Oleh : R.Ahmad Sarjita
ABSTRAK
R.Ahmad Sarjita : “ Penerapan Classroom
Reading Program untuk
meningkatkan minat membaca dan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri 1
Kalibeber Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun Pelajaran 2011 – 2012.”.
Kata Kunci :
“ Penerapan Classroom
Reading Program, minat
membaca, hasil belajar dan siswa kelas VI SD Negeri 1 Kalibeber.”
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang penerapan classroom reading program meningkatkan minat membaca dan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri I Kalibeber,
Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun 2011. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 40 siswa.
Tulisan ini bertolak dari introspeksi yang
peneliti lakukan setelah melakukan analisis hasil ulangan formatif
yang diperoleh siswa VI. Dari hasil analisis nilai ulangan
formatif diketahui bahwa tingkat kesalahan siswa dalam menjawab soal –
soal isian singkat dan uraian menjadi penyumbang terbesar terhadap tidak
tercapainya kriteria ketuntasan minimal. Dari hasil study dokumen pada
pengunjung dan peminjam buku di perpustakaan serta hasil survey tentang minat
siswa dalam membaca dapat diketahui bahwa minat membaca siswa kelas VI sangat rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa rendahnya minat membaca pada siswa berdampak pada
rendahnya tingkat pemahaman terhadap isi bacaan. Sehingga sangat mungkin siswa
sulit memahami soal – soal isian dan uraian.
Dari introspeksi
diatas, maka penulis berkeinginan
untuk
mencoba meningkatkan minat membaca dan hasil belajar melalui
tindakan dengan menerapkan
classroom reading program. Adapun
langkah – langkah classroom reading
program tersebut adalah ; 1) Mengadakan
perpustakaan kelas dengan melibatkan
anak dalam mengelola buku – buku di perpustakaan
tersebut. 2) Menggunakan buku - buku bacaan
sebagai tambahan refensi dalam proses pembelajaran. 3) Menciptakan kegiatan membaca kreatif untuk menghasilkan apa yang telah
dibaca siswa.
Melalui penelitian tindakan kelas dapat
diketahui bahwa penerapan classroom reading program memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat membaca dan hasil
belajar pada siswa kelas VI SD Negeri I Kalibeber Semester
I Tahun 2011-2012. Hal
ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan formatif dan
meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di perpustakaan.
Hasil survey yang dilakukan oleh peneliti terhadap minat membaca juga
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II masing – masing 25 %, 66,37%
dan 75,07%. Pada siklus II secara klasikal tercapai.
Pendahuluan
Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat
Dari pengamatan penulis di kelas ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks, jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa cenderung menjawab ngawur, tidak nyambung dengan yang ditanyakan.
Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, kita dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat
Dari pengamatan penulis di kelas ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh, beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya, sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks, jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa cenderung menjawab ngawur, tidak nyambung dengan yang ditanyakan.
Dari hasil study dokumentasi analisis penilaian 5 mata pelajaran ( PKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS) khususnya untuk soal – soal uraian
yang memerlukan pemahaman, lebih dari 50 % siswa kelas VI mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari study
dokumentasi analisa hasil penilaian pada kegiatan latihan ulangan tengah
semester diperoleh data tingkat kebenaran menjawab soal – soal pilihan ganda,
isian singkat dan uraian, diperoleh perbadingan sebagai berikut ; 1) Mata Pelajaran PKn, 67%, 30% dan 20% ; 2)
Bahasa Indoensia, 70%, 40% dan 40% ; 3) Matematika, 62%, 40% dan 20% ; 4)
Ilmu Pengetahuan Alam, 80%, 50%, dan 40% ; 5) Ilmu Pengetahuan Sosial, 72%, 50%
dan 40%.
Faktor Penyebabnya adalah.
Keterampilan
membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang mendasar dan
sangat diperlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya
untuk mempelajari mata pelajaran yang bersifat eksak, mata pelajaran noneksak
pun sangat memerlukannya. Mata pelajaran noneksak pada umumnya disajikan
secara ekspositoris dan panjang-panjang.
Bila siswa
tidak mampu memahaminya secara baik, maka materi yang disajikan terasa berat
dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan untuk mempelajari materi-materi
pelajaran. Minat baca siswa cenderung
menurun, kegiatan membaca tidak variatif, tidak ada tindak lanjut atau hanya
asal membaca, ruang baca/ perpustakaan terpisah dengan ruang kelas, buku yang
tersedia tebal dan miskin ilustrasi.
Dampak Negatif
Rendahnya Minat Membaca pada Siswa.
Lemahnya tingkat kemampuan
membaca pemahaman siswa merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat,
hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di
bawah batas ketuntasan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan membaca pemahaman para siswa di sekolah dasar perlu
mendapatkan perhatian serius. Salah satu cara agar siswa memiliki kemampuan
membaca tinggi maka kebiasaan membaca perlu ditingkatkan. Siswa dapat meningkat
kemampuannya jika minat membaca tumbuh dan berkembang pada diri siswa. Penulis
memaparkan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca
melalui program membaca di kelas (Classroom
Reading Program)
Strategi
Tiga Langkah Menerapkan Program Membaca di Kelas (Three steps to implement a program to read in class )
Menurut
kamus Bahasa Inggris Drs Sandy Putra
mengartikan istilah Classroom
berarti ruang kelas atau ruang belajar di suatu sekolah, kata Raeading berarti membaca dan Program berarti rencana atau daftar
kegiatan, jika digabungkan tiga kata tersebut menjadi Classroom Reading Program yang berarti
Program Membaca di Kelas. Pada program ini Classroom Reading Program diartikan
program membaca di kelas.
Classroom Reading Program adalah sebuah program untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca
pada siswa sekolah dasar. Classroom
Reading Program pertama dikenalkan di Indonesia pada awal tahun 2010
melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID. Di Indonesia program ini
disebut “ Program Membaca di Kelas.” (modul Classroom Reading Program, 2010).
Dalam menjalankan kegiatan Classroom Reading Program memiliki tiga langkah yang disebut (Three steps to implement a program to read
in class ) yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa dilakukan
guru dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan, merawat dan menentukan
aturan – aturan penggunaan buku – buku di dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan/ buku – buku bacaan yang tersedia di dalam kelas. Penggunaan
buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi buku – buku bacaan yang
sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran ; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Meningkatkan
Minat Baca Melalui Classroom
Reading Program.
Classroom
Reading Program adalah program membaca di
kelas yang sistimatis dan
terstruktur yang sangat mudah diterapkan guru di dalam kelas. Program membaca di kelas dirancang dan disesuaikan dengan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktiftas yang dilakukan
merangsang siswa berfikir tingkat tinggi. Alat peraga yang digunakan sederhana,
mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak. Adapun bagaimana program dijalankan, dibawah ini secara rinci penulis sajikan secara urut.
1.
Tahap I Mengenalkan buku.
Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah menerima atau membeli buku baru adalah iventarisasi, memberi
sampul, membangun tata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib, mempromoswikan buku,
melakukan survey awal minat membaca siswa, memulai membaca ringan dengan
berpasangan dan mencoba meminjam buku bacaan dengan menulis buku pinjaman.
2.
Tahap II Menggunakan buku
– buku bacaan untuk diintegrasikan paga Kegiatan Pembelajaran dan Kegiatan Pembiasaan di Sekolah.
a.
Menggunakan
buku – buku bacaan sebagai referensi dan penunjang materi pada kegiatan belajar
mengajar
Pada kegiatan ini guru bersama siswa
mengklasifikasi jenis buku – buku bacaan berdasarkan kelompok mata pelajaran
diantarannya kelompok agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan alam,
kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan
kegiatan selanjutnya adalah menggunakan buku – buku tersebut untuk referensi
pembelajaran dan menjadi materi pembahasan dalam diskusi – diskusi siswa selama
proses kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa menggunakan buku – buku sesuai
dengan selera namun tetap pada kelompok mata pelajaran tertentu sesuai jadwal.
Agar kegiatan ini dapat membawa
siswa dalam situasi belajar maka pembelajaran dirancang menggunakan model
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Perangkat
pembelajaran harus dipersiapkan secara rinci, lengkap, murah, dekat dengan
liongkungan dan menantang imajinasi siswa. Supaya bisa diukur keberhasilannya,
setiap pembelajaran harus mengahsilkan produk belajar, meskipun tidak berupa
nilai.
Implementasi pembelajaran
dilaksanakan menggunakan skenario yang membuat siswa memncapai tingkat kognisi
tertinggi yaitu tingkat menciptakan sejalan dengan teori belajat Taxonomi Bloom.
Kognisi tingkatan tertinggi dalam kegiatan membaca adalah ketika siswa berhasil
menciptakan bentuk atau sesuatu yang dapat ditunjukkan sebagai hasil karya
tertinggi waktu selesai pembelajaran.
b.
Menggunakan
buku – buku bacaan untuk kegiatan pembiasaan di sekolah.
Kegiatan
membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah contohnya membaca hening berkesinambungan ( Sustained Silent
Readin). Kegiatan ini
bisa dilakukn satu atau dua kali dalam satu minggu. Waktu yang bisa
dimanfaatkan misalnya setelah upacara bendera hari Senin atau setelah melakukan
kegiatan senam pagi di sekolah. Waktu yang dibutuhkan 10 – 15 menit.
Pelaksanaannya semua guru, kepala sekolah karyawan dan siswa melakukan kegiayan
membaca bersama. Kegiatan ini orang tua
siswa juga diminta untuk membangun
kegiatan membaca dirumah. Jadwal kegiatan, jenis-jenis kegiatan yang diminta.
Kegiatan
pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya piket mengelola perpustakaan
mini didalam kelas. Kegiatan ini meliputi pelayanan kepada teman yang pinjam
buku, pencatatan buku – buku administrasi perpustakaan, ketertiban menata buku
– buku dan bertanggungjawab terhadap masalah – masalah tentang pengelolaan
perpustakaan.
3.
Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa.
Membaca akan membosankan jika siswa
tidak diberi tantangan, membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca
siswa dapat menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu
perlu diciptakan kegiatan membaca yang merangsang tumbuhnya ide – ide
siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah tujuan pengadaan buku di dalam
kelas adalah untuk memberikan akses kepada siswa agar dapat membaca buku dengan mudah. Tentu saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga
sangat penting untuk selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah
di bahas sebelumnya.
Kegiatan
selanjutnya adalah melibatkan siswa untuk mengelola perpustakaan mini di dalam
kelas. Kegiatan ini melibuti, inventarisasi buku, catatan peminjaman dan jurnal
membaca harian. Yang tidak kalah penting adalah kegiatan piket kerja dalam
mengelola perpustakaan.
Untuk lebih
menguatkan budaya baca bagi siswa perlu kiranya melibatkan orang tua. Kegiatan tersebut bisa berupa menciptakan
budaya baca di rumah, mengadakan
bazar buku, pameran buku, lomba – lomba yang berkaitan dengan program membaca.
Hasil yang
dicapai dari penerapan Classroom Reading Program
Dari hasil Penerapan classroom
reading program yang pernah
dicobakan oleh penulis pada siswa
kelas VI SD Negeri I Kalibeber Semester
I Tahun 2011-2012, memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat membaca dan
hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan
formatif dan meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di
perpustakaan. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis terhadap minat membaca
juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, kegiatan
pertama dan kegiatan ke
dua masing – masing 25 %, 66,37%
dan 75,07%. Pada kegiatan ke dua secara klasikal penigkatan minat membaca
dan hasil belajar siswa tercapai.
Simpulan
Jika program membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah; a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran meningkat dan berkualitas ; b) Meningkatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa, c) dari perubahan lingkungan kelas adalah tersedianya sumber belajar yang berupa buku bacaan tersedia di kelas.
Simpulan
Jika program membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat yang dapat diperoleh adalah; a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran meningkat dan berkualitas ; b) Meningkatkan minat membaca dan kualitas hasil belajar siswa, c) dari perubahan lingkungan kelas adalah tersedianya sumber belajar yang berupa buku bacaan tersedia di kelas.
Saran – saran
- Penerapan Classroom Reading
Program diperlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mempelajari lebih detil tentang program ini.
- Classroom Reading Program hendaknya diterapkan melalui
integrasi dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pembiasaan di
sekolahi sampai benar – benar merubah kebiasaan membaca menjadi budaya
membaca.
- Guru hendaknya lebih sering
melatih siswa dengan kegiatan membaca kreatif atau membaca yang
menghasilkan penemuan meskipun hanya dalam bentuk yang sederhana,
sehingga diharapkan siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampila
DAFTAR PUSTAKA
Ambary,
0 komentar:
Post a Comment