
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75%. 2) Kemampuan mengajar
guru dalam proses belajar mengejar dengan menerapkan pendekatan learning by doing membawa dampak yang
berarti karena siswa dapat merasakan pembelajaran yang lebih nyata, bermakna,
mandiri serta daya pikir yang ikut berkembang. Kemampuan penampilan mengajar
guru pada proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siklus 1 dengan presentase 70,53%, pada
siklus 2 menjadi 95,17%. Ini menunjukan bahwa kemampuan penampilan mengajar
guru pada proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia telah meningkat dan telah mencapai KKM yaitu
75%. 3) Aktifitas siswa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dengan menerapkan
pendekatan learning by doing tentang
jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia secara keseluruhan menunjukan
peningkatan dan telah mencapai KKM yaitu 75%, bisa dilihat dari hasil tiap
siklus, yaitu siklus 1 dengan presentase 71,35%, pada siklus 2 dengan presentase
94,02%. Hal ini berarti aktifitas siswa pun meningkat. 4) Hasil belajar siswa
juga meningkat dilihat dari hasil post test siklus 1 53,69%, siklus 2 menjadi80%.
Ini adalah bukti keberhasilan penerapan pendekatan learning by doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di
Indonesia pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Panulisan Timur 02. Dengan
kata lain penerapan pendekatan learning by
doing tentang jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada
pembelajaran IPS telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
Sumber Cetak:
Asy’ari,
dkk . (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial SD
Kelas V. Jakarta : Erlangga
BSNP.
(2006). Kurikulum 2006 Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta : BP Dharma Bhakti.
Juhaeriyani, S.
(2009). Penerapan Learning by doing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tasikmalaya : Tidak diterbitkan
Kasbolah,
K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Jakarta : Depdikbud
Sudjana,
Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Sukirman,
D.dkk.(2007).Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: UPI PRESS
Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta. PT Sinar Grafika
Winataputra, dkk
(2007) Materi dan Pembelajaran IPS SD. Universitas Terbuka
Sumber Internet:
Junaedi,
W. (2010). Aktivitas-belajar-siswa.
[Online] Tersedia : http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07[ 20 April 2012]
Nadhirin. (2010). Motivasi-dalam-pembelajaran. [Online].
Tersedia : http://nadhirin.blogspot.com//
[25 Juni 2012]
0 komentar:
Post a Comment