BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tantangan
dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Suatu
proses pendemokrasian yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa
anak. Demokrasi belajar berisi pengakuan hak anak untuk melakukan tindakan
belajar sesuai dengan karakteristiknya. Salah satu prasyarat terwujudnya
masyarakat belajar yang demokrasi adalah dengan pengemasan pembelajaran yang beragam
dengan cara menggunakan strategi pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi belajar
yang sesuai.
Prakarsa
anak untuk belajar akan mati apabila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam
aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar. Lebih jauh lagi, anak akan
kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri. Anak sebagai peserta
didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subjek yang perlu dibela
dan ditegakkan melalui system dan model pendidikan.
Dari
uraian di atas, maka para pendidik (guru) perlu menyadari akan pentingnya
pemahaman terhadap hakikat teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat makalah tentang Teori Belajar
Kognitif dan Aplikasinya dalam Pembelajaran.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa
pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif?
2. Siapa
tokoh-tokoh teori kognitif?
3. Bagaimana
aplikasi teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran?
C.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Memahami
pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif.
2. Mengetahui
tokoh-tokoh teori kognitif.
3. Mengaplikasikan
teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran.
D.
MANFAAT
Manfaat
yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat
memahami pengertian belajar menurut pandangan teori kognitif.
2. Mengetahui
tokoh-tokoh teori kognitif.
3. Dapat
mengaplikasikan teori belajar kognitif dalam kegiatan pembelajaran.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
PENGERTIAN
BELAJAR MENURUT TEORI KOGNITIF
Pada
dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental
yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif
dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan
berbekas.
Prinsip
teori psikologi kognitif adalah bahwa setiap orang dalam bertingkah laku dan
mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat
perkembangan dan pemahaman atas dirinya sendiri. Seseorang memiliki
kepercayaan, ide-ide, dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya
sendiri.
Teori
belajar kognitif sangat erat hubungannya dengan teori psikologi kognitif. Aspek
kognitifnya mempersoalkan masalah bagaimana orang memperoleh pemahaman mengenai
diri sendiri dan lingkungannya, dan bagaimana mereka berhubungan dengan
lingkungan mereka dengan menggunakan kesadarannya, sedangkan aspek psikologisnya
secara bersamaan dan saling berhubungan secara timbal balik.
Dalam
hal belajar, aspek psikologis ini memandang bahwa proses belajar yang terjadi
pada seseorang tidak tampak dari luar dan sifatnya kompleks. Perilaku belajar
seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal), melainkan
dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana terjadinya proses informasi di dalam diri
seseorang (internal). (Udin, 2008:3.3)
Psikologi
kognitif lebih menekankan arti penting proses internal atau proses-proses
mental manusia daripada tampakan luarnya. Sehubungan dengan belajar, teori
kognitif memandang bahwa belajar merupakan proses internal yang tidak dapat
diamati secara langsung. Adapun perubahan tingkah laku yang tampak sesungguhnya
adalah refleksi dari perubahan interaksi persepsi dirinya terhadap sesuatu yang
diamati dan dipikirkan.
Teori
belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur
kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus
yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada
proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Yang
termasuk teori belajar kognitif adalah:
1.
Teori Belajar Pengolahan Informasi
Gambar
2.1: Peristiwa Pengolahan Informasi
Sumber:http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_8.htm
Gambar
tersebut menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi.
Garis putus-putus menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia
eksternal. Dalam model tersebut tampak bahwa stimulus fisik seperti cahaya,
panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh seseorang dan disimpan
secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan jangka pendek. Apabila
informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka
pendek dan sistem penampungan memori kerja. Apabila informasi di dalam kedua
penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke
dalam memori jangka panjang.
Kebanyakan,
peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak
pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena
seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di
dalam memori jangka panjang. Bisa juga
karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau
tergeser oleh informasi lain.
Ada
2 bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:
a.
Pelancaran proaktif :
Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi yang baru dipelajari
memiliki karakter yang sama.
b.
Pelancaran retroaktif :
Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang
telah dipelajari.
2.
Teori belajar Kontruktivisme
Teori belajar Kontruktivisme memandang
bahwa:
·
Belajar berarti
mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak.
·
Peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
·
Peserta didik sebagai
individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan
prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila
sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.
·
Peserta didik
mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
Teori
Kontruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
a.
Pengetahuan secara
fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam belajar aktif.
b.
Pengetahuan secara
simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi atas
kegiatannya sendiri.
c.
Pengetahuan secara
sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya kepada
orang lain.
d.
Pengetahuan secara
teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba menjelaskan obyek yang
tidak benar-benar dipahaminya.
Teori
kognitif dikembangkan terutama untuk membantu guru memahami muridnya. Ternyata,
hal ini juga dapat membantu guru memahami dirinya sendiri. Menurut teori
kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang dalam memperoleh
pemahaman baru atau struktur kognitif dan mengubah hal-hal yang lama.
Teori
belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar
secara ilmiah. Hasilnya berupa prosedur-prosedur yang dapat diterapkan pada
situasi kelas untuk mendapatkan hasil yang sangat produktif. Teori ini
dikembangkan berdasarkan tujuan yang melatarbelakangi perilaku, cita-cita,
cara-cara, dan bagaimana seseorang memahami diri dan lingkungannya dalam usaha
untuk mencapai tujuan dirinya. Setiap pengertian yang diperoleh dari memahami
diri sendiri dan lingkungannya disebut insight.
Menurut
teori kognitif, insight adalah
pemahaman dasar yang dapat diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau
hampir sama. Insight adalah pemahaman
seseorang terhadap suatu situasi secara mendalam. Pemahaman seseorang tidak
sama dengan kesadaran atau kemampuannya untuk menjelaskan pemahaman tersebut
secara verbal. Jadi, insight merupakan
inti pemahaman.
Pemahaman
seseorang secara kolektif merupakan struktur kognitif dari aspek ruang
kehidupannya. Struktur kognitif adalah persepsi dari aspek psikologi, fisik,
dan kehidupan sosial seseorang. Bila dikaitkan dengan siswa yang belajar maka
struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
belajar di masa lalu dan proses belajar pada dasarnya suatu upaya untuk
mengaitkan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif baru yang lebih lengkap.
B.
TOKOH-TOKOH
TEORI KOGNITIF
1.
JEROME
S. BRUNER
Jerome
S. Bruner adalah seorang ahli psikologi kognitif (1915-) yang memberi dorongan
agar pendidikan memberi perhatian pada pentingnya perkembangan berpikir.
Bruner
tidak mengembangkan teori belajar yang sistematis. Dasar pemikiran teorinya
memandang bahwa manusia adalah sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta
informasi. Oleh karena itu, yang terpenting dalam belajar adalah cara-cara
bagaimana seseorang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi
yang diterimanya secara aktif. Sehubungan dengan itu, Bruner sangat memberi
perhatian pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterima
itu untuk mencapai pemahaman dan membentuk kemampuan berpikir pada siswa.
Menurut
Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri
seseorang. Ada tiga proses yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang
diterima, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Belajar
penemuan (discovery learning) adalah
salah satu model pembelajaran/belajar kognitif yang dikembangkan oleh Bruner
(1966). Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar
penemuan. Oleh karena itu, agar belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur
informasi yang kuat maka peserta didik harus aktif mengidentifikasi
prinsip-prinsip kunci yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima
penjelasan dari guru saja.
2.
DAVID
AUSUBEL
David
Ausubel banyak mencurahkan perhatiannya pada pentingnya mengembangkan potensi
kognitif siswa melalui proses belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar verbal yang dikenal dengan expository learning. Belajar bermakna
adalah belajar yang disertai dengan pengertian. Belajar bermakna akan terjadi
apabila informasi yang baru diterima oleh peserta didik mempunyai kaitan erat
dengan konsep yang sudah ada/diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur
kognitifnya.
Dalam
menerapkan teori Ausubel, guru dianjurkan untuk mengetahui terlebih dahulu
kondisi awal siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa ada satu factor yang
sangat mempengaruhi belajar, yaitu pengetahuan yang telah diterima siswa
sebelumnya. Dalam perkembangannya, belajar bermakna dapat diterapkan melalui
berbagai cara pengajaran, misalnya pengajaran dengan menggunakan peta konsep.
3.
JEAN
PIAGET
Piaget (1929, antara lain) menulis pada paruh pertama abad ke-20. Ia
berkonsentrasi pada studi mendalam dengan sampel kecil dari anak-anak, termasuk
putrinya sendiri. Ini
adalah kekuatan sekaligus kelemahan. Karya sangat mendalam, tetapi kelemahannya terletak pada kenyataan studi kasus dan sampel kecil yang
tidak dapat digeneralisasi. Baginya, belajar terkait dengan tahap perkembangan
kognitif anak-anak, dan semakin dekat konten yang harus dipelajari sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif yang lebih baik.
Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Tahap
|
Umur
|
Ciri Pokok
Perkembangan
|
Sensorimotorik
|
0-2
Tahun
|
o
bayi belajar untuk membedakan antara diri dan benda-benda di dunia luar
|
Praoperasi
|
2-4
Tahun
|
o seorang
anak
egosentris tapi mengklasifikasikan objek dengan ciri utama
|
Intuitive
|
4-7
Tahun
|
o
seorang anak berpikir dengan cara mengklasifikasikan
tetapi mungkin tidak menyadari klasifikasi tersebut
|
Operasi
Konkret
|
7-11
Tahun
|
o
seorang anak dapat menggunakan operasi logika seperti reversibilitas klasifikasi dan serialisasi
|
Operasi
Formal
|
11-15
Tahun
|
o
langkah percobaan terhadap konseptualisasi
abstrak terjadi
|
Berdasarkan tabel diatas, perkembangan kognitif
(kecerdasan) anak dibagi menjadi lima tahap, yaitu tahap sensorimotorik,
praoperasi, intuitive, operasi konkret dan operasi formal. Tahapan ini
hendaknya tidak dipandang sebagai hal statis. Setiap harinya perkembangan
mental anak mengalami kemajuan sesuai dengan kemampuannya untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Kematangan dan pengalaman yang cukup memungkinkan anak
dapat mengembangkan struktur mentalnya untuk menghadapi berbagai situasi dengan
cara yang lebih baik.
Dengan memahami tahap-tahap perkembangan intelektual
anak beserta karakteristiknya, diharapkan guru atau orang tua dapat membantu
peserta didik atau anaknya untuk memprediksi apa yang dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan perkembangan intelektual anak.
4. ROBERT
GAGNE
Robert Gagne (1977) adalah seorang ahli psikologi
pendidikan yang telah memperkenalkan berbagai pandangan tentang belajar, salah
satunya adalah pembelajaran yang didasarkan pada model pemrosesan informasi.
Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah proses belajar terjadi
melalui proses penemuan (discovery)
atau proses penerimaan (reception)
sebagaimana yang dikenalkan oleh Bruner dan Ausubel, menurutnya yang terpenting
adalah kualitas penetapan (daya simpan) dan kegunaan belajar.
Gagne menemukan bahwa ada lima ragam belajar yang
terjadi pada manusia, yaitu:
a.
Informasi
verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label atau
nama-nama, fakta dan bidang pengetahuan yang sudah disusun.
b.
Keterampilan
intelek adalah kapabilitas yang berupa keterampilan yang membuat seseorang
mampu dan berguna di masyarakat.
c.
Keterampilan
gerak adalah kapabilitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmani, termasuk
keterampilan yang bersifat sederhana.
d.
Sikap
adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tindakan mana yang perlu diambil.
e.
Siasat
kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana peserta didik mengelola
belajarnya, seperti mengingat atau berpikir dalam rangka mengendalikan sesuatu
untuk mengatur suatu tindakan.
Kelima ragam belajar tersebut diperoleh
dengan cara yang berlainan, yaitu masing-masing memerlukan keterampilan
prasyarat yang berbeda dan perangkat langkah proses kognitif yang berbeda pula
yang disebut kondisi belajar internal.
C.
APLIKASI
TEORI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN
Peristiwa
pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru
dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri
siswa. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran berbeda-beda
tergantung kepada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai sebagai hasil
belajar.
Ada
Sembilan tahap pengolahan (proses) kognitif yang terjadi dalam belajar yang
dikenal sebagai “fase-fase belajar”, yaitu:
1. Membangkitkan perhatian.
Kegiatan paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian peserta didik
agar mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran.
2. Memberitahukan tujuan
pembelajaran. Agar peserta didik mempunyai
pengharapan dan tujuan selama belajar maka kepada peserta didik perlu
dijelaskan tujuan apa saja yang akan dicapai selama pembelajaran.
3. Merangsang ingatan pada
materi prasyarat. Bila peserta didik telah memiliki
perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajaran, guru perlu mengingatkan
pada materi yang telah dikuasai sehubungan materi yang akan diajarkan.
4. Menyajikan bahan
perangsang. Menyajikan bahan kepada peserta didik
berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci.
5. Memberi bimbingan
belajar. Bimbingan belajar diberikan dengan
tujuan untuk membantu peserta didik agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau
kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran.
6. Menampilkan unjuk kerja.
Mintalah peserta didik untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan
yang dapat diamati oleh guru.
7. Memberikan umpan balik.
Umpan balik diberikan secara informatif dengan cara memberikan keterangan
tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa.
8. Menilai unjuk kerja.
Bertujuan untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
9. Meningkatkan retensi.
Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar peserta didik
dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
Berikut
adalah contoh pembelajaran dengan mengaplikasikan teori belajar kognitif mulai
dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan penilaian hasil
belajar.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
Nama Sekolah :
SD Negeri Malabar 04, Kec. Wanareja, Kab. Cilacap
Kelas :
IV (Empat)
Semester :
I (satu)
Tema : Indahnya Kebersamaan
I. Kompetensi
Inti
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
II. Kompetensi Dasar
2.1.
PPKn
Menghargai
kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa (pakaian tradisional,
bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
2.2. Bahasa Indonesia
Mendengarkan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik untuk berdoa (sesuai agama yang
dianutnya) di sekolah dan di rumah.
2.3. Matematika
Menaksir
jumlah uang untuk berbelanja atau jumlah dan jenis benda yang diperlukan untuk
suatu kegiatan amal sehingga sesuai kebutuhan
(k2)
2.4. Seni Budaya dan Prakarya
Mengagumi
ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai
anugrah tuhan (KI 1)
2.5. PENJASORKES
Menghargai
tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai
III.
Indikator
3.1. PPKn
3.1.1.
Memberikan contoh
keberagaman di lingkungannya dengan rasa percaya diri
3.1.2.
Mengagumi keragaman suku,
etnis, dan bahasa sebagai keunggulan di wilayah negara Indonesia
3.2.
Bahasa Indonesia
3.2.1. Bersikap
tertib (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
3.2.2. Mengambil
sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri
3.2.3. Melafalkan
kata-kata teks doa dengan jelas
3.2.4. Melafalkan
kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
3.2.5. Menyapa
dengan kata atau kalimat sapaan yang sesuai
3.2.6. Menyapa
dan mengucapkan selamat dengat kalimat yang sesuai
3.2.7. Menyapa
dan menyampaikan ucapan terima kasih dengan kalimat yang sesuai
3.2.8. Menyapa
dan menyampaikn permohonan maaf dengan kalimat yang sesuai
3.3.
Matematika
3.3.1.
Menyebutkan
besarnya uang saku yang diterima stiap hari atau minggu
3.3.2.
Menyebutkan sumber
perolehan uang saku
3.3.3.
Menghitung besarnya
penggunaan uang saku untuk konsumsi, uang tabungan, dan sosial
3.3.4.
Membandingkan nilai
uang yang berbeda
3.3.5.
Menyelesaikan
operasi hitung yang melibatkan uang
3.3.6.
Menentukan hasil
operasi hitung melalui transaksi jual beli yang melibatkan uang
3.4.
Seni Budaya dan Prakarya
3.4.1. Menjelaskan
keunikan karya seni dan karya kreatif
berbagai daerah
3.4.2. Memuji
karya seni dan karya kreatif teman
3.4.3. Merawat
karya seni dan karya kreatif yang ada di
sekolah
3.4.4. Menunjukkan
kebanggaan terhadap karya sendiri
3.4.5.
3.5.
PENJASORKES
3.5.1. Melakukan
aktivitas fisik secara teratur
3.5.2. Menerapkan
perilaku hidup sehat di sekolah
3.5.3. Memperagakan
kombinasi gerak dasar jalan
3.5.4. Memperagakan
kombinasi gerak dasar lari
IV.
Tujuan Pembelajaran
4.1.
PPKn
4.1.1.
Dapat memberikan contoh
keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya
4.2.
Bahasa Indonesia
4.2.1.
Dapat bersikap tertib dalam
mendengarkan do’a
4.2.2.
Dapat melafalkan kata-kata
teks do’a dengan jelas
4.2.3.
Dapat menyapa dengan kata
atau kalimat sapaan yang sesuai (mengucapkan selamat, ucapan terima kasih dan
permohonan maaf)
4.3.
Matematika
4.3.1.
Dapat menyebutkan jumlah
besarnya uang untuk berbelanja uang untuk berbelanja benda yang diperlukan
4.3.2.
Dapat menyelesaikan operasi
hitung yang melibatkan uang
4.4.
Seni Budaya dan Prakarya
4.4.1.
Dapat menjelaskan keunikan
karya seni dan karya kreatif berbagai daerah
4.4.2.
Dapat merawat karya seni dan
karya kreatif yang ada di sekolah
4.5.
Penjas orkes
4.5.1.
Dapat melakukan aktifitas
fisik secara teratur
4.5.2.
Menerapkan perilaku hidup
sehat di sekolah
V.
Metode Pembelajaran
5.1.
PPKn
5.1.1.
Menghargai kebhinekatunggalikaan
dan keragaman agama, bahasa, budaya dan suku yang ada di lingkungannya
5.2.
Bahasa Indonesia
5.2.1.
Mendengarkan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan agama yang dianut
5.2.2.
Mengucapkan do’a dengan
bahasa yang baik sesuai dengan agama yang anutnya.
5.2.3.
menyapa dan menyampaikan
ucapan selamat, ucapan terima kasih atau
permohonan maaf sesuai dengan konteksnya
5.3.
Matematika
5.3.1.
Menyelesaikan operasi hitung
yang melibatkan uang
5.4.
Seni Budaya dan Prakarya
5.4.1.
Cirri-ciri khas keindahan
karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan.
5.5.
Penjas orkes
5.5.1.
Perilaku hidup sehat
5.5.2.
Variasi dan kombinasi gerak
dasar untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan dan lari.
VI.
Metode Pembelajaran
6.1.
PPKn
§ Ceramah
§ Tanya jawab
§ Demontrasi
§ Penugasan
6.2.
Bahasa Indonesia
§ Ceramah
§ Tanya jawab
§ Diskusi
§ Penugasan
6.3.
Matematika
§ Demontrasi
§ Tanya jawab
§ Diskusi
§ Penugasan
6.4.
Seni Budaya dan Prakarya
§ Ceramah
§ Tanya jawab
§ Penugasan
6.5.
Penjas orkes
§ Ceramah
§ Demontrasi
§ Tanya jawab
§ Penugasan
VII.
Alokasi Waktu
7.1.
PPKn
6 x 35 menit
7.2.
Bahasa Indonesia
10 x 35 menit
7.3.
Matematika
6 x 35 menit
7.4.
Seni Budaya dan Prakarya
6 x 35 menit
7.5.
Penjas orkes
4 x 35 menit
VIII. Langkah-Langkah
Pembelajaran
& PPKn
A.
Kegiatan Awal
§
Mengkondisikan
kelas pada situasi belajar
§
Tanya jawab tentang
keragaman beragama, bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungan
§
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
§
Memotivasi dan
mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
B.1.
Ekplorasi
F Peserta didik mencari informasi tentang keragaman beragam
bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungannya.
F Untuk mengetahui peserta didik, guru memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan keragaman beragam bahasa, budaya dan suku yang
ada dilingkungannya.
F Guru memfasilitasi peserta didik untuk memecahkan
berbagai masalah dan memberikan informasi agar bereksplorasi lebih jauh tentang
keragaman beragama bahasa, budaya dan suku yang ada dilingkungannya.
B.2.
Elaborasi
F Peserta didik membaca dan menyimak keragaman beragama
F Peserta didik mencatat hal-hal penting tentang materi
F Guru menyebutkan keragaman beragama yang ada
dilingkungannya
F Peserta didik memahami arti keragaman beragama
F Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang belum jelas
F Membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan jawaban
secara menyeluruh
F Guru menugaskan seorang peserta didik mempraktekan
tentang keragaman beragama yang ada dilingkungannya
B.3.
Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik
atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan
guru, peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran
F Guru memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman
bermakna tentang keragaman beragama
F Guru memovasi peserta didik yang kurang atau belum
berpartisifasi aktif
C.
Kegiatan penutup
§
Guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§
Guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§
Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran
§
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
& Bahasa Indonesia
A.
Kegiatan Awal
§
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
§
Memotivasi dan
mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
B.1.
Ekplorasi
F Peserta didik memberi contoh melafalkan do’a
F Untuk mengetahui pengetahuan peserta didik, guru
memberikan contoh cara berdo’a yang baik
F Guru memberi informasi cara mengucapkan selamat,
terimakasih atau permohonan maaf
B.2.
Elaborasi
F Peserta didik mendengarkan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik.
F Peserta didik dapat melafalkan doa.
F Guru memberikan kata-kata pujian kedapa peserta didik
atas keaktifannya dalam proses pembelajaran.
B.3.
Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik
atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksikan
kegiatan pembelajaran
C.
Kegiatan penutup
§
Guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§
Guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§
Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran
§
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
& Matematika
A.
Kegiatan Awal
§
Mengkondisikan
kelas pada situasi belajar
§
Tanya jawab tentang
uang
§
Menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan
§
Memotivasi dan
mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
B.1.
Ekplorasi
F Peserta didik dapat menyebutkan jumlah besarnya uang
untuk berbelanja
F Guru memberi contoh cara menyelesaikan operasi hitung
yang melibatkan uang
B.2.
Elaborasi
F Peserta didik mengamati beberapa contoh nilai uang
F Peserta didik menyebutkan jumlah besarnya uang untuk
berbelanja
F Peserta didik memahami cara penggunaan uang
F Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang uang
F Guru membahas pertanyaan tersebut secara umum dengan
jawaban menyeluruh
F Peserta didik menyelesaikan operasi hitung yang
melibatkan uang
B.3.
Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik
atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Dengan bimbingan guru, peserta didik merefleksikan
kegiatan pembelajaran
F Guru memfasilitasi peserta didik memperoleh pengalaman
tentang uang
F Guru memotifasi peserta didik yang kurang atau yang belum
aktif.
C.
Kegiatan penutup
§
Guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§
Guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§
Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran
§
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
& Seni Budaya dan Prakaya
A.
Kegiatan Awal
§
Mengkondisikan
kelas pada situasi belajar
§
Tanya jawab tentang
karya seni dan karya kreatif
§
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
§
Memotivasi dan
mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
B.1.
Ekplorasi
F Peserta didik dapat menjelaskan keunikan karya seni dan
karya kreatif berbagai daerah
F Guru memberi contoh cara membuat karya seni
B.2.
Elaborasi
F Peserta didik mengamati beberapa contoh karya seni dan
kreatif dari berbagai daerah
F Guru memberikan contoh cara membuat karya seni
B.3.
Konfirmasi
F Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik
atas keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Guru memotifasi peserta didik yang kurang atau yang belum
aktif.
C.
Kegiatan penutup
§
Guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran
§
Guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal-soal
§
Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran
§
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
& Penjasorkes
A.
Kegiatan Awal
§
Mengkondisikan
kelas pada situasi belajar
§
Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
B.
Kegiatan Inti
B.1.
Ekplorasi
F Peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik
F Guru menerapkan perilaku hidup sehat
B.2.
Elaborasi
F Peserta didik melakukan aktifitas fisik secara teratur
F Guru menerapkan perilaku hidup sehat di sekolah
B.3.
Konfirmasi
F Guru memberikan pujian kepada peserta didik atas
keaktifannya dalam proses pembelajaran
F Guru memotivasi peserta didik yang kurang atau yang belum
aktif.
C.
Kegiatan penutup
§
Guru memberikan
pengarahan kepada peserta didik cara melakukan aktivitas fisik
§
Guru memotivasi
peserta didik untuk hidup sehat.
§
Guru mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
IX.
Alat dan sumber belajar
& PPkn
Alat
§ Macam-macam gambar tempat ibadah
§ Macam-macam gambar rumah adat
§ Macam-macam gambar baju adat/pakaian adat
§ Macam-macam gambar senjata adat
Sumber
§ Buku sumber yang relevan
& Bahasa Indonesia
Alat
§ Buku-buku do’a yang relevan
§ Macam-macam slogan kalimat sapa
Sumber
§ Buku sumber yang relevan
& Matematika
Alat
§ Macam-macam uang
Sumber
§ Buku sumber yang relevan
& Seni Budaya dan Prakarya
Alat
§ Menunjukkan contoh hasil karya seni/karya kreatif berbagai daerah
Sumber
§ Buku sumber yang relevan
& Penjasorkes
Alat
§ Alat-alat kebersihan
Sumber
§ Buku sumber yang relevan
X.
Evaluasi/penilaian
& PPkn
Soal
1.
Sebutkan lima agama yang ada
di Indonesia!
2.
Apa nama tempat ibadah agama
Islam?
3.
Sebutkan tiga suku daerah
yang ada di Indonesia!
4.
Sebutkan dua macam kesenian
yang ada di Jawa Barat!
5.
Apa nama bahasa yang umumnya
dipakai di daerahmu!
& Bahasa Indonesia
Soal
1.
Buat kalimat yang sesuai
dengan gambar di bawah ini!
2.
Buatlah kalimat ucapan terimakasih yang sesuai dengan gambar di
bawah!
3.
Buat kalimat permohonan maaf
yang sesuai dengan gambar di bawah ini!
& Matematika
Soal
1.
Berapa jumlah nilai uang
yang ada pada gambar!
……………… ……………….. ………………….
2.
Berapa jumlah harga barang
yang ada pada gambar!
Rp. 4000,00
|
Rp. 10.000,00
|
Rp. 50.000,00
|
3.
Tentukan uang kembalian dari
soal berikut!
no
|
Nama barang
|
dibayar
|
Dikembalian
|
1
|
|
1 lembar sepuluh ribu
dan satu lembar lima ribu
|
|
& Seni Budaya dan Prakarya
Soal
1.
Apa yang dimaksud dengan
karya kerajinan?
2.
Di daerah mana kerajinan
bambu banyak dibuat?
3.
Apa jenis kerajinan yang ada
di daerahmu?
4.
Apa keunikan kerajinan yang
ada di daerahmu? Jelaskan!
5.
Terbuat dari apa kerajinan
gerabah?
& Penjasorkes
1.
Apa yang harus kita lakukan
agar badan kita selalu sehat?
2.
Berikan salah satu contoh
perilaku hidup sehat di sekolah?
3.
Sebutkan kombinasi gerak
dasar lari!
4.
Sebutkan kombinasi gerak
dasar jalan!
Mengetahui,
Kepala SDN Malabar 04
Tukino, A.Ma.Pd.
NIP. 195804171983041002
|
Wanareja, Juli 2013
Guru kelas,
Desi Susilawati
NIP. 198405072010012032
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teori belajar kognitif memandang belajar
sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk
dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar
pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses
pengolahan informasi.
Tokoh-tokoh teori belajar kognitif
diantaranya:
1. Jerome
S. Bruner
2. David
Ausubel
3. Jean
Piaget
4. Robert
Gagne
Teori belajar kognitif cukup banyak
mempengaruhi bidang pendidikan terutama perkembangan pengetahuan peserta didik
serta bagaimana guru membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena
pengetahuan diperoleh dan dibentuk oleh peserta didik sendiri dalam berhadapan
dengan pengalaman fisis, matematis, logis, maka kegiatan seorang peserta didik
menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran.
B.
SARAN
Pendidik
perlu mengerti tahap perkembangan kognitif peserta didik. Tugas pendidik
terutama adalah membantu dan menciptakan suasana agar proses pembentukkan
pengetahuan berjalan lancar. Kurikulum, penyusunan bahan ajar dan metode perlu
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik agar lebih
efektif. Pendidik perlu menciptakan suasana yang menantang peserta didik untuk
berpikir, merumuskan pikirannya, serta mengekspresikan apa yang peserta didik
ketahui.
DAFTAR
PUSTAKA
Purnama,
A.M.C. 2013. Teori Belajar Kognitif,
(Online), http://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-kognitif.html,
diakses 9 Januari 2014.
Rifai,
dkk. 2009. Psikologi Pendidikan,
(Online), http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_8.htm,
diakses 7 Januari 2014.
Suparno.
P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean
Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Winataputra,
U. S, dkk. 2008. Teori belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
0 komentar:
Post a Comment